"Kau. Bagaimana bisa..." tanya Boo Kwi Ho. Kemunculan Tae Hee menjawab pertanyaannya. Suk Bong berjalan mendekati pria itu. Suk Bong mengeluarkan kalungnya dan memperlihatkan kalung itu padanya.
Tiba-tiba saja pria itu menjadi histeris dan jatuh dari kursinya dengan menjerit ketakutan. Direktur Boo panik dan berusaha menolong pria itu.
"Paman..." Tae Hee ikut panik.
(Wah jangan2 bapak tua ini???)
"Tolong beritahu aku sebenarnya apa yang terjadi?" pinta Suk Bong.
Ia bahkan bersumpah akan disambar petir jika berbohong bahwa kalung itu ia dapat dari ayahnya bukan hasil curian. Direktur Boo mencelanya. Tapi kemudian ia memberitahu bahwa pria tadilah pemilik dari kalung dan anting-anting mereka. Pria itu juga adalah teman sekaligus kakak ipar dari Boo Kwi Ho.
Tae Hee memandangi wajah pamannya yang sedang tertidur dengan prihatin. Ia mengambil buku gambar pamannya dan memandangi sketsa itu. Suk Bong masuk. Tae Hee menyingkir keluar dan menemui ayahnya.
"Ayah mencuri anting itu dari paman dan memberikannya pada ibu?" seru Tae Hee keras. Ayahnya memperingatkan agar mengecilkan volume suaranya. Ia memberi alasan jika tak mencuri anting-anting itu ia bisa bercerai dari istrinya. Kemudian ia bercerita.
Flash back.
Boo Kwi Ho muda sedang menemani istrinya (Mirip Tae Hee cuma pake tahi lalat. kelakuannya juga sama) menengok kakaknya yang sedang sakit. Ia menangis meratapi kakaknya yang dirawat di rumah sakit jiwa dan tak mau berhenti menggambar (lambang di kalung Suk Bong). Kemudian ia mengingatkan suaminya bahwa hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan mereka. Boo Kwi yang benar-benar lupa pura-pura ingat dan bilang sudah menyiapkan kado untuknya. Ketika istrinya pergi duluan. Ia kebingungan dan tiba-tiba matanya menangkap sebuah kotak di atas meja. Diam-diam ia mengambilnya.
Tae Hee menanyakan mengenai kalung itu. Direktur Boo sebenarnya tak tahu apa isi dari kotak itu. Tapi ia ingat sebelum jatuh sakit iparnya itu pernah memberitahu bahwa kotak itu berisi sebuah kalung dan anting-anting yang unik dan hanya ada satu di dunia.
Bahkan seharusnya cincinnya juga ada. Tae Hee mulai menyimpulkan bahwa pamannya telah memberikan kalung itu pada ibu Suk Bong.
"Jika begitu Suk Bong galak dan aku sepupu?" tanya Tae Hee.
"Kita akan tahu setelah melakukan tes DNA." ucap Boo Kwi Ho.
Suk Bong memandangi wajah pria itu. Kemungkinan besar pria itu adalah ayahnya. Ucapan Boo Kwi Ho terngiang lagi di kupingnya. Dia menjadi seperti itu setelah mengalami kecelakaan dari perjalanan bisnis. Suk bong meraih tangan pria itu dan terus memandangi wajahnya.
Di kamar Shin Mi tengah memutar kotak musik pemberian Woon Suk. Sepertinya ia sedang rindu pada ibunya. Dulu saat Woon Suk memberi kotak musik itu Shin Mi boleh memainkannya jika ia merindukan ibunya. Ayah Shin Mi masuk ke kamarnya. Buru-buru Shin Mi mematiakan kotak musik itu. Ayahnya hanya mengatakan ia juga baru saja ke makmn ibunya.
Suk Bong tertidur di mobil Tae Hee. Padahal mereka sudah sampai mengantarnya ke depan rumah. Sekretaris Yoon tak tega membangunkan. Mereka turun dari mobil dan menunggu Suk Bong terbangun sendiri. Shin Mi juga berada disana dengan mobilnya.
Ia kaget saat melihat Tae Hee.
