Kamis, 27 Januari 2011

This my heart "Ini hatiku"

****__****

Why to My heart?
What's wrong with my feelings?
There's something different.
There is something unusual

I do not understand My heart
Tightness ....
My thoughts are uncertain chaotic
There was a little anxious and restless

What happened in My heart?
Fluctuate erratically
Rumble abysmally
Shortness ...

I'm confused, ..
Do not understand with my own heart
My heart can not understand the intent
Do not know how to express this

Trying to find a gap, ..
Comprehend and understand
Finding out that there
This heart My heart, ..
So I certainly can understand the terrible and
Since this is my heart

(Hanya mencoba mengungkapan kata lewat bhs inggris(^^)


Kenapa dengan hatiKu?
Ada apa dengan perasaanKu?
Ada sesuatu yang berbeda.
Ada hal yang tidak biasa

Aku tidak mengerti dengan hatiKu
Terasa sesak ....
PikiranKu kacau tidak menentu
Ada cemas dan sedikit resah

Apa yang terjadi di hatiKu?
Bergejolak tak menentu
Bergemuruh tak karuan
Sesak...

Aku bingung,..
Tak mengerti dengan hatiku sendiri
Tak bisa memahami maksud hatiKu
Tak tahu cara mengungkapkan rasa ini

Mencoba mencari celah,..
Memahami dan mengerti
Mencari tahu yang terjadi
Hati ini hatiKu,..
Jadi pasti aku bisa mengeri dan memahami
Karena ini adalah hatiku

Selasa, 25 Januari 2011

Sekilas Penyakit "PROGERIA"

Mengenal Penyakit Progeria

Foto ini membuatQ haru n sedih


Baru2 ini saya membaca sebuah info mengenai sebuah Penyakit yg tergolong Langka.Awalnya saya melihat sebuah keanehan ketika saya memperhatikan sebuah foto anak kecil yg lebih mirip orang tua.
Dari situ saya tertarik untuk mencari tahu penyebabnya.Dari teman,saya mengetahui nama penyakit tersebut adalah “Progeria”.

Mungkin sebagian dr teman2 sudah ada yg tahu,atau bahkan sudah semua tahu.Tapi bagi saya penyakit ini baru.Karena saya memang baru2 ini mendengar mengenai penyakit ini.
Dari sebuah video yg saya saksikan,sangat miris dan membuat saya sedih melihat anak usia 14th yg sudah harus berjuang melawan penyakit.

Sedikit info mengenai penyakit “Progeria”
Progeria adalah penyakit penuaan dini pada anak-anak yang membuatnya tampak lebih tua dari usia normalnya, saat ini dikenal sebagai penyakit paling unik dan aneh yang pernah ditemukan.

Berasal dari bahasa Yunani, yaitu geras yang berarti usia tua, progeria dikenal juga dengan penyakit HGPS (Hutchinson-Gilford Progeria Syndrome) karena ditemukan pertama kali oleh Dr. Jonathan Hutchinson (1886) dan Dr. Hastings Gilford (1897).



Dilansir dari Progeria Research, Kamis (16/7/2009), HGPS disebabkan karena adanya mutasi gen yang disebut LMNA, yang memproduksi protein Lamin A, yang dapat mengganggu stabilitas inti sel (nukleus) di dalam tubuh. Ketidakstabilan inti sel tersebutlah yang dicurigai oleh beberapa peneliti sebagai penyebab dari proses 'premature aging' pada penderita progeria.

Progeria tidak dapat terdeteksi ketika masih bayi, bahkan selagi masih dalam kandungan pun tidak terlihat indikasinya. Penyakit ini justru muncul setelah anak berusia satu 1-2 tahun. Tak heran jika sebelum usia 1 tahun ia kelihatan normal dan sehat-sehat saja, namun setelahnya baru tampak tanda-tanda penuaannya.

Proses penuaan pada penderita progeria terjadi dengan kecepatan 4-7 kali lipat dari proses penuaan normalnya. Jadi jika seorang anak yang mengalami progeria berumur 10 tahun, maka penampilannya akan tampak seperti orang berusia 40-70 tahun, termasuk organ pernapasan, jantung, maupun sendi-sendinya. Sungguh menyedihkan.

Gejala klinis yang terjadi pada penderita progeria di atas benar-benar memilukan. Bagaimana tidak, semua gejala menyedihkan tersebut harus dialami oleh bocah yang seharusnya dapat tumbuh dan bermain secara normal.

Rambut rontok dan tidak tumbuh lagi, pembuluh darah di bagian kepala tampak jelas, mengeriputnya kulit karena jaringan lemak tidak ada, merupakan ciri-ciri penderita progeria. Mirisnya gejala tersebut terjadi pada anak-anak.

Ciri lainnya adalah kuku melengkung serta rapuh, pengerasan di persendian, pengeroposan tulang yang menyebabkan tulang mudah retak atau patah, gigi terlambat tumbuh, merupakan tanda-tanda penderita progeria. Padahal itu adalah gejala pada orang yang memasuki usia lanjut.


Senin, 24 Januari 2011

Puisi'Q

*******__*******


hal yang ingin kukatakan
aku tetap tidak bisa mengatakannya,.
Berat hati ini tuk mengungkapkan,..
Sulit bibir ini tuk mengucapkan,..

perasaan yang ingin disampaikan
tanpa bisa mengatakannya
Berlalu dan memudar seiring waktu..

waktu menutup mata
waktu berusaha tidur
setiap aku teringat kamu
aku menangis seorang diri

Apa yang kan terjadi esok,
Bagaimana denganMu,..
Bagaimana dengan hatiMu,..
Terluka,kecewa,sedih...


Ingin ku melarikan diri dari rasa sepi...
Lari dari semua masalah...
waktu yang telah berlalu
waktu yang tinggal sesaat..
kutak bisa mengembalikannya
aku akan merindukan mu yang pernah ada di dekatku


tidak perduli lamanya waktu berjalan
tidak perduli terpisah sejauh apa pun
Tidak perduli kau bukan untukKu
SetidakNya aq beruntung pernah mengenalMu
Beruntung pernah dekat denganMu..
Beruntung pernah memilikiMu,..

Di dalam hati selalu
tidak berubah
hati ini
Selalu Merindu...

Minggu, 23 Januari 2011

Sinopsis Midnight Sun

Midnight Sun, Film ini sebenarnya dirilis 2006 tapi aku baru nontonnya. hehehe.Film n lagunya keren ditambah akting n suaranya Yui yang bagus menambah daya tarik film ini, berikut sinopsisnya :

Kaoru Amane (Yui) adalah seorang gadis berumur 16 tahun yang menderita penyakit xeroderma pigmentosum (XP) yaitu penyakit yang menyebabkan radiasi ultraviolet membahayakan baginya, bahkan bisa membunuhnya. Akibatnya kaoru hanya bisa keluar pada malam hari sedangkan pada siang harinya ia tidur. Setiap malam ia keluar dan menciptakan sebuah lagu didekat stasiun kereta.

Setiap pagi dia melihat Koji Fujishiro (Takashi Tsukamoto) saat berangkat ke sekolah, dengan bantuan sahabatnya Misaki Matsumae (Airi Toyama) kaoru mencari tahu tentang Koji Fujishiro, pada suatu waktu kaoru bertemu dengan koji lalu mereka pun saling kenal. Koji yang tidak tahu penyakit kaoru mengajak kaoru untuk berkeliling kota, tanpa disadari matahari akan terbit kaoru pun berlari pulang ke rumah untungnya matahari terbit pada saat kaoru sudah masuk ke rumahnya.


Karena kaoru pandai menyanyi koji berencana untuk membuatkan CD untuk kaoru, ia lalu bekerja part time untuk mengumpulkan uang. Penyakit kaoru semakin parah, jarinya lumpuh sehingga ia tidak bisa lagi memainkan gitarnya. Tapi akhinya ia bisa juga menyanyikan lagunya di studio rekaman, ia sempat melihat koji berselancar pada siang hari tapi kaoru mengenakan pakaian seperti astronot sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya. Lagu hasil karyanya mulai dikenal dan di dengar dimana-mana.
Film ini sungguh mengahrukan, kalau nton jadi sedih..bener2 bagus dch ceritanya. Gak nyesel nontonnya...
Berikut ini kalo penasaran liat cuplikannya :
 

STEP UP 3D

Steu Up 3D


Film ini keren bgt,..
Saya yakin teman2 sekalian sudah pada nonton ney film,..mungkin juga kalian mengikutinya dari Step Up 1.

Memang gak di ragukan lagi,film ini mampu menarik peminat film untuk berbondong2 menyaksikan aksi penari tokoh2 dalam film ini.Di jamin gak bakalan nyesel kl nonton ne film.Dari awal cerita sudah sangat menarik.Apalgi saat melihat aksi dari masing penari,..woooowww kereeeeeeeen bgt.

Sekilas tentang film ini :


Sinopsis :

Film yang disutradarai Jon Chu ini diawali dengan berbagai footage anggota House of Pirates tentang pendapat mereka seputar dansa dan bagaimana itu mengubah hidup mereka dan sekitarnya. "Menari bisa mengubah dunia!” ujar Moose (Adam Sevani) sang tokoh utama, sembari memberi contoh gerakan Elvis Presley dan "moonwalker" Michael Jackson. Dari sini kita tahu bahwa tarian lebih dari sekadar pencarian jati diri atau pemuasan eksistensi dan cari keuntungan.

Moose dan Camille (Alyson Stoner) baru tiba di New York sebagai mahasiswa baru. Tak sengaja, Moose terlibat dalam pertarungan tarian dengan House of Samurai, salah satu kelompok tercadas yang berambisi menjadi raja melantai pimpinan Julien (Joe Slaughter). Dan, ia pun secara tak sengaja diselamatkan oleh pemimpin House of Pirates, Luke (Rick Malambri) yang memakai sepatu Nike edisi Gun Metal yang amat langka dan membuat Moose menelan ludah.

Luke dan anggota kelompoknya juga ingin memenangkan kompetisi dansa kelas dunia, World Jam. Dalam usaha perekrutan, ia kepincut dengan gadis misterius, Natalie (Shari Vinson).Dalam arena pertarungan Luke melihat natalie menari dengan lincah.Luke tertarik melihat gerakan-gerakan yg di lakukan Natalie yg sulit tertangkap camera perekam Luke.
Keributan terjadi,hingga akhirnya Luke dan Natalie terjebak di ruangan sempit dan terjadi percakapan.Luke menawarkan tempat tinggsl untuk Natalie dan mengajaknya bergabung ke dalam groupNya.Tanpa Luke ketahui kalau Natalie adalah adik dari musuh bebuyutannya.

Masalah muncul. Moose bermasalah membagi waktu antara menari dengan belajar di Jurusan Teknik dan juga bercengkrama dengan Camille. Ia pun sudah kadung berjanji kepada orang tuanya akan berhenti menari dan fokus pada studinya.


