Kamis, 30 Desember 2010

Sinopsis Beethoven Virus episode 14

Kang Gun Woo kecewa terhadap Maestro Kang, Gun Woo mengembalikan tongkat konduktor pemberian maestro Kang
"Terimakasih karena mulai saat ini aku jadi ingin menang dari Anda", kata Gun Woo.


Gun Woo lalu pergi. maestro Kang termenung sendiri ditinggal Gun Woo, dia lalu terpaksa mengambil tongkat konduktornya kembali.

Gun Woo kembali ke lokasi untuk outdoor konser mereka. Mereka lalu bersiap-siap untuk konser.
ketua panitia dan kritikus juga datang dan sudah siap menilai. Maestro Kang juga datang menonton dari kejauhan.
Konser dimulai pianis kenamaann Guru Seo pun menempati tempatnya. Kritikus memuji kehadian pianis kenamaan ini di tim Gun Woo. Mereka pun mengira pasti ini karena rekomendasi dari Maestro Kang.

Gun Woo masuk podium, dan memperkenalkan pianis kenamaannya.

Gun Woo membuka konsernya dengan sambutan pendek bahwa dia akan membawakan Tchaikovsky's no.1 piano concerto. Gun Woo bercerita bahwa pada awalnya Tsaikovsky membawakan lagi ini untuk temannya. Namun temannya mengkrtik keras komposisi yang dia buat dan mengatakan bahwa jika dia tidak mengubahnya dia tidak akan sukses.
Mendengar sambutan Gun Woo, Maestro Kang meresa sambutan itu ditujukan untuk menyindirnya.



Gun Woo lalu bercerita lagi akhirnya Tchaikovsky tetap pada karyanya semula dan ternyata mendapatkan sukses yang tidak disangka-sangka
"Dan saya juga ingin dengan interpretasi saya sendiri, dengan tanganku sendiri, menunjukkan pada Anda semua di sini pertunjukkan yang benar-benar pertunjukkanku sendiri"

Konser dimulai, kritikus dan ketua panitia memuji penampilan orkestra Gun Woo.
"walau secara teknis dan skil masih harus ditingkatkan tapi teknik masih bisa diperbaiki dengan latihan"


"Bukankah dia murid Maestro Kang, tapi mengapa style begitu bertolak belakang ya?", kata mereka
Maestro Kang tak sengaja mendengar percakapan mereka.


Mereka memuji Gun Woo bahkan Gun Woo terasa lebih baik dari Maestro Kang.
"Kang Mae sagat baik dalam mengerti komposisi tapi dia seperti sulit mengeluarkan emosi dari lagu itu. Sedangkan anak muda ini bisa mengeluarkan ekspresinya dengan mudah seperti sungai yang mengalir"
Kang Mae merasa panas mendengar komentar bahwa Gun Woo lebih baik darinya. Mereka bahkan mengatakan Maestro Kang seperti memelihara macan di rumahnya sendiri.

Tiba-tiba kekacauan datang. Tak jauh dari tempat mereka konser, datanglah para pekerja konstruksi yang akan mendirikan panggung dan tenda di dekatnya.


Keadaan yang heboh dan bising tentunya menganggu konsenstrasi Gun Woo dan para pemusiknya. Penonton pun banyak yang menyingkir karena diusir oleh para pekerja konstruksi. Pekerja itu beralsan bahwa ini perintah walikota. Maestro Kang langsung menelepon walikota, tapi dia tak bisa berbuat banyak. Dia ingat gengsinya tak mau kalah dari Gun Woo.
Para pemusik banyak yang tidak bisa melanjutkan, Bae yong gi bahkan maju, protes dan bertengkar dengan pekerja konstruksi. Gun Woo pun frustasi dan menyerah.

Konser Gun Woo bisa disimpulkan gagal. Diliput media pun tidak. Bahkan hanya ada ulasan kecil drai kritikus yang menggambarkan kegagalan itu karena konduktor mudanya walau bagus tapi tidak pengalaman dalam mengatasi masalah di lapangan. Walikota pun tak mau merekrut mereka karena mereka tidak berhasil dalam konser.

Gun Woo marah frustasi , dia teringat nasehat dan sindiran maestro Kang kepadanya, bahwa dia terlalu egois,sok juga impulsif. Dia melemparkan bola keras2 untuk menghilangkan kekesalannya.


Gun Woo bertambah kesal karena merasa sindiran gurunya iu benar adanya sekarang. Para pemain pun mulai gelisah terutama senior park. mereka sudah pasti kehilangan kesempatan diterima di city orkestra. Mendengar para anggotanya mengeluh Gun Woo sebagai pimpinan/kondukor menjadi minder dan merasa bersalah.

Tak disangka Gun Woo mendapat telepon dari suatu perusahaan. perusahaan itu mengatakan mau memberi kesempatan dan menjadi sponsor untuk mouse orkestra pimpinan Gun Woo. Gun Woo sedikit tak percaya. Mereka hanya dipersyaratkan ikut audisi dulu.
Gun Woo membicarakan ini pada teman-temannya. Teman2nya menyarankan Gun Woo mencobanya. Tapi karena kegagalannya baru-baru ini, Gun Woo masih merasa minder.


RuMi dan senior park memberi dukungan kepada Gun Woo. Mereka berkata di antara meraka tidak ada yang bisa menjadi konduktor kecuali Gun Woo. Gun Woo mulai tersenyum lagi.


Di rumah Gun Woo belum bisa berbaikan dengan maestro Kang. Maestro Kang juga masih terpukul pada Gun Woo karena orang menilainya Gun Woo lebih baik darinya.
Gun Woo bicara dengan maestro Kang. Maestro Kang menawari Gun Woo mencarikan job di tempat lain.
"AKu telah bicara pada gubernur untuk membuat orkestra lain yang lebih kecil yang bisa tour sampai ke kota-koa kecil dan memperkenalkan musik di sana"
Tapi Gun Woo berkata sebenarnya dia dan teman-teman sudah punya rencana lain dia berkata ada perusahaan yang mau jadi sponsor.
"Jadi kau memilih menerima tawaran orang lain dari pada tawaranku!", maestro Kang tersinggung
Maesrtro Kang minta sebaiknya Gun Woo bicara blak-blakan saja dengannya tak usah berpura-pura lagi.



Gun Woo akhirnya mengaku.

"Aku selama ini merasa frustasi jadi muridmu! Walau kau punya keahlian dan pengalaman yang hebat tapi gayaku bertolak belakang denganmu."
Maestro Kang lalu memotongnya
"merasa langkahmu dihentikan?! merasa sayapmu aku tahun?!"
"Bukan begitu, Guru", Gun Woo jadi merasa tidak enak
Maestro Kang juga menyarankan sebaiknya Gun Woo tidak menjadi muridnya lagi karena mereka bertolak belakang.
Gun Woo merasa tidak enak dan mengira maestro Kang marah padanya
"Tidak. ini mungkin jalan yang harus kita tempuh, kita tidak cocok menjadi guru dan murid", kata Maestro Kang

Rumi selain berlatih, dia kembali kuliah di universitasnya dulu. kini dia mengambil kuliah komposisi.


Dia ingin belajar menulis komposisi karena jika pendengarannya memburuk sulit bagi dia untuk bermain biola lagi.

Gun Woo dan teman-temannya berlatih komposisi baru Pavane. Komposisi ini mensyaratkan solo flute yang dilakukan oleh Yi Deun. Gun Woo merasa kurang sreg dengan komposisi aslinya, dia ingin mengaransir ulang lagu itu. Du Rumi menawarkannya bantuan.


Saat latihan untuk kuliahnya Du Rumi melatih mengaransir kembali Pavane. Gun Woo mencobanya dan mempercepat tempo lagunya. Dia dan Du Rumi merasa lebih cocok dan puas dengan aransemen yang baru ini. Du rumi memberi kode victory pada Gun Woo.


Istri Senior Park menemui Maestro Kang. Tadinya dia ingin melobi agar suaminya bisa bekerja lagi ci ciy orkestra karena sebentar lagi mereka pun akan mempunyai bayi lagi. Namu tiba-tiba istrinya merasakan mulas ingin melahirkan. WAlau sebenarnya perkiraannya masih beberapa hari lagi. Maestro Kang tampak bingung. Bora, anak senior Park menangis melihat ibunya kesakitan.


Maestro Kang dengan panik meminta nomor telepon suaminya.

Senior Park sedang ke tempat latihan mouse orkestra. Dia sedang ribut dengan bae yong gi dan malah mematikan teleponnya. Maestro Kang lalu memberitahu lewat Du Rumi

Senior Park langsung menyusul istrinya ke rumah sakit. Anaknya sudah lahir, mereka lalu menengok ke ruangan bayi . Tak lama kemudian teman-teman dari Mouse Orkestra juga datang menjenguk mereka dan sama-sama melihat bayi. Senior Park akhirnya diterima lagi bekerja di city orchestra .
Maestro Kang melihat Du Rumi di rumah sakit. Dia memangil Du Rumi dari belakang. Durumi idak meliha mastro Kang dan idak mendengar panggilannya.
"Du Rumi!", ulang maestro Kang lebih keras. Maestro Kang curiga karena Du Rumi tidak menoleh. Dia menghampiri dan menarik bahunya. Begitu Durumi melihat maestro Kang , dia langsung memasang hearing aid nya.
Maestro Kang kaget,


"Apa itu alat bantu dengar?!"(iicchhh dasar kurang perhatian!!)
dia baru tahu Du Rumi ternyata mulai kehilangan pendengarannya.