Suk Bong terbangun karena Tae Hee dan Sekretaris Yoon berbicara dengan suara keras. Ia keluar dari mobil. Shin Mi makin kaget melihat itu.
Suk Bong mengucapkan terima kasih dan mempersilahkan Tae Hee pulang.
Setelah mobil Tae Hee pergi Shin Mi memanggil dan menghampiri Suk Bong. Ia masih saja menanyai Suk Bong mengenai wartawati Bang Soon Ji. Tapi Suk Bong sedang malas berbicara dengannya. Ia pergi meninggalkan Shin Mi yang langsung memasang wajah kesal.
Woon Suk tengah membahas tambang logam mulia Frontier yang sedang bermasalah. Anak buahnya menyarankan Woon Suk segera melakukan merger dengan Oh Sung ataupun Boo Ho untuk menyelamatkan perusahaan.
Woon Suk memilih Oh Sung dengan menemui Presdir Lee di rumahnya. Woon Suk berbincang-bincang dengan Presdir dan Shin Mi. Presdi Lee berniat menjodohkan Shin Mi dengan Woon Suk. Shin Mi terlihat menolak perjodohan itu.
Suk Bong datang ke rumah sakit jiwa. Ia ingin menemui pria yang kemarin. Tapi di pintu kamar tertulis papan peringatan tak menerima kunjungan. Suk Bong menerima telepon dari Tae Hee. Ia diminta datang ke kantornya. Tae Hee meminta rambut Suk Bong untuk melakukan tes DNA.
Setelah memberikan rambutnya Suk Bong hendak pergi, tapi ditahan oleh Tae Hee.
"Kau harus ikut aku ke suatu tempat."
Shin Mi kesal saat So Jung memberitahu Suk Bong mengambil libur. Shin Mi menduga pasti Suk Bong tengah bersama Boo Tae Hee. So Jung kaget dan tak percaya Suk Bong berpacaran dengan Tae Hee. Melihat reaksi Shin Mi yang terlihat kesal So Jung menyangkanya cemburu. Shin Mi mengelak dan mengusir So Jung keluar.
Shin Mi datang ke rumah Woon Suk. Ia menunggu Woon Suk di ruang tamu. Tanpa sengaja ia melihat sebuah berkas tergeletak di meja. Itu berkas yang diberikan Choo Young Dal mengenai laporan logam mulia.
Woon Suk datang dan meminta Shin Mi menemaninya ke suatu tempat.
Woon Suk membawa Shin Mi ke sebuah butik. Shin Mi terlihat tak senang. Woon Suk tengah mencoba sebuah jas berwarna hitam. Shin Mi menggerutu dan kaget saat melihat harga jas di butik itu. Harganya sangat mahal apalagi untuk ukuran orang pelit kayak Shin Mi.
Ia langsung menarik Woon Suk pergi. Saat mereka hendak turun tangga. Secara kebetulan Tae Hee juga tengah memaksa Suk Bong masuk. Mereka berempat sama-sama kaget. Tae Hee yang terlihat paling kesal saat melihat Shin Mi datang bersama Won Suk. Tae Hee cemburu berat. Tapi ia segera memanfaatkan situasi saat Shin Mi terlihat sinis melihat dirinya datang bersama Suk Bong. Tae Hee langsung memeluk lengan Suk Bong dan membuat Shin Mi cemburu. Tae Hee memuji Suk Bong dan bersikap mesra padanya. Ia mengambil sebuah jas dan menyuruh Suk Bong memakainya lalu tiba-tiba mencubit pipi Suk Bong gemas. Shin Mi terlihat makin kesal. Lalu cepat-cepat mengajak Woon Suk pergi.
Woon Suk mulai menyadari kalau Shin Mi cemburu. Ia sampai mengingatkan Shin Mi memakai sabuk pengaman. Shin Mi langsung kehilangan mood dan meminta diantar ke kantornya.
Tae Hee membelikan Suk Bong beberapa jas. Ia mendadani Suk Bong dengan barang-barang bermerek agar Shin Mi jatuh cinta pada Suk Bong. Suk Bong terlihat muak.