Di hari pertarungan tiba,masalah datang lagi.Jadwal pertandingan dance bentrok dengan jadwal ujian Moose.Di awal pertandingan mereka harus siap menari tanpa adanya Moose.Hampir saja kalah,Natalie tanpa ragu masuk dan bergabung dengan Mereka,dan Moose datang dengan gaya tarian khasNya..

Luke juga punya problem dengan Natalie, yang jelas mempengaruhi kesiapan mereka bertanding.Natalie di anggap sebagai mata-mata dari geng Samurai. Sementara itu, markas besar mereka —yang sudah menunggak sewa 5 bulan— akan terancam disita dan dilelang untuk publik, dan… akan dibeli oleh Julian, musuh bebuyutannya yang kaya raya.

Di situ terjadi ketegangan yang mengakibatkan perpecahan antar klompok Luke.Namun pada akhirnya mereka berkumpul lagi dan sepakat untuk melanjutkan mengikuti kompotisi.Meskipun tanpa markas tempat latihan yg memadai.Namun mereka tetap bisa berlatih berkat kerjasama Moose dan teman2nya sewaktu SMA.

Anggota Mereka bertambah banyak.Dan tentu saja tarian mereka menjadi sangat kereeen.




Finaly,..mereka memenangkan pertarungan tersebut.

Hehheheehe,..kalau nonton pasti lebih seru,..

Jumat, 21 Januari 2011

Bread, Love and Dreams (Kim Tag Goo-King of Baking) episode 4


Tak Goo berusaha berlari sekuat tenaga untuk melarikan diri dari bekapan Seung Jae, Tak Goo berlari kearah rumah, tempat Il Jong sedang membuat roti. Sambil berlari Tak Goo memikirkan kata-kata Ja Rim yg melarangNya ke rumah itu.Namun  Tak Goo tetap berlari. Dan sampai dirumah itu Tak Goo tersandung dan menjatuhkan kue yang telah dibuat Il Jong. Il Jong terkejut melihat Tak Goo kemudian menyuruhnya bangun. “Jelaskan mengapa kau berlari kesini pada malam-malam begini dan membuat semua berantakan” seru Il Jong. Tak Goo ragu menjawab. “Cepat katakan sekarang” bentak Il Jong
Tiba-tiba Seung Jae datang dan mengatakan bahwa ia mengawasi Tak Goo.”saya melihat anak ini mengintip lewat jendela, saya takut dia akan mengganggu anda, saya bermaksud  membawana pergi diam-diam.

Pandangan beralih pada Tak Goo “Mengapa kau mengintip? Tanya Il Jong. Tak Goo menjawab dengan ragu-ragu. “Aku tidak tahu, ketika aku tidur aku mencium bau yang sangat enak, ketika aku sadar aku sudah berada disini dan melihat presdir melakukan… .


Manager Han hendak  membawa Tak Goo pergi dari tempat itu namun Il Jong menghentikannya. “Tunggu. Biarkan anak ini tetap disini, dan kau boleh pergi” kata Il Jong pada Seung Jae. Mendengar hal itu Seung Jae kaget berbeda dengan Tak Goo yang tersenyum senang.
Il Jong menyuruh Tak Goo untuk mendekat agar bisa melihatnya membuat roti, dengan senang hati Tak Goo berlari mendekati Il Jong, namun Il Jong menyuruhnya mundur 1 langkah karena itu terlalu dekat.., melihat hal itu Seung Jae hanya diam karena Shock,,sekaligus khawatir. Il Jong mulai membuat roti dengan heroik sementara itu Tak Goo hanya bisa bengong melihat takjub..diluar Seung Jae terlihat cemas.


Saat Il Jong serius membuat kue, tiba-tiba berbunyi suara perut Tak Goo yg keroncongan . Tak Goo memengani perutnya, Il Jong pun mendengarnya. . Il Jong menyuruh Tak Goo mengkutinya kemeja makan, Tak Goo disuguhi roti satu piring yang baru saja keluar dari oven Tak Goo takjub melihatnya . karena Tak Goo tidak segera memakan roti itu Il Jong bertanya “Apa kau tidak suka roti?”. “tentu saja aku suka, selama ini aku tidak makan roti karena aku tidak bisa membelinya”jawab Tak Goo. Tak Goo memakannya dan sekali lagi sangat takjub dengan rasanya karena ia tidak pernah makan roti seenak ini. Il jong mengatakan bahwa roti ini merupakan roti favoritnya dan ternyata Tak Goo pun sama. “Apa presdir selalu buat roti setiap hari? Tanya Tak Goo. “Dulu setiap pagi aku selalu membuat roti namun sekarang tidak” jawab Il Jong. “Tak Goo katamu kau mencium sesuatu ketika kau tidur? Padahal aku belum mulai membuat kue”Tanya Il Jong. “ Ya, aku juga tidak tahu pasti, aku hanya mencium sesuatu yang enak, seperti bau gula dan anggur, aku selalu mencium bau ini ketika lewat ditoko roti”seru Tak Goo. “Apa ada yang salah? Tanya Tak Goo, “Tidak ada, makanlah”kata Il Jong, akhirnya mereka makan roti bersama.


Tak Goo membawa roti 1 keranjang untuk dibawa ke meja makan, sementara itu Ma Joon, Ja Rim, Ja Kyung baru saja turun dari tangga. Tak Goo memberi salam pada mereka bertiga dan membawa roti ke ruang makan. “Apa ini?tanya nenek.”Itu roti nek”jawab Tak Goo, “Iya aku tahu ini roti tapi mengapa kau bawa kesini?”Tanya nenek .”karena baru keluar dari oven, presdir menyuruhku membawanya sebelum dingin”. Tak Goo pamit untuk ke kamarnya. Nenek menyuruh Tak Goo sarapan bila telah selesai siap-siap. Tak Goo menolak karena ia bilang sudah makan, nenek terlihat bingung.
Tiba-tiba Il Jong datang, Trio Goo memberi salam. Nenek menyuruh Il Jong sarapan sebelum ke pabrik, namun Il Jong menolak karena ia sudah makan. “Apa ayah sarapan dengan Tak Goo” seru Ja Rim. Nenek tersenyum senang namun tidak dengan Ma Joon.


Ketika Il Jong persiapan ke pabrik, ia masih memikirkan apa yang dikatakan Tak Goo padanya.
Flasback : Il Jong membuka memorinya ketika ia belajar membuat roti, gurunya mengatakan bahwa “Pada awal fermentasi akan tercium bau sedikit manis seperti gula halus dan anggur beras yang seperti anggur beras. Untuk menguji suatu komposisi adonan kalian bisa menekan adonan itu, namun bisa juga di rasakan dengan bau. Orang yang bisa membedakan komposisi adonan dari bau, aku telah menemukannya hanya satu orang selama hidupku. Itulah sebabnya orang itu disebut jenius.


Ma Joon pergi ke kamar Tak Goo dan bertanya langsung apa benar Tak Goo pergi ke tempat ayahnya membuat kue dan makan bersama dengannya. Tak Goo dengan enteng mengatakan semua itu benar, Ma Joon serasa tidak percaya “Tempat itu bukanlah tempat dimana orang-orang sepertimu dapat pergi seperti yang kau inginkan, apa kau mengerti? Kata Ma Joon. “Tapi presdir tidak berkata demikian, aku boleh menonton presdir membuat roti setiap minggu dan rabu” kata Tak Goo. “Jangan berbohong” kata Ma Joon. “Apa kau belum pernah kesana? Aku akan mengajakmu bila aku kesana” seru Tak Goo. (Tak Goo polos banget dia gak ngerti apa yang dirasakan Ma Joon). Ma Joon menolak ajakan Tak Goo, ia mengatakan sangat membenci bau roti. Ma Joon mendorong Tak Goo dan keluar. Ma Joon sangat terkejut melihat presdir ada di depan pintu,

Ma Joon sangat terkejut melihat ayahnya berdiri dipintu, Il Jong menyuruh Ma Joon untuk bersiap-siap untuk ke pabrik begitu pula dengan Tak Goo, Ma Joon kaget dengan keputusan ayahnya membawa Tak Goo ke pabrik. Tak Goo sangat senang, namun tidak dengan Ma Joon, ia menatap Tak Goo dengan tidak senang.
Bibi Gong mengatakan pada In Sook bahwa presdir pergi ke pabrik. In Sook heran karena ini hari minggu. Bibi mengatakan ia pergi tidak hanya dengan Ma Joo. In Sook terperanjak karena presdir juga membawa Tak Goo ke pabrik.
Presdir akhirnya sampai di pabrik, para karyawan member isalam. Ayah Man Hee kaget melihat Tak Goo bersama presdir. Rombongan Presdir mulai meninjau pabrik, dan seperti biasa Tak Goo melongo..ckckkc.
Il Jong mengecek tepung yang akan digunakan untuk membuat roti, ia mengepalkan tepungnya. “Apa yang presdir lakukan? Tanya Tak Goo. “Presdir mengecek apakah tepung itu menempel pada tangan, bila iya maka tepung tidak baik untuk membuat roti karena kelembabannya terlalu tinggi” kata Ma Joon. “Wah,,,kau jauh lebih pintar daripada yang terlihat” Presdir membawa Ma Joon dan Tak Goo ke suatu ruangan, mereka ditantang untuk dapat menyebutkan adonan mana yang bagus dipakai untuk membuat roti dari ke 4 adonan yang ada.


Ma Joon mulai memeganga adonan dengan tangannya dan menyebutkan bahwa roti nomor tiga. Para karyawan terlihat senang melihat tebakan Ma Joon benar.

Kini giliran Tak Goo, Tak Goo mencium satu persatu dari ke 4 adoanan, para karyawan terheran-heran. Tak Goo sangat lama mengambil keputusan. “Aku tidak yakin, sepertinya tidak ada yang baik” kata Tak Goo. Mendengar itu Ma Joon marah.”Jadi kau mengatakan bahwa aku salah?”. “Aku tidak mengatakan kau salah namun aku mengatakan tidak ada yang baik”, kata Tak Goo. Adonan pertama : memiliki rasa manis yang berbeda, dan yang lainnya hanya manis seperti gula harus, namun nomer tiga memang hampir mirip tapi baunya tidak seperti bau adoanan yang presdir buat tadi pagi yang mempunyai sedikit rasa asam. jadi aku tidak yakin kata Tak Goo. Il Jong tertawa dengan jawaban Tak Goo.
“Untuk kesimpulan yang pertama, jawaban Ma Joon benar”. Kata Il Jong. Terlihat tawa sinis Ma Joon bangga. Namun Tak Goo pun benar , semua terperanjat dengan kata-kata Il Jong. “Aroma ragi yang kau cium tadi pagi memang tidak ada di adonan ini. karena ragi yang saya gunakan adalah ragi beras, namun karena ragi beras mempunyai masa kadaluarsa jadi kita menggunakan ragi yang berbeda di pabrik, jadi aroma fermentasi berbeda.” Kata Il Jong. Para karyawan sangat takjub melihat kehebatan Tak Goo.