Mereka lalu bicara berdua. Du Rumi menjelaskan dia sekarang ikut kuliah komposisi. Maestro Kang khawatir dan cemas.
"Apa kamu ini beethoven ?!"
Maestro Kang merasa Rumi begitu keras kepala tak mau menyerah dari musik.

Hari audisi tiba, sebelum pergi Gun Woo berpamitan pada Maestro Kang. Namun Maestro Kang masih tidak mau bertemu. Gun Woo pamitan dari belakang pintu
Gun Woo dan teman-teman mouse orkestranya menuju tempat audisi. Audisi bertempa di gedung pertunjukkan. Audisi ini dinilai oleh para juri. Bukan hanya mereka yang melakukan audisi, kelompok lain pun ada. Mereka heran bebeapa orang yang iku audisi keluar dari tempa audisi dalam keadaan menangis frustasi. Memang ada pa ya dengan jurinya?
Akhirnya Gun Woo dkkberusaha memantapkan hati dan menereiakkan yel yel kelompok mereka. Lalu dengan mantap memasuki ruangan.

Seperti biasa konduktor Gun Woo masuk paling terakhir. Dia lalu menghadap juri dan memberi hormat pada mereka. Gun Woo melihat seorang konsdukor kenamaan, kritikus musik dan yang terakhir Gun Woo kaget keika melihatnya.

Ternyata gurunya, maestro Kang , ikut sebagai juri...



Kamis, 23 Desember 2010

Pemeran Cilik Bread KIng Kim Tag Goo

Sebelum Menerbitkan sinopsis 1 aq mau membahas tokoh Utama cilik pemeran Kim Tag Goo kecil,..
Pertama liat anak ini,..seneng bgt ma karakternya yg tegas,..dan juga sopan,.Semangat dan tekadNya yg kuat pas bgt ma anak ini.
saat confrensi pers ney kayakNa

salah satu adegan dl drama Kim Tag Goo

keren n imut bgt

pengen punya adik kyk gini :D

"Oh Jae Moo" adalah nama dari pemeran Kim Tag Goo.Drama Bread,Love and Dream merupakan Drama pertama yg di bintangi Oleh Oh Jae Moo.Lahir di Korea Selatan Pada tahun 1998.KabarNya di tahun 2011 akan tayang Drama ke dua yg bintangi Jae Moo yg berjudul "I Believe In Love".(wah wah,..kayak gmn ya filmnya)



Selanjutnya adalah " Jo Jung Eun " adalah gadis yang memerankan Yoo Kyung kecil yg merupakan cinta pertama Tag Goo. Lahir pada tgl 10 maret 1996.Memulai kariernya sebagai artis cilik di tahun 2003,sampai saat ini Jo Jung Eun sudah membintangi beberapa serial Drama.Salah satunya yg pernah tayang sebelumnya di indosiar yaitu "Jewel In The Palace (Jang Geum)"



Dan Yang Terakhir "Shin Dong Woo" yang berperan sebagai "Goo Ma Joon" yang merupakan saudara tiri dari Tag Goo,..Tapi sebenarnya mereka gak ada hubungan saudara..Mereka kan lain ayah dan lain Ibu,..Hohohoo
Lahir pada tahun 25 November 1998.Memulai cariernya pada tahun 2006 dan sudah membintangi beberapa serial drama.

Ke tiga anak ini actingNya sangat kerend,..mereka sangat pandai mendalami peran yang mereka mainkan dalam serial Drama ini,..Sukses deh buat mereka ^^

Selasa, 21 Desember 2010

Bread, Love and Dreams (Kim Tag Goo-King of Baking)

Wuiiihh,..Indosiar Nayangin Serial Drama terbaru lg,..
Hohohoho,..senangNya,..Pulang kerja jadi gak bosand,..bisa di hibur dengan nonton serial drama….


Kali ini Indosiar menayangkan Serial Drama Yang berjudul ::”Bread,love and dream (Kim Tag Goo-King of Baking) ::
Di korea kabarNya Drama ini ratingnya sangat tinggi.Banyak penonton yang puas setelah menyaksikan drama ini loh,..apalgi di perankan oleh Yoon Shi Yoon cowok ganteng dan imut ini sudah menghipnotis para penggemarnya,..
Sedikit mengenai Film ini..
Cek it out guy’s ^^


Dimulai dari 12 tahun yang lalu ketika seorang pelayan bernama Kim Mee Soon melahirkan seorang anak bernama Kim Tak Goo hasil hubungan dengan Direktur Goo In Jong (President Direktur Samhwa Enterprise). Saat istri Goo, Seoh In Seok mengetahui hubungan suaminya, In Seok langsung mengusir Kim Mee Soon dan Tak Goo dari rumah keluarga itu.
Dua belas tahun kemudian, Tak Goo muncul lagi pada acara pesta ulang tahun dan Tua Goo mengumumkan dirinya sebagai anak sah Goo In Jong. Akan tetapi, karena campur tangan In-seok, lagi2 Tak Goo diusir dari rumah itu. Pada saat sulit inilah, Tak Goo bertemu dengan guru sejatinya, Pal Bong, dan cinta sejatinya, Yang Mi Seon.
Mulai saat itulah, Tak Goo memutuskan untuk menjalani kehidupan yang baru dan mewujudkan impiannya untuk menjadi Pembuat Roti nomer satu di dunia. Akan tetapi, perjalanan untuk meraih sukses itu tidaklah mudah.Banyak halangan dan masalah yang harus ia hadapi.sebab Tak Goo bertemu lagi dengan pacar pertamanya dan saudara tirinya Goo Man Joo. 


Pemeran UtamaNya ney ^_^



Wah wah,..gmn ya kira2 kelanjutanNya,..
Untuk sinopsisnya,..blm sempet tak buat,..kl sempet nanti menyusul :D

Senin, 20 Desember 2010

Sinopsis Beethoven Virus episode 10

Kang Gun Woo Junior mencari Maestro Kang. Ada bagian dari lagu yang dia ingin tanyakan. Saat sampai di depan pintu ruangan dia melihat Du Rumi sedang berbicara dengan Maestro Kang. Maestro Kang melihat Gun Woo yang menunggu di luar. Dia keluar dan membawa Gun Woo masuk ke hadapan Du Rumi.
"Ayo katakan apa yang tadi kau katakan padaku", tantang Maestro Kang pada Du Rumi
Du rumi terhenyak. Gun Woo bingung.
"Dia tadi mengatakan tidak suka padamu tapi kepadaku!", kata Maestro Kang
Tapi Gun Woo malah bengong, dia mengira Maestro Kang asal bicara.
Maestro Kang lalu mengambil dokumen dari Rumi yang harus dia tanda tangani dan menyuruh dia segera pergi, karena dia akan berdiskusi dengan Gun Woo.

Berita buruk datang lagi, kali ini dari grup paduan suaranya. Saat hari-H mereka ingin melakukan mogok karena selama ini kcewa pada Maestro Kang yang akan mencajadi konduktor mereka di konser (saat mereka latihan bersama Gun Woo). Maestro Kang ingin Gun Woo tetap bisa berkonsentrasi pada debutnya nanti di bagian pertama pertujukkan.

Instrumen berukuran besar akhirnya berhasil diantarkan sampai ke gedung. Tapi masih banyak masalah di gedung. Para pengungsi bencana badai topan menghalang-halangi penurunan dan masuknya instrumen orkestra ke gedung.Mereka tersinggung melihat orang akan bermusik dan bernyanyi di tengah penderitaan orang yang kehilangan rumah akibat bencana. Mendengar hal ini Maestro Kang pun langsung bergerak ke luar gedung. Maestro Kang berusaha berbicara tegas kepada pengungsi tapi dia malah mendapat tinju dari seorang pengungsi. Maestro Kang terhuyung , lengannya terbentur mobil dan mukanya lecet dan bernoda darah. Maestro Kang sedikit mengancam bahwa dia akan melaporkan mereka karena tidak kekerasan atau mereka mengijinkan instrumen masuk ke dalam gedung.

Maestro Kang menelepon Du rumi, bahwa dia agar jangan bicara yang aneh-aneh tentang perasaan cinta padanya atau bahkan mengatakan hal itu pada Gun Woo.
"Saat ini adalah debut perdananya sebagai konduktor, kau jangan mengacaukan dia! Dan jangan bicara ;agi perasaan cina padaku. kau perlu tahu kadang perasaan cinta itu hanya masalah hormornal belaka. kalau kau kuat kau bisa mengatasi hal itu"

Gun Woo berusaha menghubungi pimpinan paduan suara. Karena batere hpnya lemah dia meminjam hp Du RUmi.
Du RUmi memperhatikan Gun Woo yang tengah berusaha menghubungi paduan suara. Posisinya agak menjauh dari Gun Woo seperti menggambarkan perasaannya saat ini terhadap Gun Woo. Gun Woo lalu teringat Rumi sempat bicara pada mestro Kang tadi
"Apa yang tadi kamu bicarakan pada Maestro Kang di ruangannya tadi?"


Rumi agak gugup menjawabnya, tapi dia tahu tidak boleh mengatakan apa-apa dulu kepada Gun Woo.
"Oh itu masalah konser", kata Rumi berbohong.
"Kamu sepertinya berbohong ya?"kata Gun Woo yang melihat gelagat Rumi agak aneh. Tapi kemudian Gun Woo disibukkan oleh urusannya.