Malam hari Suk Bong pulang. Keluarga Park sedang berkumpul diluar kamarnya bersama Byung Do dan anaknya. Suk Bong sedang malas bergabung dengan mereka dan meminta izin masuk ke kamarnya. Saat Suk Bong melangkah menuju kamarnya, tiba-tiba kakinya di jegal oleh Byung Do. Akibatnya ia tersandung dan menabrak tiang kayu. Kang Sook menariknya duduk.
Kemudian Sekretaris Yoon datang dan memberitahu Suk Bong bahwa Tae Hee ingin bertemu. Di luar Tae Hee menunggunya dengan sebuah mobil. Tae Hee memperlihatkan mobil da mengatakan mobil itu milik Suk Bong sekarang. Jika ingin mendekati putri Oh Sung wajib mempunyai kendaraan sendiri. Suk Bong menolak dan malah terlihat kesal pada Tae Hee.
Suk Bong minum kopi di Kafe Ainas. Ia memandangi lukisan malaikat Shin Mi yang dibuatnya. Putra Byung Do tiba-tiba mendatanginya.
Ia menebak bahwa Suk Bong datang kesana untuk melihat lukisan itu. Ia merasa lukisan itu berasal dari objek yang nyata.
"Iya, tapi orang itu tak tahu bahwa itu adalah gambarnya."
Shin Mi tidur dengan gelisah. Bayangan saat Tae Hee mencubit pipi Suk Bong terus ada di pikirannya dan itu sangat menggangunya.
Tae Hee menemui Woon Suk. Ia mengatakan bahwa Shin Mi pasti cemburu saat melihat dirinya bersama Suk Bong. Ia menyuruh Woon Suk menyerah pada Shin Mi dan datang kepadanya. Tae Hee juga memperlihatkan kunci mobil yang tadinya untuk Suk Bong.
"Kau tahu aku bahkan rela memberikan mobil yang harganya lebih mahal daripada yang kau pakai!" ucapnya. Demi mendapatkan hati Woon Suk, Tae Hee rela melakukan apapun.
Suk Bong menghadap Boo Kwi Ho. Direktur Boo menyerahkan surat hasil DNA padanya. Suk Bong membuka surat itu dan ia harus kembali kecewa karena surat itu menunjukkan hasil negatif.
"Sudah pasti bukan Jeong Tae yang memberikan kalung itu pada ibumu." ucap Boo Kwi Ho. Jeong Tae, pria yang dirumah sakit itu. Suk Bong pamit pergi ketika bersamaan Choo Young Dal masuk.
Choo Young Dal menanyai kedatangan Suk Bong disana. Boo Kwi Ho memberi tahu bahwa hasil tes DNA Suk Bong dan Jeong Tae negatif. Boo Kwi Ho mengira kalung yang dipakai Suk Bong milik kakak iparnya, tapi tes DNA membuktikan bahwa dugaannya salah. Choo Young Dal yang dari dulu sudah menyelidiki hal ini memberitahu bahwa kalung itu milik Chul Min. Diketahui bahwa Chul Min, Jeong Tae dan Lee Jeong Hoon dulu sempat bekerja sama mengembangkan proyek logam mulia dan membuat perhiasan dari logam itu sebagai simbolis.
"Maksudmu orang itu....?" tanya Boo Kwi Ho kaget.
Shin Mi masuk kerja dan menghampiri Suk Bong di meja kerjanya. Ia menegur Suk Bong yang tak masuk kerja selama 2 hari. Lalu ia menyuruh Suk Bong mempersiapakan bahan rapat.
Rapat akan di mulai.
Lee Jeong Hoon sebagai Presiden Direktur datang menghadiri rapat itu. Suk Bong masuk membawa lembaran kertas untuk bahan rapat. Kemudian ia terlihat sibuk membagi-bagikan lembaran kertas itu.
Manager Mun Dae Myung kembali mempresentasikan idenya mengenai peluncuran produk baru Smart, Premium Card. Presdir menyambut baik hal itu dan mengakhiri rapat dengan meminta mereka semua bekerjasama dalam peluncuran kartu itu.
Salah seorang peserta rapat mengatakan sepertinya rapat belum berakhir. Semua secara bersamaan memeriksa lembar terakhir lembaran kertas itu. Ternyata Suk Bong menyelipkan tambahan lembaran di belakang kertas itu. Shin Mi langsung memelototi Suk Bong yang duduk di meja belakang.