Rombongan Il Jong mulai melihat-lihat pengepakan roti. Tak Goo menunjuk ada pengepakan roti dengan dus yang berbeda. Il Jong mengatakan bahwa 10 % dari produksi akan dikirim ke panti jompo dan panti asuhan secara gratis, karena inilah arti yang utama bagiku memproduksi roti di Cheongsan. Tak Goo terheran-heran. Il Jong menceritakan semasa kecilnya, ia telah melihat susahnya untuk mempertahankan hidup. Bahkan temannya mati karena kelaparan, itu bahkan lebih buruk mati karena peperangan. Menjadi seorang patritok tidak hanya dengan mengangkat senjata, namun mengentaskan kelaparan juga merupakan hal yang patriotic” kata Il Jong menjelaskan. “Bagaimana? Kau masih mau belajar membuat roti? Aku akan secara pribadi mengajarimu” seru Il Jong.

Tiba-tiba In Sook datang, “Kau tidak akan menempatkan Ma Joon setara dengan anak ini kan?dilihat oleh para karyawan dan berkeliling di pabrik” seru In Sook. “Kau tidak bisa menempatkan anakku setara dengan anak rendahan seperti ini dan menjadi bahan tertawaan bagi orang lain”ejek In Sook. “Apa kau kesini hanya untuk mengucapkan ini” kata Il Jong menahan marah. “Aku mungkin selama ini menerima semua keputusan mu, namun aku tidak bisa menerima anak ini” jawab In Sook. Il Jong membentak In Sook dihadapan karyawan, “Jika kau ingin mengajari anak ini membuat roti, aku tidak akan membiarkan Ma Joon menyentuh tepung roti” teriak In Sook. In Sook menyuruh Ma Joon pulang, sementara itu para karyawan terlihat tidak enak karena telah mendengar pertengkaran keluarga atasannya. Awalnya Ma Joon tidak mau namun akhirnya ia menurut atas perintah Il Jong.


Diluar pabrik Ma Joon marah-marah dengan ibunya “Mengapa kau lakukan ini pada ayah?semua orang menonton, ibu telah mempermalukan ayah? Kata Ma Joon marah. “Hanya dengan cara ini, ayahmu tidak menganggapmu enteng” seru In Sook. In Sook mendekat dan memegang bahu Ma Joon, “Kau adalah anakku, tak perlu bagimu untuk berdiri dengan anak rendahan seperti dia, dengan kata lain kau tidak perlu bersaing dengannya”. Ma Joon masuk mobil dengan kesal.
Manager Han Seung Jae datang “Kau tidak seharusnya melakukan itu” kata Seung Jae. In Sook malah balik marah “jika kau tak suka dengan caraku maka lakukan caramu dengan cepat, kau selalu ragu, aku tak punya pilihan lain untuk melakukannya sendiri”. Kemudian In Sook masuk masuk mobil dan pulang.


Dirumah keluarga Goo, In Sook lagi-lagi dimarahi mertuanya lagi. “Jadi kau ke pabrik hanya untuk membawa Ma Joon pulang? He,,benar-benar hebat, membuat perbuatan bodoh mengeluarkan anak itu di hadapan banyak orang” kata nenek. “mengapa kau selalu berpikir dangkal, bagaimana mungkin kau hanya mempertimbangkan perasaanmu sendiri?. “Sudah kukatakan ibu, lihatlah dengan seksama dan perlahan, ketika ibu menginginkan anak itu dirumah ini, peristiwa ini akan sering terjadi. Nenek berdiri kemudian meninggalkan In Sook, sementara itu Ja Kyung hanya cuek saja sambil membaca bukunya.
Setelah nenek pergi, In Sook tertawa sinis dan mulai mengulangi perkataan nenek, “berpikir dangkal?, mempertimbangkan perasaanku sendiri? Hick,,tiba-tiba Ja Kyung menjawab “mengenai ibu berpikir dangkal aku setuju dengan nenek”,(ckckkc scak match untuk In Sook). “Setiap kali ibu marah, ibu selalu melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkannya. Kapan kau menghentikan ini ibu? “Jika kau mengkhawatirkan ibu mengapa kau tidak terlahir sebagai anak itu? (maksudnya sebagai anak laki-laki). “Aku telah menyesal sejak saat itu” kata Ju Kyung lalu meninggalkan ibunya. “Kalau memang kamu menyesal,mengapa kau tidak mencari seorang pria kaya dan menikah dengannya” teriak In Sook.
In Sook memanggil bibi Goong dan bertanya kapan Presdir pulang dari Cheongsan, bibi menjawab biasanya jam 3 sore. In Sook melihat jam, jam menunjukkan pukul 11.05. In Sook mulai berpikir seakan ada yang akan direncanakan.
Dalam perjalanan pulang, Tak Goo meminta maaf pada presdir karena membuat presdir dan Nyonya bertengkar, presdir malah tersenyum. Ia malah bertanya pada Tak Goo lapar. Tak Goo tak menyangka dengan pertanyaan presdir. “Jika kau punya tempat yang baik untuk makan mie kita bisa kesana” kata presdir. Tak Goo berpikir sejenak kemudian berkata “Aku tahu tempat yang baik untuk itu”.
Tiada terduga ternyata Tak Goo membawa presdir ke rumahnya. Mi Sun sangat senang bertemu Tak Goo namun terkejut melihat kedatangan presdir, “Ibu, presdir ingin makan mie yang paling enak, makanya aku bawa kesini” kata Tak Goo senang. Sementara itu Seung Jae terlihat sangat tidak senang.
Mi Sun segera pergi kedapur diikuti dengan ibu Man He, ibu Man He malah bertanya-tanya apakah itu benar-benar presdir, dia tidak percaya presdir bisa ke rumahnya. Namun Mi Sun malah sibuk mencari bahan-bahan yang akan digunakan untuk memasak mie. Mi Sun dan ibu Man He berbagi tugas, sementara Mi Sun kepasar untuk membeli bahan mie dan mentimun, ibu Man He merebus air.
Didalam rumah presdir menggambil foto Mi Sun dan Tak Goo, ia tersenyum. “Kapan kalian berfoto” Tanya presdir. “setahun yang lalu, ibu bekerja membersihkan tempat studio foto sebagai bayaran agar kami bisa foto, selama hidupku aku baru pertama kali berfoto” kata Tak Goo tersenyum.
Tiba-tiba dari luar terdengar suara teman Tak Goo, yang memanggil namanya. Presdir mempersilakan Tak Goo untuk keluar dan bermain dengan temannya.presdir merasa miris dengan kehidupan Mi Sun dan Tak Goo. Teman-teman Tak Goo protes padanya karena pindah sekolah tanpa bilang pada mereka. Man He mulai bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan konyol “Apakah wanita-wanita di Seoul cantik-cantik, katanya kulit mereka halus bagai es dan putih”. Tak Goo bingung menjawabnya. Teman Tak Goo lainnya menimpali “Jika benar memangnya kau tahu, kedengarnya lembut seperti tahu, bukan? Mereka semua tertawa. Tiba-tiba Tak Goo teringat Yu Kyung.
Ditoko anggur Yu Kyung memohon kepada pemilik toko untuk memberikannya utangan, namun pemilik toko menolak karena Yu Kyung sudah sering mengutang, ia menyuruh Yu Kyung membayar jika mau membawa minuman itu. Yu Kyung kabur membawa teko berisi minuman, pemilik toko mengejarnya. Yu Kyung tertangkap. “Paman biarkan aku membawanya, aku mohon” seru Yu Kyung, awalnya paman tersebut menolak, namun setelah melihat tangan Yu Kyung yang penuh luka akhirnya paman tersebut mengijinkannya, namun ini yang terakhir kali. Setelah berbalik betapa terkejutnya Yu Kyung melihat Tak Goo dihadapannya. Mereka saling memandang, Tak Goo teringat kata-kata temannya bahwa ibu Yu Kyung kabur dengan pria lain.
Tak Goo mengantar Yu Kyung pulang, Yu Kyung menanyakan kabar Tak Goo dan sekolahnya, ia pun bertanya tentang sikap ayahnya padanya (maklumlah Yu Kyung kan selalu dipukul ma ayahnya). Namun ditengah jalan Yu Kyung menyuruh Tak Goo pulang duluan karena ia takut Tak Goo ketahuan ayahnya. Sebelum Tak Goo pergi Yu Kyung meminta Tak Goo menari lagi . Mereka tertawa bersama. Setelah melakukannya 2 kali betapa terkejutnya Tak Goo melihat ayah Yu Kyung berlari ke arahnya.

Tak Goo berlari kencang agar tidak tertangkap, ayah Yu Kyung terus mengejar. Yu Kyung menghalangi ayahnya namun malah dipukul akhirnya Yu Kyung berlari kerumah Tak Goo untuk memberitahu Mi Sun, sementara itu Mi Sun sedang bersama presdir. Yu Kyung berteriak-teriak memanggil Mi Sun, Mi Sun keluar. Dengan nafas tak teratur Yu Kyung mengatakan untuk membantu Tak Goo, jika tidak Tak Goo akan terluka. Mendengar hal itu Mi Sun kaget.
Tak Goo bersembunyi di balik tiang besar, namun sayangnya ia ketahuan, “Kau Tak Goo kan? Terakhir kali kau merusak bisnisku, sudah lama aku mencarimu dan sekarang aku bertemu denganmu”. Ayah Yu Kyung memegang kerah Tak Goo, “Sudah ku bilang kau padamu, bersembunyilah dengan baik, jangan sampai aku menemukanmu” Ayah Yu Kyung kemudian menjotos Tak Goo.
Mi Sun dan Yu Kyung mencari Tak Goo kesemua tempat. Presdir dan Manager Han Seung Jae juga mencarinya. (kepaksa tuh). Namun mereka belum menemukan Tak Goo.
Sementara itu Tak Goo sudah babak belur dipukul ayah Yu Kyung. “Apa kau memukul Yu Kyung seperti ini setiap hari?” Tanya Tak Goo. “Memangnya kau siapanya Yu Kyung, aku ini ayahnya” Tanya Ayah Yu Kyung balik. “walaupun Yu Kyung anakmu, kau tidak bisa melakukan ini padanya, dia itu putrimu, dia juga manusia, kau sudah dewasa tetapi setiap hari mabuk-mabukan dan membuat masalah, aku tidak takut dengan orang seperti anda” seru Tak Goo menantang. Ayah Yu Kyung hilang kesabaran “Kau tak punya ayah, kepribadianmu sangat buruk”. “Jangan salah, aku punya ayah” kata Tak Goo. “Hah,,dari mana kau dapat ayah? Ibumu berselingkuh dengan seseorang yang sudah berkeluarga dan melahirkan anda”. Tak Goo marah “Aku punya ayah, ibuku tidak seperti itu, jika kau tak tahu apa-apa maka jangan bicara apapun”seru Tak Goo.
Ayah Yu Kyung sudah tidak bisa menahan amarahnya, ia melayangkan tangannya ke arah wajah Tak Goo namun ditangkap presdir,,(horee,,,akhirnya datang). “Siapa kau?” tanya ayah Yu Kyung, “Aku ayah ini” jawab presdir tenang sambil menghempaskan tangan ayah Yu Kyung. “Kau pikir aku takut denganmu” kata ayah Yu Kyung. Ia kemudian melayangkan tangannya kewajah presdir namun presdir berhasil menghindar dan memukul balik. Mi Sun dan Yu Kyung tiba, Mi Sun terkejut melihat Tak Goo berdarah. “Jangan khawatir bu, aku tidak apa-apa, presdir telah menyelamatkan aku”. Presdir membantu Tak Goo berdiri, sementara itu Seung Jae baru saja datang dan melihat presdir membersihkan baju Tak Goo. (wkwkkw,,,syukur telat).
Sementara itu dirumah keluarga Goo, In Sook merasa gelisah karena Il Jong tak kunjung datang, ia melihat jam. Jam menunjukkan pukul 5 sore.
Mi Sun membantu presdir membersihkan luka ditangannya. “Apa yang harus kami lakukan, jika tangan anda yang berharga terluka”. “Aku tidak apa, ini goresan kecil dan akan sembuh dalam beberapa hari, namun Tak Goo harus istirahat lebih lama” seru presdir. “Tak Goo terlihat sangat berani, lebih kuat daripada yang terlihat, dia sepertimu”. Presdir berterima kasih pada Mi Sun atas semuanya bahkan Mi Sun telah hidup keras seperti ini dan telah berhasil mendidik Tak Goo dengan baik, presdir sangat menyesal, ia tidak dapat membayar semuanya. Mi Sun mengangguk dan hampir menangis, ia pamit untuk membuatkan makanan, namun presdir memegangi tangannya dan memeluk Mi Sun. presdir sangat bersalah pada Mi Sun, Mi Sun menangis dipelukan presdir. Tak Goo mengintip dan tersenyum . Sementara itu dari luar Yu Kyung pergi kerumah Tak Goo dan melihat bayangan Mi Sun dan Presdir berpelukan.