Saat para pemain bersiap-siap untuk pertunjukkan, Ha Yi Deun menemui Gun Woo. Yi Deun mulai melihat Kakek Kim bertingkah aneh lagi. Kakek Kim memanggil Yi Deun dengan nama orang lain yang tampaknya seperti nama kekasihnya dulu. Dia pun memanggil Gun Woo dengan sebutan guru. Mereka berusaha menyadarkan Kakek Ki kembali. Gun Woo bicara baik - baik dengan Kakek, bahwa keinginan kuat itu dapat melawan penyakit.


Kakek sepertinya mengerti betul maksud ucapan Gun Woo.
GUn Woo lalu bersiap-siap memakai tuxedonya tapi tiba-tiba dia merasa ragu.

Kesulitan rupanya tak sampai hanya di sana. Ruangan pertunjukkan ternyata sepi penonton, setengah jam sebelum jam pertunjukkan kursi masih banyak yang kosong. Sekertaris walikota ternyata mendapat info bahwa tiket konser ternyata di borong satu perusahaan yang diketahui milik pesaing politik walikota.

Maestro Kang kembali ke ruangannya, dia melihat anak menyelinap ke dalam ruangannya. Rupanya dia salah seorang pengungsi dia sepertinya lapar dan ingin memakan rotinya. Maestro Kang membiarkannya dan lalu menemui dan mengembalikan anak itu pada orang tuanya. Ayah anak itu rupanya seorang pengungsi yang tadi berkelahi dengannya. Ayah anak itu malu , dia memarahi anaknya yang tak punya harga diri. Ayahya marah karena walau susah dan kealaparan dia tak mau anaknya jadi pengemis atau minta dikasihani. Sang Ayah berusaha membayar roti sandwich yang dimakan anaknya. Maestro kang menolaknya, sebagai gantinya dia meminta mereka datang saja melihat konser.
Namun pengungsi itu menanggapinya negatif, dia merasa para pengungsi hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kursi yang kosong dan menganggap Maestro Kang tidak pernah mengerti penderitaan orang yang tengah terkena bencana. Tetapi tak disangka maestro Kang lalu bercerita bahwa saat anak-anak dia pun pernah mengalami bencana serupa kehilangan rumah, dan keluarganya hanya dia dan ibunya yang terluka parah. Dia pun kerap mendapat perlakuan buruk (bullying) dari anak-anak yang lebih besar.

Maestro Kang lalu menuju ruangannya kembali, di koridor dia heran melihat Bae Yon Gi memakai baju Tuxedo milik Gun Woo. Gun Woo pura-pura menyuruh Bae Yong Gi mencoba Tuxedo nya lalu pergi meninggalkan gedung seni. Maestro Kang marah karena Gun Woo melepaskan debut pertamanya untuk menjadi konduktor di bagian pertama konser ini. Gun woo pergi meminjam mobil Rumi dan melaju di tengah derasnya hujan untuk membujuk para anggota paduan suara agar mau tampil di konser ini. Dia minta Rumi menghubungi Gun Woo tapi Gun Woo dengan sengaja menutup teleponnya.

Maestro Kang terpaksa bersiap-siap untuk menjadi konduktor di bagian pertama konser. Saat dia membuka jasnya untuk berganti baju , Rumi mendapati bahwa lengan maestro kang sakit dan bengkak.

Rumi berusaha peduli tapi Maestro Kang malah mengusirnya.

Ha Yi Deun cemas akan kakek Kim, dia mengawasi Kakek kemanapun kakek pergi. Saat kakek Keluar dari toilet dia mengamati Kakek Kim terlihat jalan terpincang-pincang. Yi Deun curiga dia meminta kakek Duduk dan ingin melihat keadaanya. Saat dia buka sepatunya, ada 2 kerikil yangjatuh dari sepatu.
"Ini hanya untuk pijat refleksi", kata Kakek. Kakek melakukan itu agar ingatannya tetap terjaga.
Tapi Yi Deun masih curiga, dia membuka kaos kakinya dan terkejut mendapati telapak kaki kakek yang terluka karena kerikil itu.
"Tidak apa-apa, aku bisa menahannya, aku telah bermain konser selama puluhan tahun dan kali ini tak ingin gagal"
Yi Deun bersimpati pada Kakek, dia lalu menuntun kakek menuju ruangan.

Gun Woo mendatangi sekertariat paduan suara dan menemui pemimpin paduan suara. Dia berusaha membujuk pemimpin paduan suara agar anggotanya mau datang untuk tampil di pertunjukkan.
"Masih ada waktu, karena paduan suara akan tampil di bagian ke dua", kata Gun Woo
Namun anggotanya sudah terlanjur tidak suka pada Maestro Kang.
"Masalahnya bukan ada padamu, tapi pada Maestro Kang", kata pemimpin paduan suara menghibur Gun Woo. Dia tahu Gun Woo sebenarnya tulus.
Gun Woo lalu berlutut dan memohon. Dia berkata bahwa selama hidupnya dari sekolah sampai dia menjadi polisi dia t idak pernah berbuat maksimal dan asal-asalan dalam karir atau hidupnya. Dia berkata bahwa Maestro Kang lah yang berhasil mengubah dirinya untuk memperjuangkan apa yang menjadi cita-citanya.


"Aku mengerti apa yang kau rasakan, tapi semua anggota sudah terlanjur pulang ke rumah masing-masing", kata pemimpin paduan suara itu menyesal.

Maestro Kang jadinya harus memimpin bagian pertama konser ini. Saat sebelum tampil Dia merasakan tangannya sakit dan tak sengaja menjatuhkan tongkat konduktornya.

Namun dia berusaha tetap kuat dan kembali memagang tongkatnya erat-erat.
Penampilan kali ini, pesaing politik walikota sengaja mengundang kritikus seni yang tak kenal kompromi. Dia memang berusaha menjatuhan image walikota yang sekarang yang akan jadi musuh potlitiknya di pemilu yang akan datang. Sang kritikus di awal penampilan sudah bisa menebak ada ketidakberesan yang terjadi pada orkestra ini. Peralatan terlihat rusak (karena masalah pengangkutan di tengah badai), pemain terlihat tidak siap dan terlihat tidak sempat menyetel alat musik masing-masing.

Bagian pertama sudah selesai. Maestro Kang beristirahat di ruanganya, dia juga meminta Gun Woo dipanggil ke ruangannya begitu dia kembali. Gun Woo menghadap maestro Kang. Maestro Kang kesal, dia menghampiri Gun Woo dan memukul kepala Gun Woo dengan buku partiturnya.

Gun Woo meminta maaf, karena kesalahannya.Dia juga berkata berusaha mendatangi tempat paduan suara tetapi mereka semua sudah pergi.

Bagian ke dua, mereka akan memainkan komposisi Beethoven Symphony no 9 Choral. Komposisi ini diciptakan untuk dimainkan bersama paduan suara. Tapi mereka kehilangan paduan suaranya dan rasanya komposisi ini menjadi tidak mungkin dibawakan. Para anggota sudah banyak yang pesimis dan tidak percaya diri. Mereka berharap pertunjukkan ini dibatalkan saja.
Namun Maestro Kang membangkitkan semangat dan kepercayaan diri para anggotanya.

Saat berdua saja, Gun Woo menghampiri Maestro Kang. Dia sudah diberitahu RUmi bahwa tangan maestro Kang bengkak. Dia lalu memegang tangan maestro Kang, maestro Kang langsung kesakitan.
"Anda masih pura-pura tidak terjadi apa-apa? Anda menahan dan menyembunyikan ini semua dengan sempurna ya", kata Gun Woo
Gun Woo sedikit memaksa menggulung lengan baju maestro Kang dan menempelkan koyo yang telah disiapkan Rumi.

Bagian ke 2 konser di mulai. Para pemain tampil lebih siap dan percaya diri walau tanpa paduan suara yang datang. Maestro Kang juga melakukan conducting dengan semangat sambil berusaha melawan kaku dan nyeri di lengannya. Kriktikus aneh dengan keganjilan penampilan ini, komposisi ini tak mungkin dimainkan tanpa choral (paduan suara). Walikota mulai panik. Pertunjukkan ini disiarkan pula ke ruangan pada pengungsi lewat sebuat televisi. Berepa orang pengungsi tetep tidak senang, mereka ingin masuk dan mengacau ruang pertujukkan. Si anak yang tadi menyelinap akhirnya benar-benar percaya dan terkesan bahwa orang yang dia temui tadi adalah seorang konduktor. Sang Ayah ingat pembicaraannya dengan maestro Kang tadi. Bahwa saat maestro kang kecil sedang terpuruk dan putus asa dia mendengarkan komposisi musik klasik yang indah di sebelah ruangannya yang membuat tergugah. Dia lalu memasuki ruangan itu dan seperti melihat dirinya masa depan bahwa dialah yang menjadi konduktornya nanti.
Sang Ayah lalu mengajak anaknya masuk menonton ke ruang pertunjukkan.

Pada saat yang menentukan, tak disangka-sangka paduan suara masuk dan jalan ke atas panggung sambil bernyanyi. Komposisi musikpun jadi telihat sempurna, para pemusik semakin bersemangat dan juga terharu.


Penampilan pun selesai dengan meyakinkan, dan di akhir pertunjukkan mereka mendapat tepuk tangan yang meriah juga standing applause dari para penonton. Termasuk dari anak penyelenap tadi dan ayahnya. Para pengungsi yang tadinya berniat mengacau malah tersentuh dengan pertunjukan itu.