Mun Dae Myung bersikap fair dengan memberi kesempatan Suk Bong untuk menjelaskan idenya. Suk Bong maju dan mengenalkan diri. Presdir terlihat tak menyukainya.
Suk Bong mulai persentasi.
Ia menjelaskan produk kartu yang digagasnya. Ia menargetkan sasarannya pada anak-anak muda yang siap kerja dengan memberikan potongan diskon buku atau membantu biaya ujian. Mun Dae Myung terlihat melecehkannya. Keuntungan apa yang bisa diambil dari konsumen yang bahkan sama sekali tak mempunyai pekerjaan. Suk Bong tanpa ragu bilang hal ini bisa dijadikan investasi jangka panjang untuk perusahaan ketika mereka mulai memasuki dunia kerja. Peserta rapat menilai ide Suk Bong menarik. Dan tak ada salahnya melakukan investasi dengan cara itu.
Ide Suk Bong juga diterima. Shin Mi memulai membentuk tim untuk mempersiapkan peluncuran 2 kartu kredit baru Smart. Staf-nya meminta Shin Mi merayakan hal ini dengan makan-makan. Shin Mi yang terkenal pelit tentu saja menolak. Staf-nya mulai menyindirnya. Shin Mi akhirnya menyerah dan membawa mereka makan di sebuah kedai makan.
Mereka memesan beberapa botol soju. Mun Dae Myung bilang alkohol tak baik jika dimakan bersama dengan daging. Ia menuangkan susu ke gelas So Jung. Suk Bong dipaksa untuk minum duluan. Karena ini merupakan proyeknya. Shin Mi kaget. Ia mengkhawatirkan kesehatan Suk Bong yang baru menjalani pengobatan. Suk Bong juga terlihat enggan tapi ia segan untuk menolak. Dengan sopan ia mencoba menolak. Tapi ia terus dipaksa dan akhirnya Suk Bong mengulurkan tangannya hendak mengambil gelas itu, tapi tiba-tiba Shin Mi merampas gelas itu. Semua memandangi Shin Mi dengan aneh. Shin Mi merasa malu lalu meneguk isi gelas itu hingga habis. Kepala Yoo kagum melihat Shin Mi kuat minum alkohol. Shin Mi juga mengambil gelas arak So Jung dan meminumnya.
Mereka melanjutkan perayaan di tempat karoke. Shin Mi sudah mulai mabuk. Ia merampas mike saat Mun Dae Myung sedang menyanyi. Kemudian mulai bernyanyi. Suk Bong hanya tertawa melihat tingkahnya.
Woon Suk kaget mendapat laporan bahwa orang kepercayaannya Kepala Kang tertangkap polisi karena ketahuan menyuap wartawati Bang Soon Ji.
Shin Mi di kantor juga kaget membaca berita bahwa Bang Soon Ji dijebloskan ke penjara bersama dengan orang kepercayaan Woon Suk.
Ketua Yoo mencoba membela Woon Suk dengan mengatakan Woon Suk tak terlibat.
Boo Kwi Hoo mendatangi kamar Tae Hee yang sedang di masker oleh Sekretaris Yoon. Ia menanyakan kebenaran Tae Hee yang membelikan Suk Bong sebuah mobil. Tae Hee membenarkan. Boo Kwi Ho marah besar dan ia mulai kehilangan kesabaran menghadapi kelakuan putrinya yang seenaknya. Ia mengambil dompet Tae Hee di atas meja lampu. Mengambail semua kartu kredit Tae Hee dan menggunting semua kartu-kartu itu. Tae Hee terkejut melihat perbuatan ayahnya dan berteriak histeris pada ayahnya. Ia tak bisa hidup tanpa uang karena uang adalah nyawanya. Kali ini Boo Kwi Ho sudah tak bisa mentolerir kelakuaan Tae Hee, ia mendorong Tae Hee yang hendak merampas kartu-kartu itu.
Tae Hee duduk di lantai memandang dengan tatapan kosong di depan kartu-kartunya yang berserakan. Sekretaris Yoon membantunya membersihkan sisa masker dari wajahnya. Tiba-tiba Tae Hee teringat sesuatu dan langsung pergi.