Ayah Yu Kyung dibawa ke kantor polisi, Seung Jae mengurus semuanya. “tidak seharusnya aku diborgol seperti ini, anak itu memang pantas dipukul” kata Ayah Yu Kyung pada polisi. “Apa kau tahu anak siapa yang kau pukul, dia adalah anak presdir Il Jong yang membuatkan roti khusus untuk presiden” kata polisi. “Memangnya kenapa, kalau akau memukul anak orang terkenal maka aku diperlakukan seperti ini” tantang ayah Kyu Kyung. “Bukan seperti itu, bahkan bila anak itu anak pengemis kau juga akan diperlakukan sama” kata polisi kemudian meninggalkannya. “Baiklah bila aku keluar aku akan menghancurkan mereka semua” kata ayah Yu Kyung, Manager Han mendengarnya dan berpikir sesuatu.
Presdir dan Manager Han akhirnya tiba dirumah, nenek sangat khawatir apalagi melihat Tak Goo tidak pulang bersama Il Jong, Il Jong mengatakan Tak Goo tidur dirumah ibunya karena terluka. Nenek melihat tangan Il Jong yang juga terluka.


In Sook marah besar mendengar Il Jong ke rumah Mi Sun. “Apa yang kau lakukan disana hah? Hanya berbicara?atau mengulang kembali peristiwa 12 tahun lalu?” Tanya In Sook marah. Presdir tidak menaggapinya dan pergi untuk istirahat. Namun In Sook menahannya “jangan melarikan diri, apa kau memikirkan untuk mempunyai keluarga ganda, dan kau akan mampir ke rumah wanita itu setiap kali kau pergi ke Cheongsan? Teriak In Sook. Il Jong sangat terkejut dengan ucapan In Sook, “Dalam hal ini kompensasi di perlukan”kata Il Jong. “Yeobo” teriak In Sook. “Hari ini dengan bodoh kau pergi ke pabrik dan mempermalukanku di hadapan staf”. Teriak Il Jong balik. Il Jong kemudian pergi meninggalkan In Sook.
Il Jong pergi ke ruang kantornya, entah apa yang dipikirkan. Sepertinya ia lelah hidup ama si In Sook. Ia melihat tangannya yang terluka dan menggenggamnya. dirumahnya Mi Sun melihat Tak Goo yang sedang tidur, ia membelai Tak Goo sambil memikirkan sesuatu.
Malam itu hujan turun deras, Ma Jon terbangun dan keluar kamar, namun di terhenti karena ada suara pintu yang terbuka. Ma Joon curiga kemudian melihat apa yang terjadi, nenek pun demikian ia terbangun setelah mendengar ada hal yang tidak beres.


Nenek memeriksa keadaan, ia menuju lantai atas dan tanpa sengaja melihat In Sook dan Seung Jae pergi ke samping rumah yang biasanya digunakan Il Jongbuat roti. Nenek curiga dan mengikuti mereka. Dari atas Ma Joon melihat nenek turun tangga.
“Berbicara denganmu ditempat ini sangat berbahaya, jika ada sesuatu untuk dibicarakan, kita pergi ke Cheongpyeong”. Kata Seung Jae . “Apakah kau suka melihat aku seperti ini? sebenarnya apa yang kau tunggu? Tanya In Sook. “Kau bahkan juga pergi ke rumah wanita itu dan hanya sebagai penonton, bahkan ketika Tak Goo nanti akan menggantikan Ma Joon untuk menjadi pewaris, Apakah kau masih akan menjadi penonton hah? Seru In Sook kesal. “Bukan kah kau sudah janji tidak akan membiarkan aku seperti ini lagi”. “Il Jong pergi dengan wanita itu apa kau sangat terluka? mengapa kau masih mencintainya, tidak cukupkan hanya dengan menjadi istrinya, apa lagi yang kau inginkan, uangnya, hatinya, apalagi? Tanya Seung Jae. “Apa artiku untukmu? Tanya Seung Jae. 


In Sook memeluk Seung Jae.”Kau tetap dihatiku, dan ayah dari anakku, apakah itu tidak cukup”. Sementara itu nenek sudah berdiri di balik pintu dan mendengar semuanya..hanya 1 tujuan kita, jadikan Ma Joon sebagai pewaris keluarga Goo, dan aku akan menjadi milikmu seutuhnya. nenek sangat Shock mendengarnya. Seung Jae kalap dan mau berbuat sesuatu dengan In Sook.In Sook menolak dan menampar Seung Jae, “Jangan di sini tapi di Cheongpyeong” kata In Sook. Seung Jae tertawa getir, In Sook Akting lagi “Seung Jae kau tau perasaanku”. “Ya aku tahu, aku tahu apa yang kau inginkan lebih dari orang lain” kata Seung Jae.

Seung Jae meninggalkan In Sook, In Sook mengejarnya, namun betapa terkejutnya mereka mendapati nenek tengah berdiri di depan pintu. “Dasar Kau wanita kotor, bisa-bisanya kau merencanakan ini semua didalama rumahku” seru nenek marah besar. Ma Joon anak siapa? Siapa? Teriak nenek . “Seung Jae, kau….bagian apa yang tidak puas kau dapatkan dari keluargaku, ketika orang tuamu meninggal aku yang telah membesarkanmu dan menyekolahkanmu, bagaimana kau bisa membalasnya dengan kejahatan, kau bahkan dengan Il Jong sebagai saudara, mengapa kau mengkhinati kami” teriak nenek. Kalian berdua, tidak akan kubiarkan lolos teriak nenek.


Sementara itu ternyata di luar jendela Ma Joon mendengarkan semua pembicaraan mereka. Dia sangat Shock mendengar kebenaran itu, mengetahui kebenaran dia bukan anak Il Jong namun anak Seung Jae.





NOTE : Gara2 komputer bermasalah n koneksi juga bermasalah,.jd telat buat sinopsisnya :(
kayaknya ini gak akan di lanjutkan deh,..mw buat sinopsis yg lain aja deh,..

Selasa, 18 Januari 2011

Iseng2

Malam Tanpa Bintang,,.
Langit mendung,berawan,..
Semilir angin dingin berhembus,..
Aq menggigil tanpa selimut,..

Malam tanpa bintang,..
Langit gelap tak bercahaya,..
Pertanda hujan akan datang,..
MenungguNya yang takKan datang,..

********____*********

Di sini q mengenang,..saat indah denganMu,..
Q tak ingin menjadi kenangan,.
Yang kan terlupa seiring berjalanNya waktu,..
Saat q senang,itu karena kehadiranMu,..
Saat kau datang,memberi kesenangan dalam hatiQ..

Kini semua kisah indah kan berlalu..
Tinggal kenangan yang kan tersisa,..
Hanya mengenang semua tentangMu,..
Semua yang pernah kau lakukan untukQ,..

Berlalu pergi tanpa kata,..
Terlukis senyum namun miris,.
Perpisahan menjadi akhir kisah qt..

****____****

Selalu indah saat bersamamu,..
Selalu nyaman saat di sampingmu,..
Selalu bahagia q denganMu,..
Tersenyum q slalu karenaMu,..
Tenangq saat di sisiMu,..

Inikah cinta yg q rasa,..
Ingin slalu bersamamu,di dekatmu di sisiMu,..
Inikah sayang yg bgt besar...
Menyayangimu yg memahamiKU,..
MenyayangiMu dengan ketulusanQ,..





Selasa, 11 Januari 2011

Bread, Love and Dreams (Kim Tag Goo-King of Baking) episode 3


Tak Goo lari dengan bebas menuju rumah presiden dan berteriak, "tolong! tolong!". Manager Han kaget melihat Tak Goo lari dan langsung mengejar Tak Goo. Tak Goo bingung ketika sampai di depan rumah, rumah itu sangat besar dan dia tidak tau mau minta bantuan ke mana, akhirnya Tak Goo sampai ke sebuah pintu dan membukanya, dia terkejut mendapati banyak orang di halaman sedang berpesta.


Orang-orangpun tidak kalah terkejut melihat seorang anak yang teriak-teriak, mereka semua menatap penasaran pada Tak Goo, tak terkecuali presiden dan istrinya. Ma Jun mengenali Tak Goo dan bergumam, "apa yang dilakukan anak itu di sini?".

Tak Goo melihat ke arah orang-orang dan akhirnya melihat presiden, dia mau melangkah ke tempat presiden ketika tiba-tiba dari belakang Manager Han menarik Tak Goo untuk pergi.
Manager Han berkata pada orang-orang : "Mohon jangan khawatir, bukan apa-apa" dan langsung menarik Tak Goo. Tapi presiden memerintahkan Manager Han untuk berhenti dan tanya ada masalah apa dan kenapa Tak Goo bisa ada di tempat ini. Manager Han meyakinkan presiden, dia bisa mengatasi anak itu dan menarik Tak Goo.Kali ini Tak Goo langsung teriak ke prsidir : "presdir, tolong selamatkan ibuku, laki-laki ini membawa ibuku". Manager Han tidak tahan lagi dan kemudian menutup mulut Tak Goo,Presdir memerintahkan Manager Han berhenti.

Mi Sun menunggu dengan cemas di pos keamanan dengan dijaga oleh 2 penjaga, Mi Sun mendengar Tak Goo memanggilnya. Mi Sun berlari ke arah anaknya. Tak Goo berkata dengan ceria : "ibu..ibu...itu presdir". Mi Sun terkejut melihat presdir datang dengan bersama Manager Han, Nyonya Seo, Ma Jun, Ja Kyung, dan Ja Rim.


Dengan percaya diri Mi Sun melangkah maju menghampiri rombongan keluarga itu. Setelah melihat dari dekat Nyonya Seo langsung shock melihat Mi Sun. Mi Sun menyapa dan basa-basi lalu menunduk hormat pada presdir dan Nyonya Seo. Presiden hanya bisa bengong. Mi Sun  menyuruh Tak Goo memberi hormat ke pada Presdir, dan mengatakan bahwa presdir adalah ayahnya. Tak Goo dan Kluarga Goo shock mendengar pengakuan Mi Sun. Nyonya Seo masih tidak percaya Mi Sun berani menampakkan mukanya dan mengakui Tak Goo sebagai anak suaminya.

Bibi Gong memberitahu nenek kalau Mi Sun datang ke rumah membawa seorang anak laki-laki, nenek kaget tapi senang. dia tersenyum.

Di ruang tamu, Tak Goo merasa canggung dipandangi oleh keluarga Goo. Nenek datang dan Mi Sun berdiri menyapa nenek. Nenek melihat Mi Sun, lalu tersenyum melihat Tak Goo yang menghormat kepadanya. Nyonya Seo hanya diam saja, terlihat sangat tidak senang.

Di kantornya, presiden meminta penjelasan pada Manager Han. Presiden marah pada Manager Han yang menutupi masalah itu darinya dan membohonginya. Manager Han berkilah, dia hanya mencoba untuk menjaga harmoni dan ketentraman keluarga  presdir. Presdir berteriak marah, urusan harmoni dan ketentraman keluarganya diputuskan olehnya, bukan Manager Han. Presdir hanya meminta loyalitas Manager Han dan bukan pemikirannya. Manager Han mengerti. "Jika kau ingin menyembunyikan sesuatu dariku, lakukan dengan benar. Artinya, jangan lakukan apapun. Dan jika kau berusaha mencampuri urusan keluargaku lagi, aku tidak akan membiarkannya, meskipun itu kau!", tegas presiden.

Nenek terus memandangi Tak Goo dan bilang kalau Tak Goo sangat mirip dengan ayahnya ketika dia kecil. nenek menanyakan nama Tak Goo. Mi Sun menegur Tak Goo karena  diam saja dan tidak menjawab pertanyaan nenek. Tak Goo bersuara "namaku Kim Tak Goo", nenek heran "Tak Goo?"  Tak Goo menjelaskan pada nenek, " Tak untuk high dan Goo untuk save, jadi namaku Kim Tak Goo". Ja Rim tertawa mendengar penjelasan Tak Gu dan langsung diam ketika yang lain melihatnya dengan dingin, Mi Sun menjelaskan kalau nama Tak Gu diberikan oleh presiden, dan nama keluarganya mengikuti dirinya. Nenek mengerti.


Nyonya Seo bertanya dengan sinis, "jadi apa alasanmu menbawa anak ini kemari dan membuat orang-orang tidak senang? apa yang kau inginkan dengan datang kemari secara dramatis?" . " Alasan apa yang diperlukan anak untuk bertemu dengan ayahnya?", bela nenek. Nyonya Seo kesal dan teriak pada nenek, "anak? anak siapa yang kau maksud?".

Presdir datang dan menegur istrinya yang tidak sopan, Dan menyuruh anak2nya naik ke kamar mereka, ketiganya berjalan dengan enggan. Presiden menanyakan maksud kedatangan Mi Sun ke rumah, dia menuduh Mi Sun datang karena uang, Mi Sun membantah, dia tidak datang untuk uang, tapi dia datang meminta tanggung jawab presiden sebagai ayah Tak Goo dengan mengijjinkan Tak Goo tinggaal di rumahnya sebagai anaknya. Tak Goo kaget dengan kata-kata ibunya. Nyonya Seo tersenyum sinis tidak percaya.

Jari,Ja Kyung dan Ma Joon ternyata mendengarkan pembicaraan ayahnya dengan Mi Sun dari lantai atas, mereka kaget. Presiden dengan enteng menjawab: "jadi itu yang kau inginkan?". Mi Sun mengangguk. Nenek juga setuju Tak Goo tinggal bersama mereka tapi Nyonya Seo langsung protes, dia tidak akan mengijinkan anak rendahan masuk ke keluarganya. Nenek berkeras, Tak Goo berhak tinggal karena dia adalah anak laki-laki presiden dengan Mi Sun, dia punya keterikatan darah dengan keluarga itu. Nyonya Seo tetap tidak terima, anak laki-lakinya hanya satu yaitu Ma Jun, tidak ada yang lain. Nenek bertanya diplomatis : "jika kau tidak setuju, apa kau mau presiden punya dua keluarga?". Nyonya Seo tidak bisa menjawab. "Tidak ada pilihan lain, tidak bisa tidak kau harus menerima Tak Goo, karena jika kau menolak, maka presiden akan tinggal dalam dua keluarga. Jika itu pilihanmu, kau tidak perlu menjaga Tak Goo", lanjut nenek mendesak menantunya itu. Presdir lalu meminta ibunya untuk berhenti berdebat karena presdir sudah memutuskan akan menjaga Tak Goo jika memang itu yang diinginkan ibunya.

Nyonya Seo tentu saja kesal dan tidak terima. Presdir meminta semuanya untuk memenuhi keinginan ibunya. Nenek puas, nenek juga minta presiden untuk segera kembali ke pesta ulang tahunnya karena tidak sopan tuan rumah meninggalkan tamunnya lama-lama. Presdir  pamit pergi diikuti oleh Manager Han. Nyonya Seo yang kesal  beranjak menuju kamarnya untuk minum-minum menghilangkan stres.

Nenek memanggil Mi Sun  menyuruhnya untuk ikut ke kamar. Tak Goo akan ikut tapi nenek meminta Tak Goo untuk menunggu di situ dan menyuruh Bibi Gong untuk menyiapkan cemilan buat Tak Goo. Tak Goo menoleh pada ibunya, dan Mi Sun meyakinkan anaknya, dia baik-baik saja. Ditinggal sendirian, Tak Goo memandang ke seluruh rumah dan melihat Ja Kyung,Jarim dan Ma Joon di lantai atas.

Mi Sun meminta maaf pada nenek karena telah berani datang ke rumah dan meminta mereka untuk menjaga Tak Goo. Mi Sun menangis, dia berkata jujur pada nenek kalau dia membawa Tak Goo kemari karena dia sudah tidak sanggup lagi membesarkan Tak Goo sendirian. Nenek mengerti dan mengatakan kalau Mi Sun sudah melakukan hal yang benar, semua itu juga untuk kebaikan Tak Goo nantinya. Meskipun Mi Sun tidak mengatakannya, tapi nenek tau kesulitan hidup yang dihadapi Mi Sun selama ini dengan melahirkan dan membesarkan Tak Goo sendirian. Mi Sun terisak, dia terharu dengan pengertian nenek.

Tak Goo duduk di ruang tamu bersama Ja Kyung,Jarim dan ma Joon, Bibi Gong mengantarkan cemilan dan minuman untuk Tak Goo dan mengatakan " kalau setelah melihat dari dekat, ternyata Tak Goo itu tampan dan sangat mirip dengan presdir". Ja Kyung dan Ma Jun tidak senang mendengar omongan bibi, Ja Kyung menegur bibi: "Bibi Gong! kembalilah, kerjakan apa yang seharusnya kau kerjakan". Bibi Gong mengerti, lalu pergi sambil terus tersenyum pada Tak Goo. Tak Goo memandang Ja Kyung dan Ma Jun yang terlihat jelas sangat tidak menyukainya.


Ja Rim lalu tanya "kau bilang namamu Tak Goo, berapa umurmu? ". "12 tahun", jawab Tak Goo. Ja Rim : "benarkah? jadi umurmu sama dengan Ma Jun, kapan ulang tahunmu?" Tak Goo: "tanggal 1 Mei". Ja Rim : "benarkah? ulangtahun Ma Jun bulan September. jadi kau adalah kakak Ma Jun", seru Ja Rim ceria.
Ma Jun tidak mau menjadi adik dari Tak Goo, tapi Ja Rim tidak mau kalah, dia bilang kalau Tak Goo lahir lebih dulu daripada Ma Jun, jadi Tak Goo adalah kakak Ma Jun. Ma Jun tetap tidak mau mengganggap Tak Goo sebagai kakak. Ma Jun menyuruh Tak Goo untuk segera pergi dari rumah itu karena dia tidak suka pada Tak Goo. Ma Jun menghina Tak Goo dengan kata-kata kotor, Tak Goo tersinggung, dia memandang Ma Jun dengan marah dan mengepalkan tangannya.

Belum sempat membela diri, Mi Sun keluar dari kamar nenek dan Tak Goo langsung mengajak ibunya untuk cepat pulang. Mi Sun melihat Tak Goo dan jalan menuju kamar Nyonya Seo untuk berpamitan. Di dalam kamar, Nyonya Seo memecahkan vas bunga dan minum-minum. Mi Sun minta maaf pada Nyonya Seo karena sudah membuat keributan, tapi dia memohon pada Nyonya Seo untuk menjaga Tak Goo. Tak Goo kaget mendengarnya, dia minta ibunya untuk tidak bicara omong kosong dan minta ibunya cepat membawanya pulang. Ibunya tidak mau, dia mengatakan pada Tak Goo kalau mulai hari ini dia akan tinggal di rumah ini, karena ini adalah rumah ayahnya, jadi ini rumah Tak Goo juga. Tak Goo harus tinggal dan tidur di rumah ini mulai sekarang. Tak Goo juga akan makan di sini dan pergi ke sekolah dari rumah ini. Tak Goo tidak suka dan tidak mau tinggal di rumah itu, dia ingin tinggal di rumah di Cheongsan, tidur dan makan di sana, juga sekolah di Cheongsan .

aq pun ikut nangis waktu nonton :(
Kedua ibu anak itu beradu mulut, Tak Goo kesal pada ibunya yang terus memaksanya dan mengira ibunya sudah lelah menjaga Tak Goo. Mi Sun menjelaskan kalau dia melakukan semua itu untuk Tak Goo, bukan karena dia lelah menjaga Tak Goo.

Mi Sun tau Tak Goo ingin menjadi orang yang sukses, jadi jika Tak Goo tinggal di rumah ini bersama presiden, Tak Goo bisa menjadi orang yang sukses seperti presiden. karena ayah Tak Goo akan membukakan jalan untuk Tak Goo. Nenek dan Yang lainnya memperhatikan Tak Goo dan ibunya yang masih berkeras satu sama lain.
Tak Gu : "aku tidak perlu menjadi orang sukses, aku hanya ingin menjadi anakmu!! (Tak Goo menangis) ibu... aku akan jadi anak yang baik, aku janji aku tidak akan berkelahi lagi dengan Ki Won dan aku tidak akan mencuri roti lagi dan aku juga tidak akan nakal, jadi jangan pergi sendirian dan meninggalkan ku di sini bu... jangan meninggalkanku di sini..." Tak Goo semakin terisak . Mi Sun berkaca-kaca, tapi dia menguatkan Tak Goo dan memegang lembut bahu Tak Goo. "Kau seorang pria bukan?" tanya Mi Sun, Tak Goo mengangguk, Mi Sun melanjutkan, "ketika kau menjadi pria, kau dapat bertahan dari rintangan bukan? jika kau bersembunyi di balik ibumu seperti ini, kapan kau bisa menjadi seorang pria? harapan terbesar ibumu ini adalah melihat anak laki-lakinya menjadi orang sukses yang sesungguhnya. tidakkah kau mau mewujudkan impian ibumu ini? hah?".Tak Goo mengangguk melihat ibunya. Mi Sun senang, "Aku tau kau akan setuju. anakku benar-benar yang terbaik". Mi Sun lalu membelai lembut kepala Tak Goo yang masih menangis. "jangan kelaparan, jangan menyerah! tidak peduli bagaimanapun susahnya di masa mendatang, kau harus dapat menghadapinya dengan senyuman, seperti pria sejati. apakah kau mengerti?" pesan Mi Sun pada Tak Goo. Mi Sun sebenernya juga tidak tega, tapi dia menguatkan dirinya sendiri agar air matanya tidak jatuh dan tidak membuat Tak Goo menjadi orang yang lemah, Mi Sun berusaha tegar di hadapan Tak Goo meskipun hatinya sakit.

Setelah yakin Tak Goo mencerna perkataannya dengan baik, Mi Sun lalu pergi meninggalkan Tak Goo.Tak Goo mau mengejar ibunya tapi dihalangi oleh Bibi Gong. Tak Goo meronta, menangis memanggil-manggil Ibunya, tapi Mi Sun tidak menoleh. Mi Sun menangis dan menutup mulutnya agar suara tangisnya tidak terdengar oleh Tak Goo dan terus berlari. Nenek dan pelayannya ikut sedih melihat Tak Goo menangis. Nyonya Seo masih minum-minum dan dia mendengar suara tangisan Tak Goo dari dalam kamar.
Setelah di luar rumah, Mi Sun berjalan pelan. ternyata Manager Han juga sudah menunggunya. tanpa ba bi bu, Manager Han langsung bertanya sinis pada Mi Sun: "kau pikir kau akan selamat dengan melakukan ini?
Manager Han: "jadi kau membawa anakmu sendiri masuk ke kandang harimau?" Mi Sun: "bukankah tempat yang paling aman untuk anak harimau adalah kandang harimau?" Manager Han: "kau akan menyesali tindakanmu hari ini. aku akan memastikannya" Mi Sun tidak takut "kita lihat saja Manager Han. seorang ibu bisa melakukan apapun untuk anaknya. Jika kau berani menyentuh Tak Goo-ku sedikitpun. aku tidak akan pernah memaafkanmu!! ". Mi Sun akhirnya pergi.

Nenek meminta Tak Goo untuk berhenti menangis karena jika Tak Goo terus menangis, hati ibunya juga akan sakit. Tak Goo sangat sedih ditinggal ibunya, air matanya tidak bisa berhenti mengalir. Nenek mengeluarkan sapu tangan dan mengusap air mata Tak Goo dengan lembut.

Nyonya Seo tambah stress mendengar tangisan Tak Goo yang tak berhenti-berhenti, dia keluar kamar lalu menampar Tak Goo. Nenek shock, "menantu!!", pekik nenek. Nyonya Seo berteriak dan marah-marah pada Tak Goo karena berisik.


Tak Goo memegangi pipinya yang sakit. Nenek membela Tak Goo. Di bawah pengaruh alkohol, Nyonya Seo berani melawan ibu mertuanya, dia mengeluarkan semua uneg-uneg kekesalannya pada nenek selama ini karena mengijinkan Mi Sun mengandung dan melahirkan anak, dan juga mengijinkan Tak Goo masuk ke rumah mereka. Nyonya Seo kalap dan membentak-bentak nenek .
Nenek shock mendengar Ny.Seo berani membentaknya, nenek berteriak balik : "apa kau minum? kau berani mabuk di depan ibu mertuamu?". Nyonya Seo : "benar! aku mabuk! tanpa alkohol, aku tidak akan bisa menerima semua kenyataan ini. kenapa? apakah aku tidak bisa melakukan sedikit saja yang kuinginkan?". Nenek kesal dan menyuruh Bibi Gong untuk mengantar menantu nya kembali ke kamar untuk istirahat. Sebelum pergi, Nyonya Seo mengancam nenek : "tunggu dan lihat saja bagaimana aku akan memperlakukan anak ini kelak. Ibu, masalah yang kau ciptakan ini, tunggu apa yang akan terjadi, aku akan segera membuatmu mengerti". Tak Goo menatap Nyonya Seo ketakutan.
Ternyata Nyonya Seo tidak kembali ke kamarnya, tapi malah pergi ke pesta di kebun dan berjalan sempoyongan. Tamu-tamu melihat Nyonya Seo dengan aneh. Dia meracau di depan suaminya, dia setuju untuk mengijinkan Tak Goo tinggal di rumah mereka, tapi dengan satu syarat. Dia tidak mengijinkan suaminya untuk memberikan nama keluarga mereka pada Tak Goo. Lalu Nyonya Seo menyuruh Manager Han untuk segera menyiapkan mobil, karena dia ingin pergi ke Cheongpyeong.
Di dalam rumah, Tak Goo duduk sendirian, termenung memikirkan sesuatu. Di kamarnya nenek juga sedang memikirkan pembicaraannya dengan Mi Sun tadi.

Flashback :
((Nenek memberikan amplop berisi uang kepada Mi Sun sebagai kompensasi atas penderitaan yang dialami Mi Sun selama ini, nenek juga akan membelikan rumah untuk Mi Sun dan menjamin masa depan Mi Sun. Tapi Mi Sun menolak semua pemberian nenek, dia hanya berharap nenek mengijinkannya untuk bertemu dengan Tak Goo sekali atau dua kali dalam setahun. Hal itu sudah cukup untuk Mi Sun. Nenek memaksa Mi Sun untuk menerima pemberian nenek, tapi Mi Sun tetap menolak karena dia tidak ingin menjadi wanita dan ibu yang jahat yang melahirkan anak hanya karena uang. Jika dia menerima uang pemberian nenek, dia takut kelak tidak bisa bertemu Tak Goo lagi dengan kepala tegak. Nenek melihat Mi Sun dengan sayang dan terharu sekaligus bangga dengan budi pekerti Mi Sun yang luhur, meskipun Mi Sun tidak mengenyam pendidikan yang tinggi.))

Nenek menyesal dan berharap jika saja menantunya, Nyonya Seo memiliki setengah dari kebaikan Mi Sun,
.
Mi Sun pulang ke Cheongsan, dia berpapasan dengan Yu Kyung, Yu Kyung menyapa Mi Sun, tapi karena tidak konsentrasi, Mi Sun tidak menyadari kehadiran Yu Kyung.

Bapak Ibu Man Hee melihat Mi Sun dengan cemas karena Mi Sun terlihat pucat dan bertanya kenapa Mi Sun pulang sendirian, tidak bersama Tak Goo. Ibu Man Hee bingung ketika Mi Sun bilang bahwa Mi Sun meninggalkan Tak Goo di rumah ayahnya di Seoul. Mi Sun jatuh terduduk di bangku, menangis dan memukul-mukul dadanya yang terasa sangat sakit. Mi Sun merasa setengah bagian jiwanya terpisah dari dirinya, Mi Sun terus memukul-mukul dadanya yang sesak. Hatinya terluka, sakit, bagaaimanapun juga dia adalah seorang ibu yang menyayangi anaknya, dan demi anak yang disayanginya itu, dia rela mengorbankan kebahagiannya sendiri dan berpisah dari Tak Goo demi kesuksesan Tak Goo. Mi Sun menangis meraung dan terus bertanya pada dirinya sendiri, "kenapa begitu sakit? kenapa sangat menyakitkan?"

Yu kyung mengintip Mi Sun dari balik pintu depan rumah dan merasa sedih. Ketika mau pergi, Yu Kyung kaget, ternyata ayahnya juga mengintip ke rumah Tak Goo, ayahnya tanya apa anak yang membuat kepalanya sakit itu tinggal di rumah itu, Yu Kyung menggelengkan kepalanya, melindungi Tak Goo dari ayahnya, lalu bergegas pergi. Ayahnya masih penasaran dan mengintip lagi.

Presiden masuk ke dalam rumah, dan melihat Tak Goo yang sedang terduduk diam, presiden mengingat pertemuannya dengan Tak Goo ketika Tak Goo mencuri roti di pabrik dan ingat pembicaraannya dengan Mi Sun tentang arti tak gu. Tak Goo bergumam, bertanya-tanya: "bagaimana bisa ibu meninggalkan anaknya di sini? dia sungguh tidak bertanggung jawab". Tak Goo masih kesal pada ibunya yang bisa-bisanya meninggalkan dia di rumah presiden. Presdir mendengar gumaman Tak Goo dan menegurnya "apa yang kau lakukan di sana?". Tak Goo menoleh karena ada yang berbicara, dia kaget dan langsung berdiri, Tak Goo tidak menyadari dari tadi presiden terus memperhatikannya. Presiden mengulang pertanyaannya dan Tak Goo menjawab "hanya sedang memikirkan sesuatu". Presiden heran, "berfikir?" Tak Goo bilang bahwa dia belum siap hidup terpisah dari ibunya, dia tidak tau bagaimana akan hidup mulai sekarang, jadi dia memikirkan semua itu dengan cermat. Presiden tersenyum mendengar perkataan Tak Goo dan bilang kalau Tak Goo tidak perlu memikirkan hal yang tidak berguna seperti itu. Tak Goo hanya perlu mengambil manfaat dari semua ini dan rumah  ini akan memberikan semua yang Tak Goo perlukan. Tapi Tak Goo masih bingung karena masih ada hal yang belum jelas baginya , bagaimana tiba-tiba presiden bisa menjadi ayahnya, dan dia tidak tau bagaimana akan memanggil presiden sekarang.

Presiden ingin menjawab pertanyaan Tak Goo, tapi tiba-tiba ada yang memanggilnya, presiden menoleh dan melihat Ma Jun yang datang memberitahukan bahwa sudah waktunya makan malam. Presiden menoleh pada Tak Goo, tersenyum lalu meninggalkan Tak Goo . Ma Jun mendekati Tak Goo dan berkata dengan sinis pada Tak Goo untuk tidak bermimpi menjadi anak presiden dan memiliki rumah mewah ini, karena hal itu tidak mungkin. Ma Jun menyuruh Tak Goo untuk menghilang dan pergi dari rumah ini segera. mereka berdua berhadapan dan muka Ma Jun hanya beberapa senti dari muka Tak Goo, Ma Jun melanjutkan "jika kau terus tinggal di sini, aku tidak bisa menjamin kau tidak akan mati di sini karena ibuku tidak akan pernah memaafkanmu. Sebelum dia menendangmu keluar dari sini, sebaiknya kau lari dan sembunyi di pelukan ibumu". Tak Goo marah, dia mengepalkan tangannya, tapi dia berusaha untuk menahan emosinya karena dia sadar posisinya saat itu. Untung saja, Bibi Gong datang dan mengajak mereka untuk makan malam.

Tak Goo sampai di ruang makan, semua orang memandangnya, lalu nenek menyuruh Tak Goo untuk duduk di sebelahnya. Nenek heran karena kursi Nyonya Seo masih kosong dan tanya di mana Nyonya Seo. Ja Kyung menjawab bahwa ibunya pergi ke Cheongpyeong untuk menenangkan diri dan akan kembali besok. Suasanya jadi tidak enak dan nenek meminta mereka untuk segera makan. Tak Goo menatap Ma Jun dan ingat ancaman Ma Jun, lalu menatap Ja Kyung yang cuek dan kursi kosong Nyonya Seo dan ingat tamparan Nyonya Seo padanya.
Tak Goo tidak berselera untuk makan meskipun semua makanannya terlihat enak, tapi dia ingat pesan ibunya untuk tidak kelaparan dan tidak menyerah. Dalam kegelapan, Mi Sun juga bilang pada Tak Goo dari jauh untuk tidak lapar dan jangan menyerah, tidak peduli bagaimana sulitnya masa depan, Tak Goo harus menghadapinya dengan senyuman seperti pria sejati . Setelah mengingat semua nasehat ibunya itu, Tak Goo lalu makan dengan rakus dan menyuapkan banyak makanan ke mulutnya sampai penuh. Tak Goo mengunyah makanannya dengan pahit, air matanya mengalir mengingat ibunya dan penderitaan mereka selama ini. Semua memandang Tak Goo dengan aneh, kecuali Ma Jun yang melihatnya dengan jijik. Nenek menegur Ma Jun karena mencela Tak Goo dan nenek memberikan daging ke piring Tak Goo. Tak Goo makan sambil terus menangis, Mi Sun juga menangis ingat Tak Goo.
Weleh2...terlalu mereka ini
 Di Cheongpyeong, Nyonya Seo murka pada Manager Han, dia marah karena Manager Han membiarkan Mi Sun menampakakan diri lagi di depan dia dan membiarkan Tak Goo masuk ke rumahnya. dia benar-benar marah pada Manager Han yang membiarkan anak Mi Sun lahir dan hidup di dunia. Manager Han membela diri, dia tidak tega membunuh Mi Sun dan anaknya yang masih berlumuran darah sehabis melahirkan waktu itu. Nyonya Seo tertawa sinis, "Jadi, kau membiarkan mereka pergi karena kasihan?, hanya karena dia menyedihkan, kau membiarkan dia pergi dengan mudahnya? ". Manager Han bilang lagi "Waktu itu dia sudah kuperingatkan dan mendapat cukup pelajaran, dan dia sangat tahu resikonya dan tidak akan pernah menampakakan diri lagi". Nyonya Seo menangis sedih dan melayangkan tangannya ingin menampar Manager Han, tapi dia menahan tangannya di udara karena tidak bisa melakukan itu pada ayah dari anaknya. Manager Han juga sedih melihat wanita yang dicintainya itu terluka, untuk menenangkan Nyonya Seo dia lalu menarik Nyonya Seo ke dalam pelukannya dan minta maaf. Nyonya Seo membalas pelukan Manager Han dan bilang "Di dunia ini tidak ada seorangpun yang mendukungku, tidak seorangpun yanng memahamiku, selain kau, tidak ada yang lain, apa kau tahu?". Manager Han mengangguk mengerti dan minta maaf lagi, dia berjanji tidak akan membiarkan Nyonya Seo terluka lagi seperti ini. Nenek merenung di kamarnya dan merasa sedih, presiden juga duduk memikirkan sesuatu. Mi Sun berbaring di samping bantal Tak Goo dan mengucapakan selamat malam pada bantal Tak Goo. Sedangkan Tak Goo duduk di kursi taman malam-malam, masih berpikir.

Beberapa hari kemudian, Ibu Man Hee berteriak memanggil-manggil Mi Sun: "Tak Gu eomma!! Tak Goo eomma!! kau dapat surat, Tak Goo mengirimimu surat". Mi Sun terkejut senang, di bangku depan, dia merobek surat Tak Goo dengan tergesa-gesa. Tak Goo mengawali suratnya, "Ibu, apakah kau hidup dengan baik? aku baik-baik saja". Mi Sun tersenyum dan senang mengetahui Tak Goo baik-baik saja. Tak Goo : "Aku makan dan tidur dengan baik. dan aku juga melakukan yang terbaik di sekolah baruku. Guruku sangat baik dan teman sekelasku juga mudah bergaul". " Aku juga menghabiskan waktu bersama dengan keluarga di Seoul" (Padahal kenyataannya berbalik :((  ).
"Kak Ja Kyung setiap hari membantuku mengerjakan PR sekolah"
"Ja Rim selalu menceritakan padaku hal-hal yang lucu".



"Ma Jun yang seumuruan denganku, memintaku untuk bermain sepak bola bersamanya setiap hari". . "Bu, setiap hari aku sangat sibuk dan juga meskipun nyonya tidak menunjukkannya, aku tau dia peduli padaku" . Tak Goo menyapa Nyonya Seo dan bilang bahwa dia hanya ingin minum karena haus, tapi Nyonya Seo cuek saja dan berlalu pergi.
Kasian bgt Tak Goo. Hiks T.T
 Ketika Nyonya Seo melewati Tak Goo, Tak Goo menungkupkan kedua tangannya menutupi pipinya karena takut kena tampar Nyonya Seo lagi. Meskipun sebenarnya Tak Goo tidak betah dan tidak suka tinggal di rumah itu karena Nyonya Seo dan Trio Goo tidak menyukainya dan dia selalu kesepian, tapi dia berusaha bertahan dengan mengingat semua pesan ibunya agar ibunya tidak khawatir. Tak Goo membohongi Mi Sun bahwa dia hidup dengan baik agar Mi Sun tidak cemas dan dia meminta pada ibunya untuk tidak mengkhawatirkannya karena dia makan teratur dan tidur nyenyak. Tak Goo berjanji akan menulis surat untuk ibunya lagi. Mi Sun membaca surat tak gu dengan tangis bahagia dan bangga. Ibu Man Hee meyakinkannya bahwa Tak Goo baik-baik saja. Mi Sun lalu memeluk surat Tak Goo dengan erat dan mengusap air matanya.

Tak Goo heran, Ja Kyung menggedor-gedor pintu kamarnya dan melihat Trio Goo berdiri de depan kamarnya. Ja Kyung bertanya apakah Tak Goo mengambil pensil mekanik yang ada di mejanya.

Tak Goo bingung, dia tidak tau apa itu pensil mekanik. Ja Rim menjelaskan bahwa ayahnya membeli pensil itu ketika dia ada urusan bisnis di Jepang, pensil itu bentuknya mirip seperti bolpoin. dan sekarang pensil itu hilang. Tak Goo baru mengerti, tapi dia bilang tidak pernah melihat pensil itu. Ma Jun langsung bilang kalau Tak Goo itu pembohong. dia melihat Tak Goo kembali dari kamar Ja Kyung beberapa waktu lalu. Tak Goo membenarkan kalau dia pergi ke kamar Ja Kyung, dia ke sana karena ingin bertanya tentang pr matematikanya pada Ja Kyung, tapi dia melihat kakaknya itu sedang sibuk makanya Tak Gu pergi. Ma Jun terus menuduh Tak Goo berbohong, tapi Tak Goo membela diri, kenapa dia harus berbohong. Untuk membuktikannya, Ja Kyung minta Tak Goo mengijinkannya masuk ke kamar Tak Goo, tanpa menunggu jawaban Tak Goo, Ja Kyung langsung masuk kamar Tak Goo dan membuka-buka laci Tak Goo dan mencari ke segala sudut, tapi dia tidak menemukan pensil mekaniknya. Ja Kyung kesal, akhirnya Ma Jun masuk dan langsung membuka laci meja belajar Tak Goo dan dengan cepat dan tepat menemukan pensil mekanik Ja Kyung .
pengen tak jitak ni anak :P
Ma Jun bilang : "aku menemukannya, ini pensilmu kan kak? ini adalaah pensil mekanik kakak yang hilang. aku benar. aku bilang dia pasti mencurinya". Tak Goo shock pensil itu ada di lacinya, dia langsung membantah, "aku tidak berbohong!! aku tidak mencurinya!! ini benar, percayalah padaku". Ja Kyung berpikir, Ma Jun terus mendesak Tak Goo, jika bukan Tak Goo yang mengambil kenapa juga itu pensil ada di lacinya. Tak Goo tidak tahu hal itu karena dia tidak melakukannya. "Bagaimana aku tau kalau itu di sana? ah...aku tidak bisa mengeluarkan hatiku untuk menunjukkannya padamu agar kau percaya..." Tak Goo menepuk-nepuk dadanya  "aaahhh,,, aku akan gila", gumam Tak Goo. Ma Jun malah ngejek Tak Goo dan bilang "Meskipun kau gila, tidak ada seorangpun di sini yang akan percaya kata-katamu dan juga kau sangat ahli mencuri sebelumnya. Pertama kali aku melihatmu di Pabrik Cheongsan, bukankah kau tertangkap basah mencuri roti? pertama roti, kemudian pensil mekanik kak Ja Kyung. lalu apa selanjutnya? apa yang akan kau curi besok? apa kau juga akan mencuri posisiku?".

Tak Goo menatap Ma Jun tajam dan mengepalkan tangannya . Ma Jun masih terus menghina dan memojokkan Tak Goo. Tak Goo tidak tahan lagi dan mencengkeram kerah baju Ma Jun "Jika kau terus menghinaku dengan kata-kata kotor seperti itu, aku akan membungkam mulutmu!", ancam Tak Goo. Ja Kyung dan Ja Rim kaget dengan reaksi Tak Goo. Ma Jun nantang balik, "Apa yang kau lakukan jika aku tidak diam?".

Tak Goo benar-benar kesal dan sudah akan melayangkan tinjunya di muka Ma Jun kalau saja nenek tidak datang dan melerai mereka. Nenek marah melihat cucu-cunya berkelahi. Di kamar nenek, Ma Jun bilang pada nenek kalau Tak Goo mencuri pensil mekanik Ja Kyung. Nenek terkejut, Tak Goo meyakinkan nenek kalau dia tidak pernah mencuri pensil Ja Kyung dan dia sumpah dia berkata jujur. Tapi Ma Jun bilang lagi kalau dia yakin, dia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.

Nenek meragukan Ma Jun : "Kau melihat Tak Goo mencuri sesuatu, apa kau yakin?" Ma Jun meyakinkan nenek, "Lalu apakah aku yang berbohong? nenek juga melihatnya, dia akan memukulku. Kebohongannya terbongkar, jadi dia menggunakan kekerasan. Tapi nek, apakah kau akan membelanya?", tanya Ma Jun. Tak Goo benar-benar sangat kesal pada Ma Jun, diam-diam dia mengepalkan tangannya lagi. Nenek bingung, lalu bertanya pendapat Ja Kyung yang bilang kalau sebenarnya dia tidak yakin pensilnya dicuri oleh Tak Goo, tapi fakta bahwa pensilnya ditemukan di laci Tak Goo tidak bisa disangkal lagi. Nenek tanya pada Tak Goo apa itu benar, dan dijawab Tak Goo kalau itu benar, tapi Tak Goo tetap bilang dia tidak tau kenapa pensil Ja Kyung bisa ada di lacinya.

Tak Goo minta mereka percaya padanya . Ja kyung,Jarim dan Majun terlihat tidak percaya dengan ucapan Tak Goo. Nenek akhirnya mengambil keputusan dan menyuruh Tak Gu untuk tetap tinggal sedangkan Trio Goo pergi istirahat. Ma Jun tersenyum menang pada Tak Goo.

Nenek mengambil rotan dan menyuruh Tak Goo untuk berdiri. Tak Goo berdiri dengan enggan, nenek memukul kaki Tak Goo lima kali. Ternyata Ja Kyung,Jarim dan ma Joon belum pergi, menguping apa yang terjadi di dalam kamar nenek. Ma Jun mendengar pukulan rotan nenek untuk Tak Goo dan tersenyum puas . Ja Kyung merasa aneh dan curiga sesuatu, dia memanggil Ma Jun. Ja Kyung memperingatkan Ma Jun untuk tidak melakukan hal kekanak-kanakan seperti itu lagi. Dia tahu kalau Tak Goo tidak mencuri pensilnya dan Ma Jun lah yang berbohong. Ma Jun mencoba menyangkal tapi Ja Kyung sadar Ma Jun yang merencenakan semua itu jadi dia tau persis letak pensil mekanik Ja Kyung di laci tengah meja Tak Goo,Ja Kyung bilang kalau dia juga tidak menyukai Tak Goo, tetapi dia membenci cara yang kekanakan. Dia akan memaafkan Ma Jun kali ini, karena Ma Jun adiknya, tapi dia tidak akan melepaskan Ma Jun lain kali. Ja Rim juga kesal pada Ma Jun yang kekanak-kanakan, tapi Ma Jun tidak peduli dengan pendapat Ja Rim. Ma Jun lalu masuk kamarnya dengan kesal dan langsung menghempaskan diri di kasur.

Tak Goo sudah selesai menerima hukumannya, nenek tanya apa Tak Goo menyesal sekarang, apakah Tak Goo marah. Nenek menasehati Tak Goo bahwa akan lebih banyak lagi hal seperti itu kelak. Orang lain akan menuduhmu melakukakan hal yang tidak kau lakukan. Kebaikanmu juga akan dimanfaatkan orang jahat. Ada beberapa orang di dunia ini yang menyayanginya tapi akan lebih banyak lagi yang akan mencoba menjatuhkannya. "Ketika kau mengalami kejadian buruk, kau akan merasa diperlakukan dengan tidak adil dan menjadi marah, tapi bagaimanapun juga kemarahan tidak bisa menyelesaikan masalah. Pukulanmu  tidak berguna untuk masa depanmu", kata nenek. Tak Goo mendengarkan nasehat nenek dengan baik, tapi dia tanya,"Kau bilang tidak bisa selalu marah dan menggunakan kekerasan, lalu apa yang harus aku lakukan?". Nenek menjawab, "Kau tidak boleh goyah, jika kau benar-benar tidak bohong. maka kau tidak boleh goyah sedikitpun. Tidak peduli jika itu kesalahpahaman atau sudah direncanakan, kau harus bertahan. Bagaimanapun juga kebenaran yang akan menang".
Tak Goo tidak percaya perkataan nenek karena dia benar-benar tidak mencuri tapi nenek menghukumnya. Nenek mengangguk mengerti, tapi Tak Goo masih bingung, lalu kenapa nenek menghukumnya. Nenek bilang kalau dia tidak menghukum Tak Goo, tapi dia sedang mendidik Tak Goo. Jika nenek membela Tak Goo di hadapan Trio Goo, mungkin mereka akan semakin membenci Tak Goo dan tidak membiarkan Tak Goo hidup tenang. Tak Goo masih polos, dia tidak terlalu mengerti nasehat-nasehat nenek.

Tak Goo duduk di kursi taman dan memegangi kakinya yang perih, lalu Ja Rim mendatanginya dan membawakan obat untuk Tak Goo. Ja Rim tanya apakah nenek juga memberikan pengertian pada Tak Goo, Ja Rim cerita kalau nenek punya kebiasaan unik, setiap kali habis menghukum orang nenek selalu bilang, Aku tidak menghukummu, tapi aku sedang mendidikmu. Ja Rim menirukan kata-kata nenek yang diucapkan juga kepada Tak Goo. Tak Goo mengangguk mengerti. Ja Rim juga tanya apakah Tak Goo memutuskan akan berdiri di pihak nenek, Tak Goo bingung, mereka adalah keluarga kenapa harus ada siapa yang berpihak pada siapa. Ja Rim menjelaskan kalau keluarganya memang seperti itu, ayah memihak nenek, Ma Jun berpihak pada ibunya, dan Kak Ja Kyung memihak dirinya sendiri.
Tak Goo lalu tanya Ja Rim ada di pihak siapa, di jawab Ja Rim, kalau dia tidak memihak siapa-siapa, dia netral. Karena dia tidak terlalu tertarik dengan urusan seperti itu, itulah sebabnya nenek dan ibunya juga tidak terlalu menyukai Ja Rim. Ja Rim menasehati Tak Goo sebagai teman untuk memilih netral sebagai pilihan terbaik. Menurutnya ibu dan nenek itu tidak terlalu berbeda. sepertinya mereka tidak terlalu mencintai anak-anaknya karena mereka lebih mementingkan kekuasaan. Tak Gu heran, kenapa Ja Rim mengatakan semua hal itu padanya. Ja Rim bilang kalau dia hanya ingin mengatakan kebenaran, lalu dia tersenyum bersahabat sambil berkata "aku menyukaimu, cool boy!".

Tak Goo senyum dan mengucapkan terima kasih dengan formal, tapi Ja Rim menyuruhnya untuk tidak menggunakan bahasa formal saat mereka bicara, lalu Tak Goo mengoreksi ucapannya dan bilang "terima kasih kak". Ja Rim lalu berdiri hendak masuk ke dalam, dia menasehati Tak Goo untuk tidak mendekati rumah di bawah karena rumah itu terlarang, hanya ayah yang boleh masuk dan ayahnya tidak suka diganggu. Jika Tak Goo tidak berhati-hati dan tertangkap, tidak seorangpun tau apa yang akan terjadi .
Setelah Ja Rim pergi, Tak Goo memandangi rumah terlarang itu  dan dia heran kenapa keluarga ini begitu rumit. Ternyata Manager Han dari tadi mengawasi Tak Goo dari jauh.

Malamnya ketika Tak Goo tidur (tidurnya di lantai,gak terbiasa), hidungnya mencium bau yang sedap,. Tak Gu heran bau apa itu, lalu Tak Gu bangun dari tidurnya dan dia mengenali bau sedap itu sebagai aroma roti. Tak Goo kemudian turun ke lantai bawah , hidungnya mengendus-endus asal aroma itu, tapi matanya tetep merem. Tak Goo menuju dapur karena dikiranya itu pasti berasal dari ruang makan. Dia membuka matanya tapi ternyata bukan tidak ada apa-apa di sana, lalu dia berbalik dan keluar rumah dan melihat ke rumah terlarang yang cerobongnya mengeluarkan asap.

Dia sadar ternyata aroma sedap roti tadi berasal dari rumah terlarang. Tak Goo penasaran dan ingin melihatnya, tapi ketika akan melangkah dia ingat nasehat Ja Rim untuk tidak mendekati rumah terlarang itu. Dia berpikir sejenak dan tersenyum, Tak Goo mengambil keputusan  dan Tak Goo berlari menuju rumah terlarang, membuka pintu dengan pelan dan hati-hati lalu masuk ke dalam rumah itu. Tak Goo melihat meja yang ada timbangannya dan penuh dengan bahan-bahan untuk membuat roti juga ada tungku yang menyala.
Dia berjalan mendekat perlahan-lahan tapi Tak Goo langsung sembunyi ketika mendengar suara langkah kaki, ternyata itu presiden yang memakai celemek.
Tak Goo mengintip dari balik jendela, presiden mendekati meja dan menutup matanya lalu menggerak-gerakkan tangannya . Tak Goo melongo dan heran dengan yang dilakukan presiden.

Setelah selesai ritual, lalu presiden mulai menakar bahan-bahan, memasukkan tepung, gula, mentega, telur, susu dan bahan lain hingga jadi adonan, mengaduk-aduk adonan itu, menaburkan tepung ke meja dan mengulen-ulen adonan ke meja  lalu memotong-motongnya menjadi bagian kecil, dibuat berbagai macam bentuk dengan olesan yang macam-macam. Tak Gu melihat tangan presiden yang cepat dan cekatan dalam membuat roti dan terpesona karenanya. dan saking asyiknya membuat roti, presiden tidak sadar kalau dia dilihat oleh Tak Goo. Tak Goo semakin terpana, roti selesai dibentuk dan dimasukkan ke tungku oven. Di dalam oven, rotinya mengembang dan matang dan melihat roti yang lezat itu, Tak Goo semakin melongo.Karena tidak tahan mencium aroma sedap roti itu, Tak Goo nekat mendekati roti tanpa peduli di situ ada presiden. Tapi tiba-tiba dari belakang ada yang membekap mulut Tak Goo dan menyeretnya, ternyata dia Manager Han yang memang selalu mengawasi Tak Goo setiap saat sejak Tak Goo tinggal di rumah itu. Presiden menoleh karena mendengar suara berisik, tapi di belakangnya tidak ada apa-apa, presiden lalu melanjutkan membuat rotinya.

Tak Goo diseret paksa oleh Manager Han keluar rumah terlarang. Tak Goo ingin melawan tapi kekuatannya tidak seimbang dengan Manager Han. Tak Goo tidak menyerah dan ketika Manager Han lengah, dia langsung melepaskan diri dari Manager Han dan lari sekuat tenaga menuju rumah terlarang lagi!!. Tak Goo berhasil sampai rumah terlarang dan karena lari terlalu kencang, dia tersandung kursi dan menjatuhkan nampan roti yang tentu saja berisi roti buatan presiden tadi. Presiden mendengar suara ribut, lalu keluar dan melihat Tak Goo jatuh dan roti yg berserakan.

Tak Goo shock presdir melihat kekacauan, dia melihat presdir dengan wajah tegang dan presdir melihatnya dengan dingin.