Walikota sangat puas dan bangga. Maestro Kang kembali ke ruangannya dengan sangat kelelahan karena menahan sakit. Gun Woo diberi tugas untuk memanggil Maestro Kang untuk beramah tamah dengan VIP dan para wartawan. Gun Woo masuk ke ruangan maestro Kang, dia mendapai maestro Kang yang tampak tertidur karena kelelahan. Namun Gun Woo akhirnya terkejut mendapati bahwa maestro Kang ternyata pingsan.

Maestro Kang langsung dibawa dan dirawat di rumah sakit. Dia ternyata tak sadarkan diri selama 36 jam. Gun Woo dengan setia menunggui Maestro Kang dan tidur di rumah sakit. Saat Maestro Kang sadar, di ruangan itu pemimpin paduan suara sedang menjenguknya.

Maestro Kang terlalu lama pingsan dia tidak ingat apa yang terjadi saat konser itu.
"Apa paduan suara itu benar-benar datang saat itu?" tanya maestro Kang.
"Aku menghubungi para anggota yang sudah pulang, sebagian besar dari mereka sempat datang menyusul ke gedung petunjukkan. Anda harus bersyukur, semu aini bisa terjadi karena Anda telah mendapatkan murid baik yang berbakti", kata pemimpin paduan suara sambil menunjuk Gun Woo yang sedang tertidur di ruangan itu.

Grup orkestra merayakan keberhasilan mereka dengan mengadakan pesta barbeque suatu malam di kompleks latihan mereka. Mereka semua bangga akan keberhasilan konser kali ini dan membahas konser mereka yang mendapat respon positif dari media, termasuk RUmi dan Gun Woo yang juga membahasnya berdua. Mereka juga membicarakan Maestro Kang yang menolak diinterview media.


"lebih baik mereka tidak mewawancarainya, nanti jangan-jangan setiap kamera dia tunjuk dan dikatainya seonggok kotoran", sahut Rumi menggosip tentang maestro Kang bersama Gun Woo

Rumi lalu pergi ke ruangan Maestro Kang karena ada yang meminta CD. Maestro Kang sedang menerima telepon dari seorang kritikus. Kritikus ini adalah teman dari rival walikota. Namun kali ini dia seperti mengancam bahwa dia mengetahui kejanjilan para anggota orkestra yang ternyata beberapa di antara mereka bahkan tidak berpengalaman tetapi bisa masuk dalam city orkestra. Dia juga berkata bahwa dia mengetahui mengenai skandal lenyapnya uang rakyat sebesar 30 juta itu (saat awal Du Rumi memegang koordinator orkestra) dan mengancam akan memberikan aduan ke pihak yang berwajib. Maestro Kang terhenyak dia cemas ahwa Du Rumi lah orang yang paling pertama akan terkena masalah ini. Mengeluarkan Du Rumi dari orkestra mungkin salah satu cara melindungi Du Rumi terlibat masalah ini.

Di halaman, Gun Woo dipanggil teman-temannya dan bibinya Jung Hee Yun untuk membahas sesuatu. Mereka menganggap Gun Woo terlalu polos dalam merayu wanita. Mereka tahu Gun WOo malah belum merayakan hari jadian dia dengan du rumi yang ke seratus hari.

Mereka ingin membantu Gun Woo menyiapkan kejutan spesial untuk Du Rumi. Gun Woo sebenarnya risi dan malu tapi teman-temannya memaksanya.

Maestro Kang lalu memanggil Du Rumi.
"Kamu sudah melakukan konsermu dan kamu sebaiknya sekarang keluar dari orkestra"
Du Rumi tak menyangka Maestro Kang mengusirnya lagi.
Maestro Kang beralasan bahwa dia tidak puas.
"Lagi pula aku tak tahan ada orang yang merayu ke sana kemari sedangkan orang itu masih berkencan dengan orang lain", sindir Maestro Kang.
"Kau pikir aku mau jadi seseorang yang dianggap mencuri cinta muridnya sendiri?!. Saya malu mempunyai seseorang seperti mu di orkestra saya! Saya tunggu surat pengunduran dirimu dalam seminggu ini", usir maestro Kang.
Du rumi ke luar ruangan, dia sedih karena mestro Kang selalu bersikap buruk padanya. dia menangis di bangku sendirian.
Bae Yong Gi datang mencari Du Rumi. Dia telah "bersekongkol" memberi kejutan dan buru-buru mengajak Du RUmi ke bawah dengan alasan Kakek Kim menderita sakit lagi. Saat Du Rumi turun, sebagian dari mereka memainkan musik romantis dan menyalakan kembang api. Para anggota menggiring GUn Woo dan Du RUmi untuk saling bertemu. Mereka menyoraki GUn Woo untuk mengatakan sesuatu.
"Rumi, apa kau marah padaku karena tidak merayakan hari jadi kita yang ke 100?" tanya Gun Woo kikuk. Teman-temannya menyoraki Gun Woo yang kurang romantis. Gun Woo risi dia lalu mengulurkan setangkai bunga mawar pada Du Rumi.


Du rumi hanya terdia mematung.
"Cepat ambil aku malu", kata Gun Woo yang masih mengulurkan tangannya
Tapi Rumi tak mengambilnya dia hanya bisa mengucapkan terimakasih lalu menitikkan air mata, lalu menangis dan menangis semakin sedih.




Teman-temannya heran mula-mula mereka mengira Rumi terharu tapi mengapa dia sampai menangis begitu sedih. Namun Gun Woo langsung sadar bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Cinta Du Rumi tidak untuknya.

Pada saat yang sama Maestro Kang turun, dia menanyakan mengapa dia tidak kebagian daging panggang. Melihat Maestro Kang, Gun Woo tiba-tiba sadar apa yang telah terjadi sebenarnya. Dia menjatuhkan bunganya dan langsung pegi dari sana dengan kesal di hatinya. Saat melewati Maestro Kang, Maestro Kang memegang lengannya menahannya.
"Tahan dulu"




Minggu, 19 Desember 2010

Penyakit Cikungunya


Kali ini bintang mw membahas mengenai penyakit yang satu ini,..Karena beberapa minggu lalu aq terserang cikungunya,..bahkan sampe saat ini masih belum sembuh total,..Rasa nyeri yang di akibatkan sungguh menyiksa dan membuat tidak nyaman.

Apa itu Cikungunya??
Dari beberapa sumber yang q baca, Chikungunya berasal dari bahasa Shawill yang berarti “Berubah Bentuk atau Bungkuk” mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (Arthralgia). Nyeri sendi ini menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki.
Gejala Demam Chikungunya mirip dengan Demam Berdarah Dengue yaitu Demam yang tinggi, menggigil, sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, nyeri sendi dan otot serta bintik-bintik merah pada kulit terutama badan dan lengan. Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (Shock) maupun kematian. Masa inkubasi dari demam Chikungunya dua sampai empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai 10 hari . Virus ini termasuk Self Limiting Disease alias hilang dengan sendirinya. Namun rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. “Cukup minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang bisa dibeli di warung, yang penting cukup istirahat, minum dan makanan bergizi”, saran Thomas

Cikungunya itu bahaya gak sih ??
Berdasar beberapa info , banyak yang menyebutkan bahwa cikungunya bukan termasuk penyakit yang berbahay.Karena sampai saat ini belum ada tercatat kematian yang di akibatkan oleh penyakit ini.Namun meskipun demikian,penyakit ini perlu di hindari ( segala macam penyakit emang harus di hindari sey :D ). Nyeri yg di rasakan pada penderita cikungunya mengakibatkan rasa tidak nyaman,..Bahkan ada yang hanya terbaring lemas tak berdaya.Setiap bergerak otot2 sendi akan terasa nyeri..(Aq yg tidurnya gak pernah diem,karena cikungunya harus bisa tidur diem seperti robot.Gimana tidak,..tiap kali gerak aq jadi terbangun karena kesakitan .Sungguh menyiksa dan membuat tidurQ menjadi tak enak sampai2 aq selalu kurang tidur).
Penyakit yang di tularkan melalui nyamuk ini sudah mulai meresahkan warga,..Karena gak hanya di desa,namun kini sudah menyebar ke kota.Beberapa bulan yang lalu Semua warga di kampungQ tak terkecuali anak2 terserang penyakit ini.Setelah semua warga terserang cikungunya,baru ada penyemprotan,..dan itu tak di lakukan secara berkala.Padahal seharusnya penyemprotan di lakukan secara rutin,gak hanya saat ada warga yg terserang penyakit,Apalagi di musim hujan seperti saat ini,..setidaknya dalam seminggu di lakukan minimal 2x penyemprotan untuk mencegah penyakit lain yg di sebabkan oleh nyamuk..( Kalau saja rutin di lakukan penyemprotan mungkin aq gak terserang penyakit ini ).UntungNya aq masih bisa beraktifitas seperti biasa,..walaupun setiap bergerak terasa nyeri,.

Menyebabkan lumpuh sementara


Beberapa foto penderita cikungunya

Becoming A Billionare Episode 20 (End)

Suk Bong kaget melihat sketsa wajah ibunya terselip di antara buku di dalam kotak milik Jeong Tae. Ia menyamakannya dengan foto asli ibunya.

"Ibu..." gumamnya setelah benar-benar yakin sketsa itu adalah gambar ibunya. "Mengapa bisa ada disini?"
Suk Bong memandangi Jeong Tae yang masih tak sadarkan diri. Sketsa itu adalah hasil lukisan Jeong Tae. Lalu bagaimana mungkin Jeong Tae bisa mengenal ibunya. Ibunya hanya melakukan hubungan satu malam dengan pria yang baru dikenalnya. Ia mulai bertanya-tanya mengenai kemungkinan bahwa ayah kandungnya yang sesungguhnya adalah Ha Jeong Tae bukan Kang Chul Min seperti yang selama ini diduganya.
Ia mendekati Jeong Tae.
"Paman, kenapa ini ada disini....?" tanya Suk Bong bingung.

Sementara Boo Kwi Ho sedang melihat hasil tes DNA milik Suk Bong di ruang kerjanya. Ternyata ia sengaja menukar hasil tes DNA Suk Bong dengan Jeong Tae yang seharusnya menunjukkan adanya hubungan parental.
Ia mengingat kembali percakapannya dengan Suk Bong. Saat itu Suk Bong mengira Bo Kwi adalah ayah kandungnya karena melihat anting-anting yang dipakai Tae Hee. Bo Kwi Ho melakukan tes DNA guna membantah dugaan Suk Bong. Di kantornya Suk Bong masih berusaha mencari kebenaran dengan menanyakan kalungnya. Karena tak mau terus diganggu, Boo Kwi Ho malah mengatakan mungkin saja Jeong Tae yang menyerahkan kalung itu pada ibunya mengingat Boo Kwi Ho mencuri anting-anting milik Jeong Tae. Saat itu Boo Kwi Ho juga belum tahu bahwa Jeong Tae memang ayah kandung Suk Bong.

Dari Choo Young Dal ia mengetahui bahwa pemilik kalung Suk Bong adalah Chul Min. Makanya ia sengaja menjadikan Chul Min sebagai ayah kandung Suk Bong. Ia mengetahui rahasia Jeong Tae yang pernah membuat duplikat kalung yang sama seperti milik Chul Min. Ia satu-satunya orang yang tahu. Semua orang mengira Chul Min adalah ayah kandung Suk Bong. Hanya ia yang sadar bahwa hal itu keliru. Tapi ternyata Choo Young Dal juga mengetahui fakta yang sebenarnya. Ia tahu ketakutan Boo Kwi Ho yang tak mengungkapkan fakta yang sebenarnya pada semua orang terutama Suk Bong. Boo Kwi Ho khawatir posisinya dalam perusahaan keluarga direbut oleh Suk Bong. Choo Young Dal memanfaatkan situasi ini untuk membungkam Boo Kwi Ho atas pemalsuan akte pertambangan logam di Kyrgystan milik Jeong Tae.
Boo Kwi Ho terlihat berang pada Choo Young Dal dan Choo Woon Suk yang membuat masalah ini semakin rumit.

Lee Jong Heon menjenguk Jeong Tae. Ia terlihat mengkhawatirkan sahabatnya.
"Jangan menyerah," ucapnya memberi semangat. Ia menggenggam tangan Jeong Tae.


Jeong Tae kembali ingat kejadian masa lalu,yang menyebabkan kematian Chul Min.
Flash Back.
Jeong Tae dan Chul Min sedang bekerja di konstruksi bangunan. Mereka membicarakan proyek tambang logam langka yang sedang mereka rintis bersama dengan Lee Jong Heon. Sebagai simbol perjanjian mereka membuat perhiasan dari logam mulia itu. Kalung dipegang oleh Chul Min, Jeong Tae anting-anting dan untuk Lee Jong Heon sebuah cincin. Jeong Tae memberitahu Chul Min bahwa ia diam-diam membuat duplikat kalung seperti yang dipakai Chul Min. Ia mengatakan tak bisa memakai anting-anting miliknya. Makanya ia membuat duplikat kalung itu sebagai penyemangat kerja. Ia meminta Chul Min merahasiakan hal ini dari Lee Jong Heon. Ia takut Lee Jong Heon marah padanya karena melanggar perjanjian.




Tiba-tiba Lee Jong Heon muncul dari arah belakang. Ia tampak marah. Ia sudah mengetahui affair antara Chul Min dan Jong Yo adiknya. Chul Min sendiri mengakui hal itu. Lee Jong Heon emosi dan langsung memukul wajah Chul Min. Lee Jong Heon melihat kalung yang dipakai Chul Min dan memutuskan perjanjian proyek tambang yang mereka rintis bersama. Jeong Tae berusaha melerai perkelahian antara kedua sahabatnya. Tapi Lee Jong yang sedang dikuasai emosi tak mengindahkannya. Ia semakin marah saat Chul Min mengaku mencintai adiknya. Ia terlanjur kecewa pada Chul Min yang membuat adiknya sengsara dan calon suaminya sampai meninggalkannya. Ia melayangkan tinjunya. Jeong Tae yang hendak melindungi Chul Min malah kena pukul dan tak sengaja menabrak Chul Min yang ada dibelakangnya. Hal ini mengakibatkan Chul Min terjatuh dari atap gedung. Jeong Tae juga hampir jatuh, tapi Lee Jong Heon segera menolongnya sedangkan Chul Min langsung meninggal seketika itu juga.

Lee Jong Heon tersadar dari lamunannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh Joeng Tae yang bereaksi. Ia melihat monitor alat kontrol jantung tak stabil. Ia panik dan segera memanggil dokter.


Tae Hee mendapat kabar bahwa ibu dari Presdir Wang meninggal dunia (nenek yang pernah bantuin Suk Bong mengambil rambut Lee Jong Heon untuk tes DNA). Boo Kwi Ho keluar dari ruang kerjanya. Ia mendengarkan percakapan Tae Hee di telepon.



Mereka datang melayat. Lalu memberikan penghormatan terakhir untuk ibu Presdir Wang. Lee Jong Heon juga datang bersama Shin Mi. Di belakang mereka Choo Young Dal dan Woon Suk menyusul.


Lalu tiba-tiba Suk Bong muncul. Mereka yang ada disana terkejut melihat kehadirannya.Ia datang mencari Boo Kwi Ho dan memperlihatkan sketsa gambar ibunya. Boo Kwi Ho kebingungan.
"Ini ibuku," ucap Suk Bong memberi penjelasan padanya. Lalu ia mengambil foto ibunya yang asli.
"Ini milik Paman Jeong Tae, kan?" tanyanya. "Kenapa ia menyimpan gambar ibuku?"


Tae Hee melihat gambar itu dari dekat dan menoleh pada Suk Bong.
"Itu ibumu?" tanyanya.
Suk Bong tak menjawab pertanyaan Tae Hee. Ia memandang Boo Kwi Ho tajam. "Katakan padaku?" tuntutnya. Tae Hee juga memaksa ayahnya untuk bicara.
Boo Kwi Ho memadangi Tae He dan Tae Kyung.Dengan berat hati ia mengatakan ,
"Gambar itu mungkin adalah ibumu. Kalungmu sebenarnya milik Jeong Tae."


Mendengar itu Suk Bong linglung. Shin Mi spontan berlari menangkapnya dan memeganginya.
"Maksudmu?" tanya Suk Bong menuntut lebih banyak penjelasan.
"Kalung itu bukan milik Chul Min, tapi milik Jeong Tae," ulang Boo Kwi Ho.
Tae Hee juga kaget mendengar pernyataan ayahnya. "Ayah apa yang kau katakan? Kalung Suk Bong galak benar milik paman? Kalau begitu ayah Suk Bong galak adalah paman?"
"Ya. Jeong Tae adalah ayah Suk Bong galak," tandas Boo Kwi Ho.
Semua orang kaget kecuali Choo Young Dal dan Woon Suk yang sudah tahu dari awal. Suk Bong lemas dan langsung jatuh pingsan.



Suk Bong dibawa ke rumah sakit. Ia masih tak sadarkan diri. Boo Kwi Ho ikut menunggui Suk Bong dan duduk di sebelah Lee Jong Heon. Shin Mi sangat mengkhawatirkan keadaan Suk Bong.
Keluarga Park datang. Mereka tampak cemas. Kemudian Suk Bong mulai sadar. Ia bangun dan mencabut selang infusnya.



Suk Bong berjalan menghampiri Boo Kwi Ho.
"Kenapa kau melakukan ini?" serunya marah.
Shin Mi menenangkan Suk Bong. Dokter berpesan agar Suk Bong harus menjaga emosinya. Tapi Suk Bong tak mengindahkan ucapannya. Ia kembali berteriak pada Boo Kwi Ho.
"Bagaimana bisa kau mengatakan ayahku yang masih hidup telah mati. Bagaimana bisa kau mengatakan orang lain sebagai ayahku." teriak Suk Bong lalu mencengkeram lengan Boo Kwi Ho. "Aku susah payah mencari ayahku dan kau bisa-bisanya berbuat seperti itu padaku. Setelah menipuku apa kau bisa tidur nyenyak. Apa kau masih bisa menelan makananmu. Jika kau punya mulut seharusnya kau bicara." Suk Bong menumpahkan kemarahannya.
"Apa yang harus kukatakan? Jika aku mengatakan hanya ini yang bisa kulakukan, kau pasti akan lebih marah. Jika aku mengatakan maaf, kau bisa terima?" ucap Boo Kwi Ho pasrah.
Suk Bong melepaskan tangannya. Ia menahan marah. Lalu ia melampiaskan kemarahannya dengan membuang barang-barang di meja.


Lee Jong Heon membawa Boo Kwi Ho keluar. Ia takut Suk Bong tak bisa mengendalikan emosinya. Di luar Boo Kwi Ho memberitahu Lee Jong Heon bahwa Jeong Tae telah membuat duplikat kalung dan menyembunyikan hal ini darinya. Ia takut Lee Jong Heon marah. Lee Jong Heon kaget mendengar hal ini.


"Jika dia tak membuat kalung lagi, pasti dia tak akan memberikan kalung itu pada wanita itu dan bocah itu tak akan muncul." ucap Boo Kwi Ho.
"Apa yang kau katakan?" tanya Lee Jong Heon kesal.
"Tentu saja. Jika begitu aku akan tetap jadi pewaris Boo Ho Group. Seorang menantu bagaimana mungkin bisa mencapai posisi itu."
Lalu Boo Kwi Ho mulai curhat. Ia mendapatkan posisinya yang sekarang ini bukan seperti Lee Jong Heon yang otomatis dipilih sebagai penerus perusahaan karena ia putra Oh Sung. Ia harus melaluinya dengan hinaan dan selalu dipandang sebelah mata. Ia menganggap Lee Jong Heon tak akan mengerti bahkan jika ia dilahirkan lagi. Lee Jong Heon kesal. Ia tak menduga Boo Kwi Ho bisa berpikiran licik seperti itu. Ia mengatakan apa Boo Kwi Ho tak takut pada azab. Boo Kwi Ho marah. Ia membalas bahwa Lee Jong Heon tak punya kapasitas untuk mengatakan hal itu padanya. Ia juga menganggapnya tak berhak menghakiminya.
Boo Kwi Ho mengaku bahwa ia juga benci mengambil posisi Jeong Tae dengan cara ini. Tapi hanya itu peluangnya. Ia juga tahu orang lain membencinya karena ia selalu berpikiran tentang uang. Bahkan anak-anaknya juga membenci dirinya yang selalu mementingkan uang.



Boo Kwi Ho mulai menangis.
"Aku melakukan ini karena anak-anakku. Aku tak mau mereka diremahkan orang lain. Tapi aku tak menyangka mereka malah malu mempunyai ayah sepertiku. Aku mengorbankan begitu banyak untuk mereka. Tak kusangka mereka mengatakan aku ini memalukan." Boo Kwi Ho menangis makin keras.


Lee Jong Heon kembali menjenguk Jeong Tae. Dokter memberitahu bahwa kondisi Jeong Tae sudah tak mengkhawatirkan, tapi kondisnya belum stabil.


Flash Back.
Jeong Tae menggambar ibu Suk bong yang lagi tertidur. Ia tersenyum sambil memandangi wajah ibu Suk Bong.
Kembali mengingat semua yang penah ia lakukan ke Ibu Suk Bong.




Lee Jong Heon di rumah sakit. Ia duduk di samping Jeong Tae.
"Apa yang kau bicarakan itu ibu Suk Bong?" tanyanya. "Apa kau tahu kau memiliki seorang anak laki-laki."


Suk Bong datang dan masuk ke kamar Jeong Tae. Lee Jong Heon sudah pergi. Ia mendekati Jeong Tae yang sekarang ia tahu bahwa pria itu adalah ayah kandungnya. Suk Bong tak dapat menahan keharuannya. Ia meraih tangan ayahnya dan menangis di depan ayahnya yang masih koma.
"Maaf..." ucapnya sedih. "Tidak dapat mengenalimu."


Shin Mi menyusulnya. Ia ikut masuk. Lalu merangkul bahu Suk Bong. Suk Bong terisak dan menyenderkan kepalanya pada Shin Mi.
"Kenapa aku bisa memanggil ayah dengan paman," isaknya.
"Tak apa-apa." hibur Shi Mi. "Belum terlambat untuk memanggilnya ayah."
Suk Bong memandangi wajah Jeong Tae. Lalu perlahan dengan terbata-bata mulai memanggilnya. "Ayah...."



Woon Suk minum-minum di bar. Ia tampak tertekan. Tae Hee menemaninya. Woon Suk menyuruhnya pulang karena sekarang yang harus dicemaskan adalah ayahnya. Tae Hee tak mau. Ia lebih mencemaskan Woon Suk.


"Boo Tae Hee bodoh...," ejek Woon Suk. "Kau pikir kenapa aku mabuk? Karena aku sangat marah pada ayahmu yang sudah merusak rencanaku! Kau peduli padaku? Kau memang bodoh. Itu sebabnya Lee Shin Mi selalu mengejekmu." Woon Suk meledak. Ia memandang Tae Hee dengan tajam.



"Biar saja dia menggangguku. Ada oppa yang bisa membuatku senang. Aku ingin kau bahagia. Aku tak tahan jika melihatmu menderita. Kau menderita karena berusaha menyelamatkan perusahaanmu. Perusahaan atau apaun biarkan pergi saja." ucap Tae Hee. "Aku akan bernyanyi untukmu. Dari dulu aku ingin menyanyikan lagu ini untukmu."
Tae Hee bangun. Mengambil HP-nya dan menjadikannya mike. Lalu ia mulai bernyanyi untuk menghiburnya. Awalnya Woon Suk melihatnya dengan pandangan dingin. Tapi perlahan ia tersenyum dan mulai tertawa melihat Tae Hee.

Tae Hee senang.
"Melihat kau tersenyum sangat lucu," ucap Tae Hee.
Woon Suk kembali diam. Ia masih tampak sedih.
"Masih menangis?" tanya Tae Hee sambil menatap Woon Suk dengan sedih.
"Tidak..." Woon Suk menggeleng tapi air matanya tumpah. Ia berusaha tersenyum pada Tae Hee.
Tae Hee mengusap air mata di pipi Woon Suk. "Jangan menangis. Biarkan aku saja yang menangis," ratapnya.
Tae Hee mulai menangis. Woon Suk menatap Tae Hee yang sedang menangis. Ia baru menyadari selama ini Tae Hee yang selalu ada untuknya. Tae Hee yang selalu datang menghiburnya. Disaat semua orang membencinya. Tae Hee tetap mendukungnya. Ia baru menyadari ketulusan Tae Hee. Perlahan Woon Suk mendekat. Air matanya tumpah lagi dan ia mencium Tae Hee.



Suk Bong tertidur di rumah sakit bersama Shin Mi. Mereka tertidur di samping ranjang Jeong Tae. Suk Bong tidur sambil menggengam tangan Shin Mi.


Kilatan masa lalu terekam di memori Jeong Tae .Dimulai saat bertemu dengan ibu Suk Bong. Kencan semalam mereka di hotel dan saat ia menyerahkan kalungnya pada ibu Suk Bong.
Perlahan Jeong Tae menggerakkan tangannya. Ia meraih tangan Suk Bong dan menggenggamnya. Suk Bong terbangun. Ia memberitahu Shin Mi bahwa Jeong Tae bereaksi dengan menggenggam tangannya.

Suk Bong dan Shin Mi keluar dari kamar Jeong Tae. Shin Mi menghibur Suk Bong. Ia bilang Suk Bong tak perlu mengkhawatirkan ayahnya lagi. Ia menggenggam tangan Suk Bong untuk menguatkan hatinya.


Suk Bong memainkan gitar untuk ayahnya. Jeong Tae sadar. Ia memandangi kalung yag dipakai Suk Bong. Suk Bong memegang kalungnya.
"Siapa aku, apa kau tahu?" tanya Suk Bong. Jeong Tae mengangguk.
"Ayah..." panggil Suk Bong.
Jeong Tae mengulurkan tangannya. Ia membelai wajah Suk Bong. "Anakku...Sudah datang," ucapnya lirih.



Choo Young Dal mengubah semua rencananya. Semula ia hanya ingin bekerjasama dengan perusahaan Jepang dalam proyek tambang Kyrgystan yang mereka ambil alih dari Jeong Tae. Tapi rencana mereka berantakan akibat pengakuan Boo Kwi Ho. Ia takut Boo Kwi Ho menjegal usahanya. Makanya ia menyuruh Woon Suk menjual tambang itu sebelum Boo Kwi Ho bertindak.
Choo Young Dal memberikan tiket pesawat untuk Woon Suk dan menyuruhnya pergi malam ini juga ke Jepang. Ia menyerahkan semuanya pada Woon Suk. Tapi Woon Suk sudah tak berminat lagi meneruskan rencana ayahnya. Ia lelah mengikuti semua perintah dari ayahnya. Choo Young Dal tetap memaksa Woon Suk untuk menjalankan perintahnya dan bergegas pergi.


Boo Kwi Ho mendengar rencana Frontier yang akan menjual pertambangan Kyrgystan itu pada perusahaan Jepang. Ia marah dan berniat menghentikan usaha mereka. Tae Hee datang. Ia meminta ikut. Ia juga memohon pada ayahnya agar melepaskan Woon Suk. Ia tak mau ayahnya menyakiti Woon Suk.



Shin Mi juga mengetahui hal itu. Ternyata Ketua Yoo yang memberinya informasi. Mungkin ia melakukan hal itu untuk menebus rasa bersalah karena pernah berkhianat pada Oh Sung.
Ketua Yoo segera mengakhiri percakapannya dengan Shin Mi setelah melihat Woon Suk dan Kepala Kang keluar dari rumah. Mereka akan pergi ke tempat pertemuan dengan perusahaan Jepang yang akan membeli pertambangan logam. Ketua Yoo terlihat ragu. Mungkin ia merasa tindakan mereka kali ini sangat berbahaya.



Choo Young Dal mendapat laporan bahwa Boo Kwi Ho telah memperbaruhi lisensi pertambangan Kyrgystan. Itu artinya Boo Kwi Ho mempunyai hak atas pertambangan itu. Ia tahu Boo Kwi Ho akan mendatangi tempat pertemuan Woon Suk untuk menggagalkan rencananya. Ia menelepon Ketua Kang dan memberitahu bahwa mereka dalam masalah besar.


Sementara itu Suk Bong dan Shin Mi juga tengah berlomba dengan waktu. Mereka pergi ke tempat pertemuan Woon Suk dan berniat menghentikan rencannya. Suk Bong membawa mobil dengan kecepatan tinggi. Shin Mi khawatir dan mengingatkannya. Suk Bong bilang ia harus cepat sampai disana. Ia tak mau impian ayahnya hancur begitu saja.


Di tengah jalan mobil Boo Kwi Hoo di hadang oleh mobil tak dikenal. Segerombolan pria berjas hitam turun dan memaksa Boo Kwi Ho dan Tae Hee turun dari mobil. Supir mereka berhasil dilumpuhkan. Boo Kwi Ho dan Tae Hee tak bisa melawan. Diam-diam Tae Hee berhasil mengambil HP-nya. Ia menyembunyikan HP-nya di belakang tubuhnya dan mengirim sebuah pesan meminta bantuan.


Woon Suk sampai di tempat pertemuan. Mereka siap menandatangi kontrak penjualan tambang dengan perusahaan Jepang. Ketua Yoo tampak tak tenang. Woon Suk membuka dokumen yang telah disiapkan untuk ditandatangani.


Tiba-tiba HP-nya berbunyi. Ia mendapat sebuah pesan dari Tae Hee : Oppa, selamatkan aku.


Suk Bong membawa mobil dengan kecepatan tinggi menuju tempat dimana Woon Suk tengah melakukan transaksi jual beli pertambangan milik ayahnya Jeong Tae. Tiba-tiba Shin Mi melihat sosok Tae Hee di pinggir jalan sedang dikeroyok oleh segerombolan orang.
"Itu...Bukankah itu Boo Tae Hee?" ucap Shin Mi sambil memicingkan mata. Suk Bong hanya menoleh sekilas.


Tae Hee dan Boo Kwi Ho dipaksa masuk ke dalam mobil oleh segerombolan pria tak dikenal itu. Mereka mencoba melawan, namun tahu hal itu hanya sia-sia. Kemudian sebuah mobil mengerem mendadak di depan mereka. Suk Bong dan Shin Mi keluar dari dalam mobil itu. Suk Bong berubah pikiran. Ternyata ia tak tega membiarkan Tae Hee dan Boo Kwi Ho yang sedang dalam bahaya.
Suk Bong berkelahi dengan segerombolan pria itu.Shin Mi tak bisa tinggal diam saja melihat Suk Bong tengah dipukuli. Ia berlari membantunya dengan menarik baju pria yang tengah menghajar Suk Bong. Ia malah kena hantam. Suk Bong menarik Shin Mi kedalam pelukannya dan berusaha melindungi kepala Shin Mi dari pukulan.


Woon Suk datang dan berlari menerjang gerombolan pria yang tengah mengeroyok Suk Bong. Tae Hee menjerit senang melihat kedatangan Woon Suk. Ia berteriak menyemangatinya.
Suk Bong mengamankan Shin Mi dulu ke tepi. Lalu kembali membantu Woon Suk. Ia dan Woon Suk bahu-membahu melawan mereka.


Tae Hee menyerang pria yang tengah mengeroyok Suk Bong dengan hak sepatunya. Shin Mi ikut maju membantunya dengan menjambak rambut pria itu.


Tiba-tiba pria itu mencabut sebuah pisau dari dalam kaos kakinya. Suk Bong berhati-hati melawannya. Shin Mi langsung panik. Ia mengkhawatirkan Suk Bong. Woon Suk juga melihat hal itu dan datang membantunya. Ia menerjang pria itu yang langsung menyerangnya dan berhasil melukai lengan Woon Suk dengan pisaunya. Tae Hee berteriak ketakutan. Suk Bong kaget. Ia memberi tendangan keras pada pria yang melukai Woon Suk. Gerombolan pria berjas itu mengepung mereka dengan mengacungkan pisau ditangan masing-masing. Tiba-tiba terdengar sirene mobil polisi. Tae Hee berteriak kegirangan saat melihat polisi datang menyelamatkan mereka.
Beberapa polisi turun dari mobil dan langsung mengamankan gerombolan pria itu.
"Tangkap semuanya. Tangkap semuanya..." teriak Tae Hee penuh semangat.


Sementara itu di rumah Choo Young Dal mendapat laporan bahwa Woon Suk membatalkan kontrak jual beli pertambangan. Ia bergegas pergi.


Suk Bong lega dan memeluk Shin Mi. Tae Hee segera mendatangi Woon Suk dan melihat luka di lengan Woon Suk.
"Lihatlah, tanganmu berdarah," seru Tae Hee panik.
Seorang polisi mendekati Woon Suk. Kayaknya Kapten Polisinya deh.
"Apa kau Manager Choo Woon Suk?" tanyanya.
"Iya aku" jawab Woon Suk.
Lalu polisi menagkap Woon Suk dengan tuduhan percobaan penculikan. Polisi memborgol tangan Woon Suk. Woon Suk diam dengan pasrah, tak membantah tuduhan polisi. Malah Tae Hee yang langsung memprotes. Ia mengatakan Woon Suk yang menyelamatkannya. Bagaimana mungkin Woon Suk berniat menculiknya.
"Katakakan pada mereka. Katakan sesuatu..." paksa Tae Hee melihat kebisuan Woon Suk.
Polisi membawa Woon Suk masuk ke mobil patroli.


Boo Kwi Ho menoleh pada Suk Bong.
"Kau sengaja datang untuk melihatku kehilangan muka, bukan?" duga Boo Hwi Ho. Suk Bong hanya diam saja. "Atau yang lain, kau benar-benar datang menyelamatakanku?" tanyanya. "Orang baik... Kalau aku jadi kau, aku tak akan menyelamatkan orang sepertiku."
"Ayah..." Tae Hee menghampiri ayahnya. Menangis dan meminta ayahnya membebaskan Woon Suk
Boo Kwi Ho mengacuhkan permintaan Tae Hee. Ia malah masuk mobilnya mengikuti Suk Bong yang menuntuk Shin Mi masuk ke mobil.
"Suk Bong, kau mau pergi begitu saja?" panggil Boo Kwi Ho yang melihat Suk Bong berjalan tertatih-tatih. Suk Bong menoleh. Boo Kwi Ho menyerahkan sebuah kertas dokumen padanya. "Ambillah ini..." ucapnya.
Suk Bong mengambil dokumen itu yang merupakan akte asli hak pertambangan milik Jeong Tae. Boo Kwi tersenyum penuh arti.



Suk Bong memandangi surat itu bersama Byung Do di kantor mereka. Byung Do tahu Suk Bong pasti akan meninggalkannya dan memilih meneruskan usaha ayahnya di Boo Ho Group.
"Siapa yang menyangka kau ternyata benar-benar anak konglomerat? Boo Hoo Group pasti kau menyukainya." ucap Byung Do. "Aku akan pergi menenangkan diri. Disini aku akan melakukan apapun yang bisa kukerjakan. Entah menggoreng atau memanggang dalam panci. Kau tak usah mempedulikan tempat ini lagi. Pedulikan Boo Ho Group saja."
"Baiklah, aku akan pergi ke Boo Ho Group sebentar. Lalu kau bisa pergi setelah membereskan tempat ini." ucap Suk Bong kemudian pergi. Byung Do menatap kepergian Suk Bong dengan mata berkaca-kaca. Ia terharu Suk Bong lebih memilih merintis usaha baru bersamanya ketimbang meneruskan perusahaan ayah kandungnya.


Suk Bong datang menemui Boo Kwi Ho di kantornya yang sedang membersihkan papan namanya . Boo Kwi Ho spontan memeluk papan namanya . Ia kesal pada Suk Bong yang kerap mendatangi kantornya.


"Tempat ini sudah seperti rumahku sendiri." ucap Suk Bong. "Sangat nyaman berada disini dan aku bisa datang kapanpun kau mau." Lalu Suk Bong duduk diatas meja Boo Kwi Ho.
"Aku dengar bibi dan nenek akan pulang akhir pekan ini dari Kanada. Dan kudengar kesehatan nenek sedang tak baik. Aku akan mengunjunginya." ucap Suk Bong.
"Dulu dia berkata ingin tinggal bersama putrinya karena tak tega melihat putranya yang sakit, tapi sekarang mengatakan akan kembali untuk berterimakasih pada cucunya. Pemikiran mereka sangat tidak jelas," Boo Kwi Ho mengomentari mertuanya.
"Kau semakin sering mengeluhkan hal-hal seperti ini."
"Apa? Hey, jangan mentang-mentang sekarang kau menjadi Ha Suk Bong, bisa mengatakan hal seperti ini padaku," ucap Boo Kwi Hoo kesal. "Sebenarnya apa yang ingin kau lakukan?"
Suk Bong berdiri. "Apalagi yang bisa kulakukan? Akhirnya menemukan asalku setelah melalui banyak penderitaan. Harus ada kompensasi sedikit untuk semua penderitaan yang kualami." ucap Suk Bong sambil menatap Boo Kwi Ho yang mulai khawatir Suk Bong bakal menggeser posisinya di Boo Hoo Group. Padahalkan Suk Bong sudah memilih tetap bersama Byung Do membangun perusahaan sendiri.

Satu Tahun Kemudian....



Sekretaris Yoon akhirnya melepas masa lajangnya.
Byung Do datang dengan memakai jas hitam. Ia memuji sang pengantin wanita yang terlihat sangat cantik. Lalu tiba-tiba Pengurus Rumah muncul. Ia juga berpakaian rapi dengan memakai jas hitam.
Tiba-tiba seseorang muncul dari balik pintu. Dialah Sang Pengantin Pria yang asli(wkwkwk q pikir pengantin prianya Byung Do atau Pengurus Rumah ). Pria itu ternyata Mr. Nakamura yang bernama asli Chung Chun.


Mun Dae Myung melihat So Jung dan langsung memeluknya dari belakang dan memanggilnya sayang. So Jung berontak.So Jung keliatan cantik dengan dandanan barunya. So Jung juga udah naik jabatan menjadi Manager.


"Apa kau gila?" teriaknya marah. "Aku bilang tidak untuk melakukan hal ini di perusahaan. Apa yang akan kau lakukan jika seseorang melihat kita." ucapnya dingin.
"Sayang, apa yang kau katakan? Apa kau takut seseorang menggosipkan kita?" tanya Mun Dae Myung.
So Jung menahan kesal. "Di dalam perusahaan. Aku adalah Manager Han So Jung dan kau bosku, Direktur Mun Dae Myung. Aku harap kau menahan diri dari keinginan seperti mengangguku!" .

Lee Jong heon menjadi akrab dengan Boo Kwi Ho. Mereka suka bertanding catur ala Korea.
"Tahu kan, siapa yang tidak bisa bermain golf?" ejek Boo Kwi Ho.
Lee Jong Heon malah teringat pada Choo Young Dal. Ia tahu Choo Young Dal yang terbaik dalam bermain golf.


Tae Hee akan mengadakan fashion show bekerjasama Donna Plymouth. Ia tengah sibuk mengatur para modelnya menuju panggung. Ia menjerit kesal pada mereka karena susah diatur, seperti memakai celana terlalu pendek.
"Kau...seperti memakai bikini," celotehnya lalu membenahi pakaian modelnya. 'Kau benar-benar sangat kurus. Apa belum memakan kue?"


Woon Suk masuk penjara untuk membayar semua ulahnya,tanpa melibatkan ayahnya.

Tae Hee datang mengunjungi Woon Suk. Ia sedih melihat Woon Suk yang semakin kurus. Tae Hee langsung mengomeli polisi yang berjaga disana karena tak memberi makan Woon Suk dengan baik. Ia bahkan mengancam akan melapor ke Komnas Hak Asasi Manusia.


Woon Suk hanya tertawa geli menaggapi ulah Tae Hee.
"Aku tak akan melakukannya," ucap Tae Hee malu. Lalu ia bercerita pada Woon Suk bahwa ia baru saja mengadakan Fashion Show hasil rancangannya sendiri. Dan ia baru saja makan malam dengan karyawannya untuk merayakan keberhasilannya. Tae Hee senang ia berhasil melakukan pertunjukan membuat minuman seperti yang diajarkan Shin Mi.
Woon Suk memberi selamat pada Tae Hee. Tapi Tae Hee malah terlihat sedih.
"Tae Hee, ada apa?" tanya Woon Suk cemas.
Tae Hee menggeleng. Ia bilang bahwa ia terlalu bahagia.
"Aku tak perlu pujian dari seluruh dunia. Aku hanya perlu satu orang saja. Aku hanya menginginkan oppa untuk mengatakan hal-hal yang menyenangkan."


Woon Suk melepas kacamatanya. Ia meminta tangan Tae Hee.
Tae Hee memberikan tangannya. Woon Suk menuliskan sesuatu di tangan Tae Hee. Tae Hee tertawa kegelian.
"Tae..." ejanya. "Apa kau berencana menulis Tae Hee lagi?" ucap Tae Hee sambil tersenyum senang.



Woon Suk selesai menulis. Tae Hee langsung kesal karena Woon Suk hanya menuliskan namanya.
"Tae Hee?" tanyanya. "Hanya Tae Hee?. Apa kau tak bisa menulis lebih banyak lagi."

Tae Hee ngambek.
"Aku selalu mengatakan dengan jelas, benar-benar..." Tae Hee menggerutu kesal.Tae Hee melampiaskan kekesalannya padanya. "Apa? Kau baru kali ini melihat seseorang yang tengah marah?"
Tae Hee cemberut. "Aku benar-benar bodoh..." guamamnya sedih.


Woon Suk memandangi Tae Hee dalam diam. Lalu sambil tersenyum di dalam hatinya perlahan mengatakan "Tae Hee, aku mencintaimu..."
Woaah, Woon Suk akhirnya jatuh cinta beneran sama Tae Hee.


Boo Kwi Ho menjenguk Choo Young Dal yang dirawat di Panti Rehabilitasi Gangguan Mental.
Boo Kwi Ho melihat Choo Young Dal dari jauh yang tengah menyiram bunga. Kepala Kang dan Ketua Yoo juga ada disana. Boo Kwi Ho senang sepertinya Choo Young Dal bahagia disana dan berat badannya mulai bertambah.
"Aku tak perlu mengkhawatirkannya," ucapnya.



Suk Bong tengah bekerja dikantornya. Byung Do tampak kepanasan di dalam kantor mereka. Ia sampai membuka bajunya. Suk Bong nggak mau pasang AC (hahahhaa,.bikin aq ketawa ney,..udh kayak shin mi aja). Untuk menghilangkan panas, ia hanya memasang kipas angin yang kadang-kadang suka mati. Suk Bong memanggil Byung Do untuk membetulkan kipas angin yang tiba-tiba mati. Karena kesal Byung Do memukul kipas dengan keras dan kipas itu kembali berputar lagi.


Shin Mi datang menemuinya. Ia sekarang menjabat sebagai Presiden Oh Sung. Ia datang untuk menawarkan investasi pada Suk Bong. Suk Bong memberitahunya bahwa ia sudah bekerjasama dengan perusahaan lain. Shin Mi keki.

Suk Bong pergi menemui ayahnya. Jeong Tae sudah tampak sehat. Suk Bong mengajari ayahnya bermain gitar. Lalu ia memandangi wajah ayahnya dan berkata dalam hati. "Ayah, mulai sekarang kita akan tinggal disini."


Shin Mi memasuki gedung pertunjukkan teater. Ia ada janji kencan dengan Suk Bong. Namun Suk Bong belum juga muncul.


Pertunjukkan teater di mulai, Suk Bong belum juga mencul. Shin Mi semakin kesal dan sama sekali tak menikmati pertunjukkan itu.

 Sementra itu Suk Bong baru turun dari taksi. Ia masih sibuk menerima telepon dari beberapa kliennya. Ia juga menelepon Byung Do dan masih sibuk mengurusi pekerjaannya.

Sampai pertunjukkan teater usai Suk Bong masih belum muncul. Seluruh penonton sudah pergi hanya menyisakan Shin Mi seorang diri. Shin Mi bangun dan hendak pulang. Mendadak Suk Bong datang sambil berlarian. Ia bilang terjebak macet.


Shin Mi yang sudah kadung kesal berniat pergi. Suk Bong menahannya
"Sayang..." rayunya.
"Apa kita akan terus seperti ini?" tanya Shin Mi dingin.
Shin Mi mengeluarkan unek-uneknya. Ia mulai protes pada jadwal kerja Suk Bong yang super padat.
"Apa kau tahu sudah berapa lama aku menunggumu?" tanya Shin Mi tajam. "Mulai sekarang aku tak akan menunggumu lagi."
Akhirnya mereka malah bertengkar.Shin Mi hanya bisa menahan emosinya. Ia kembali duduk. Tiba-tiba saja lampu padam. Shin Mi panik dan berseru bahwa masih ada orang di dalam gedung teater itu.


Lalu sebuah suara memberitahunya bahwa pertunjukkan belum usai. Masih ada pertunjukkan band. Mereka mempersembahkan lagu untuk Shin Mi. Suk Bong keluar dari dalam pintu. Shin Mi yang sedari tadi cemberut mulai bisa tertawa mendapat kejutan ini.
Suk Bong menyanyikan sebuah lagu untuknya. Sementara Suk Bong menyanyi memori berputar mengenai awal pertemuan Shin Mi dengan Suk Bong. Cuplikan-cuplikan adegan bergiliran muncul. Shin Mi sampai terharu. Matanya berkaca-kaca.



Suk Bong selesai bernyanyi.
"Shoon Mi tidak akan menugguku lagi. Bahkan jika ia melakukannya." ucap Suk Bong.
Shin Mi tertawa bahagia mendengar janji Suk Bong.
Suk Bong merentangkan tangannya. Shin Mi bangun. Ia mulai menuruni tangga.

Suk Bong mrnghampirinya. Ia memakaikan kalungnya pada Shin Mi. Mata Shin Mi kembali berkaca-kaca.
"Shoon Mi...Maukah kau menjadi milikku selamanya?" pinta Suk Bong tulus. Sambil menahan tangis haru Shin Mi menganggukkan kepalanya.




Lalu perlahan Suk Bong mendekati Shin Mi dan menciumnya dengan lembut.



**TAMAT**