Shin Mi pergi menemui wartawati Bang Soon Ji. Awalnya ia bilang bahwa Woon Suk tak terlibat, tapi ia merasa aneh setelah tak sengaja mendengar pembicaraan Kepala Kang ditelepon dengan menyebut nama manager. Bukankah manager itu artinya Manager Choo? Ia juga bilang Suk Bong sama sekali tak terlibat. Kepala Kang lah yang menyuruhnya seolah-olah Suk Bong yang memberikan informasi.
Shin Mi langsung menemui Woon Suk. Woon Suk masih santai menanggapi ucapan Shin Mi yang terlihat menuduhnya.
"Aku tak ingin mencurigaimu. Tapi aku tak bisa melihat Suk Bong ditusuk dari belakang. Aku paling membenci orang yang suka memfitnah." ucap Shin Mi tegas.
Woon Suk langsung melancarkan serangan berikutnya dengan memberitahu Suk Bong tengah berusaha mendekatinya atas perintah Tae Hee. Mereka melakukan suatu kesepakatan. Tujuannya agar Woon Suk menyerah pada Shin Mi dan berpaling pada Tae Hee. Shin Mi tak mau mendengar. Ia lebih memilih berbicara langsung pada Suk Bong.
Malam-malam Tae Hee datang ke rumah Suk Bong yang tengah makan ramen bersama Byung Do dan putranya.
Tae Hee memintanya membuatkan kartu kredit untuknya. Suk Bong jelas menolak karena jika ia memang adik Tae Hee pasti akan melakukan hal yang sama dengan Direktur Boo. Tae Hee marah dan terus merayu Suk Bong. Ia juga merampas ramen milik Su Bong. Tiba-tiba ia membaui aroma ramen itu. Suk Bong tersenyum. Pasti Tae Hee mau dibuatkan ramen juga. Tae Hee yang jaim menolak dan mengatakan bahwa Boo Tae Hee tak mungkin makan makanan murah seperti itu.
Sementara di luar putra Byung Do tengah asyik menyanyi. Tak jauh darinya Byung Do duduk bersebelahan dengan Sekretaris Yoon. Byung Do menunjuk bintang di langit.
Lalu ia menyerahkan kado yang dulu tak jadi ia berikan pada Sekteraris Yoon di pangkuannya. Sekretaris Yoon terkejut mendapat kado itu.
Di dalam Tae Hee sudah menghabiskan segelas ramen instan. Mulutnya belepotan dan ia ingin tambah lagi karena ternyata ramen itu enak. Ia mencari ramen itu dengan menggeledah semua laci lemari. Suk Bong kesal karena Tae Hee mengeluarkan semua isi lemarinya. Ia menarik tubuh Tae Hee tepat saat Shin Mi lagi-lagi datang dan salah paham.
Shin Mi langsung mengatakan maksud kedatangannya. Ia bertanya apakah Suk Bong sengaja mendekatinya. Tae Hee berusaha membela Suk Bong. Shin Mi menyuruhnya tutup mulut. Ia ingin mendengar langsung dari Suk Bong. Suk Bong bilang tidak. Tae Hee juga menambahkan bahkan Suk Bong tak menerima baju dan mobil pemberiannya.
Shin Mi lalu menanyakan hubungan mereka berdua. Tae Hee meminta Suk Bong mengatakan yang sebenarnya saja. Shin Mi menganggap Tae Hee berisik dan menyuruhnya pergi. Tae Hee menyadari kehadirannya menggangu bahkan ia sempet-sempetnya menawari kamar hotel untuk mereka, tapi buru-buru meralatnya saat ingat ia tak punya kartu kredit lagi. Sebelum pergi ia meyakinkan Shin Mi bahwa Suk Bong orang baik. Di luar Tae Hee kegirangan dan membawa Sekretaris Yoon pulang. Ia juga mewanti-wanti Byung Do dan putranya agar tak mengganggu mereka.
Tinggal Suk Bong dan Shin Mi berduaan di dalam kamar. Suk Bong bercerita mengenai masalahnya yang hampir saja menemukan ayah kandungnya. Lalu ia sengaja menggoda Shin Mi yang sepertinya cemburu dengan mengatakan ternyata Tae Hee orang yang lucu.
Shin Mi pulang. Suk Bong mengantarnya keluar. Putra Byung Do menghampiri Shin Mi dengan terus melihat wajahnya.
"Dibandingkan dengan lukisannya, lebih cantik aslinya."
Shin Mi terlihat bingung dan memandang Suk Bong yang sudah memalingkan wajahnya.
"Apa maksudnya?" tanyanya pada Suk Bong.
Pagi-pagi Shin Mi datang ke kantor dengan wajah sumringah. Bahkan ia tak memarahi Ketua Yoo yang lupa mematikan lampu dan menyuruh So Jung membelikan obat untuk meningkatkan daya ingat. Pegawainya yang terlambat datang juga luput dari omelannya. Semua pegawainya heran melihat perubahan sikap Shin Mi. Suk Bong cuma senyum-senyum sendiri
Shin Mi masuk ke ruangannya. Bibirnya tak henti menyunggingkan senyum. Kemarin putra Byung Do memberitahunya bahwa dirinyalah yang dijadikan model lukisan malaikat oleh Suk Bong.
Presdir Lee membuka lemari brankasnya. Ia menarik sebuah kotak kecil yang dibungkus kain gold. Ia membuka kotak itu dan mengeluarkan sebuah cincin dengan lambang yang sama seperti kalung Suk Bong. Ia juga menggumamkan nama Chul Min. Lalu ia menelepon Shin Mi mengajak makan malam karena ada suatu hal yang ingin dibicarakan. Shin Mi tak bisa karena malam ini kerja lembur.
Tengah malam Shin Mi masih lembur. Ia keluar dan mendapati Suk Bong juga belum pulang. Ia mengajak Suk Bong bekerja di dalam ruangannya dengan alasan menghemat listrik. Shin Mi hendak duduk, tapi ia malah terpeleset.
"Direktur, kau tak apa-apa?" tanya Suk Bong lalu membantu Shin Mi berdiri. Ia menarik tangan Shin Mi hingga mereka saling berdekatan. Shin Mi mulai grogi apalagi Suk Bong tak mau melepaskan tangannya dan terlihat senang menggodanya. Shin Mi tahu maksud Suk Bong dan bilang tak akan menutup mata lagi. Lalu Suk Bong mengajaknya bermain main pandang-pandangan mata. Kalo yang berkedip duluan kena sentil.
Shin Mi menatap Suk Bong dengan tajam sedangkan Suk Bong balas menatapnya dengan santai. Shin Mi yang sudah kena virus cinta tak tahan menatap wajah ganteng Suk Bong lama-lama. Ia berkedip. Suk Bong menyentil keningnya dengan keras.
Dengan menahan sakit Shin Mi minta bermain lagi. Suk Bong yang sudah tahu kelemahan Shin Mi terlihat menggodanya dengan mendekatkan wajahnya ke Shin Mi. Kontan saja Shin Mi langsung berkedip.
Ia pasrah dan memberikan keningnya. Suk Bong tersenyum senang dan bersiap melancarkan hukuman untuk Shin Mi. Shin Mi berjengit ngeri dan buru-buru menutup matanya. Suk Bong tersenyum. Malah mengusap kening Shin Mi dengan sayang lalu perlahan mencium keningnya. Shin Mi tertegun.
Tiba-tiba Presdir Lee masuk dan kaget melihat mereka berdua (waduh...). Ia berteriak hingga membuat Suk Bong dan Shin Mi terlonjak kaget.
"Apa yang kalian lakukan?"
Ia menyidang mereka berdua.
"Masalah tadi anggap saja aku tak melihatnya," ucap Presdir.
"Tidak. Anggap saja sudah melihat," sahut Shin Mi.
Presdir tetap tak mau menganggap peristiwa itu ada dan meminta mereka melupakannya.
"Apa alasan anda mengatakan ini?" tanya Suk Bong
"Diantara kalian tak boleh ada hubungan seperti itu!" ucap Presdir keras.
Shin Mi dan Suk Bong sama-sama terkejut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar