Senin, 29 November 2010

"Ralph Fiennes,"Peran Voldemort itu susah juga ternyata!!

Nah kali ini bintang membahas tentang tokoh Voldemort dalam serial Ternama Harry Potter,...
Tokoh yang satu ini adalah tokoh yg juga menentukan suksesnya Film Harry Potter.Tanpa adanya Voldemort film ini gak akan seru,...
Sudah banyak yg membahas MEngenai Tokoh UtamaNya,..Jadi bintang Mau membahas Tokoh Utama Yg jahat saja..

Cek it out,....
Name
Ralph Fiennes
Full/Alt. names
Ralph Nathaniel Fiennes, Ralph Nathaniel Twisleton-Wykeham-Fiennes
Date of Birth
Saturday December 22 1962
Born
Suffolk, England (GB)
Nationality
United Kingdom

Ralph Fiennes, sang pemeran Voldemort dalam HARRY POTTER, mengaku bahwa dirinya 'menderita' gara-gara kostum dan make up yang harus dikenakannya. Ralph diharuskan menjalani proses make up selama dua setengah jam untuk mengubahnya menjadi sosok Voldemort yang mengerikan.

Ralph juga menyatakan bahwa proses make-up ini harus dilakukan setiap hari dan otomatis dirinya tidak bisa makan setelah bahan yang bernama prosthetics diaplikasikan ke wajahnya.

Hidung dan gigi palsu, juga make up yang tidak nyaman ini membuat Ralph kelaparan setiap kali syuting. "Setiap hari selama syuting, aku harus menghabiskan dua setengah jam untuk make up. Hal inilah yang menjadi saat terberatku. Selain prosthesics, karakterku juga harus pakai gigi palsu. Jadi ketika semua orang makan siang, aku tidak bisa. Aku harus mencopotnya tiap kali aku ingin makan," ungkap Ralph.

Bintang SCHINDLER'S LIST ini juga harus mengenakan celana ketat yang sering melorot! "Aku juga harus mengenakan suspender karena kostumku juga termasuk celana ketat yang sering melorot ketika aku bekerja. Tapi aku masih bisa buang air kecil, kostumnya dibuat khusus agar aku bisa menarik keluar teman kecilku," pungkasnya sambil tertawa. Untunglah! Ternyata nggak enak juga ya jadi Voldemort?


Beberapa foto2 voldemort


Sinopsis Becoming Billioner Episode17


Shin Mi marah saat Tae Hee menyebut ayahnya seorang pembunuh. Ia melayangkan sebuah tamparan ke arah Tae Hee. Tae Hee histeris dan emosi Shin Mi makin memuncak. Ia hendak menamparnya lagi, tapi tiba-tiba di halangi oleh Woon Suk.
"Jangan sentuh wanitaku!" ucapnya tajam.

Suk Bong datang. Ia melepaskan tangan Woon Suk dari Shin Mi.
"Kau yang seharusnya jangan menyentuh wanitaku!" ucap Suk Bong tak kalah tajam.
Shin Mi shock. Ia hanya diam sambil menatap wajah Suk Bong.
Woon Suk membawa Tae Hee pulang. Sepanjang jalan Tae Hee terus saja menangis sambil memegangi pipinya. Ia tak terima dengan perlakuan Shin Mi padanya. Woon Suk berusaha meredakan tangisnya. Tae Hee memandangi wajahnya di cermin dan semakin menangisi pipinya yang bengkak. Woon Suk melihatnya sambil menahan senyum.


Shin Mi keluar dari mobil. Ia berlari masuk ke dalam rumah tanpa menghiraukan Suk Bong. Suk Bong memanggilnya, tapi Shin Mi seakan tak mendengar seruannya dan pergi tanpa bicara. Suk Bong bingung melihat sikap Shin Mi yang tiba-tiba berubah.

Hal yang ingin dilalukan Shin Mi adalah menemui ayahnya. Lee Jong Heon sedang di ruang kerjanya tengah memandangi cincinnya. Shin Mi masuk.
"Tae Hee mengatakan hal konyol mengenai ayah. Tapi aku tahu Tae Hee bukan orang yang suka berbohong. Jadi aku ingin menanyakan langsung pada ayah mengenai kematian ayah Choi Suk Bong." ucap Shin Mi.
Lee Jong Heon menghela nafas. "Benar. Aku terlibat," jawabnya. "Duduklah. Aku akan menceritakan semuanya."

Tae Hee menceritakan rahasia Lee Jong Heon pada Woon Suk. Woon Suk menyuruh Tae Hee untuk sementara waktu tutup mulut.
"Dengar, sebelum kau mengatakan semuanya. Ini harus menjadi rahasia kita berdua. Kau mengerti?" ucap Woon Suk. Tae Hee mengangguk patuh.

Shin Mi duduk menghadap ayahnya.
"Apa ini benar?" tanya Shin Mi.
Lee Jong Heon mengangguk "Ya, walaupun tidak sengaja, tapi aku penyebab kecelakaan yang menimpa Chul Min."
Shin Mi menutup matanya mendengar pengakuan dari ayahnya.
"Jadi ini sebabnya kau menentang hubunganku dengan Choi Suk Bong?"
"Iya. Meskipun hal itu benar-benar tak disengaja, tapi sebenarnya akulah pembunuh ayah Choi Suk Bong." ucap Lee Jong Heon.
Kepala Shin Mi pening. Ia belum bisa menerima kenyataan ini. Apalagi hal ini pasti akan mempengaruhi hubungannya dengan Suk Bong. Ia berpamitan ke kamarnya.

Shin Mi bingung. Ia berjalan mondar-mandir. Ia tak tahu harus bersikap seperti apa di depan Suk Bong nanti. Posisinya sekarang ini benar-benar mempersulitnya.
Ia mengambil HP-nya yang berbunyi. Suk Bong meneleponnya, tapi ia enggan mengangkat telepon itu.

Suk Bong memandangi layar HP-nya. Teleponnya tak diangkat oleh Shin Mi.
"Dia masih marah," gumamnya.
Suk Bong masuk ke rumah. Byung Eo memberikan sebuah bungkusan padanya. Suk Bong menyambar bungkusan itu lalu segera pergi ke rumah Woon Suk.

Suk Bong datang menemui Woon Suk. Woon Suk masih berusaha mendapatkan Suk Bong dengan mengiriminya bingkisan. Ia masin berharap Suk Bong ada di pihaknya. Tanpa basa basi Suk Bong mengembalikan bingkisan itu pada Woon Suk. Suk Bong juga mengancam Woon Suk agar jangan mengganggu Shin Mi.
"Aku tak akan memaafkanmu jika kau menganggunya!" ancam Suk Bong.

Woon Suk mengajak Suk Bong naik motor balap. Mereka pergi ke lapangan basket. Suk Bong melempar bola basket pada Woon Suk dan mengajaknya bertanding. Mereka bermain basket dengan adu sikut.


Lee Jong Heon minum alkohol di ruang makan untuk menghilangkan stress. Padahal ia baru saja menjalani operasi. Sementara Shin Mi tak bisa memejamkan matanya di kamar.

Woon Suk duduk di lapangan.wajahnya penuh dengan keringat. Ia kelelahan. "Dengarkan aku, suatu hari nanti kau akan ada di pihakku." ucap Woon Suk sambil memegang bahu Suk Bong. Suk Bong menepis tangan Woon Suk.
"Tidak. Hal itu tidak akan pernah terjadi." ucapnya lalu pergi. Suk Bong berhenti. Kembali pada Woon Suk dengan mengatakan "Aku harap kau tulus pada Boo Tae Hee."

Di kamar Shin Mi memandangi foto ibunya dengan sedih.
"Ibu, aku harus bagaimana?" gumamnya lirih.

Shin Mi pergi jogging pagi-pagi buta. Pikirannya masih kalut. Ia berlari dan berhenti didepan jembatan.
"Choi Suk Bong, apa yang harus aku lakukan?" teriaknya. "Sebenarnya apa yang harus kulakukan?"
Shin Mi benar-benar bingung dan tak tahu apa tepatnya yang harus dilakukannya. Ia tahu Suk Bong pasti akan membenci ayahnya jika mengetahui hal ini dan mungkin akan membencinya juga.

Shin Mi memberanikan diri pergi ke makam Chul Min ayah Suk Bong seorang diri. Ia meletakkan buket bunga yang dibawanya di atas makam.
"Apa kabar. Aku Lee Shin Mi." Shin Mi memperkenalkan dirinya.

Sementara di kantor Ketua Yoo tampak senang saat tahu Shin Mi tidak masuk kerja. Suk Bong mulai mengkhawatirkan keadaan Shin Mi. Ia mencoba menelepon Shin Mi, tapi Hp-nya tak aktif.

Shin Mi duduk di depan makam Chul Min.
"Kenapa kau harus pergi? Apa kau tahu Choi Suk Bong sangat merindukan ayahnya?" ucap Shin Mi lalu bangun dan membersihkan makam Chul Min. Ia meminta maaf atas kesalahan ayahnya.

Suk Bong menelepon Tae Hee dan bertanya sebenarnya apa yang sudah dikatakan olehnya pada Shin Mi. Terakhir kali Tae Hee yang berbicara dengan Shin Mi. Tae Hee tengah mengompres pipinya.
"Jadi kau meneleponku hanya untuk menayakan hal itu?" semprot Tae Hee marah.
"Katakan padaku sebenarnya apa yang kau katakan padanya. Dia sampai tak masuk kerja."
"Aku juga tak bisa masuk kerja karena tamparan bosmu yang sok tahu itu!" teriak Tae Hee kesal. "Suk Bong, apa kau tak peduli padaku?" tanya Tae Hee.
Suk Bong mendapat panggilan masuk. Shin Mi yang meneleponnya. Ia segera memutuskan sambungan dengan Tae Hee. Tae Hee kesal saat Suk Bong menutup teleponnya begitu saja. Ia marah-marah, tapi segera menyadari bahwa ia tak boleh cemburu.

Akhirnya Suk Bong berhasil menemukan Shin Mi. Shin Mi tengah bermain anggar. Saat melihat Suk Bong, Shin mengajaknya berduel. Suk Bong yang tidak bisa bermain anggar tampak kewalahan menghadapi Shin Mi yang tentu saja lebih mahir darinya. Berkali-kali Suk Bong menjatuhkan pedang anggarnya.

Setelah letih mereka beristirahat. Shin Mi membantu Suk Bong melepas masker. Suk Bong berkeringat. Shin Mi menyeka wajahnya dengan handuk (aku suka banget liat Suk Bong disini, keliatan cakep banget.). Kemudian ia berkata dalam hati. "Ayahku pernah melakukan kesalahan. Jangan karena ayahku pernah melakukan kesalahan, aku salah lagi." ucap Shin Mi. "Jangan karena ayahku aku melepaskan kau yang begitu baik. Hal ini akan menjadi kesalahan terbesar dalam hidupku."
Suk Bong memejamkan matanya sementara Shin Mi terus menyeka keringatnya. Ia tersenyum senang.

Suk Bong membuka masker Shin Mi dan hendak menyeka keringatnya juga, tapi Shin Mi menolak. Ia menghindar dan bangun.
"Kenapa?' tanya Suk Bong.
"Jantungku sudah hampir meledak!" seru Shin Mi.
Suk Bong menahan tangan Shin Mi. Ia menundukkan kepalanya dan mendekat telinganya ke dada Shin Mi. Mendengarkan detak jantung Shin Mi yang berdebar-debar.
"Dibandingkan dengan detak jantungku tadi, ini tidak ada apa-apanya," komentar Suk Bong. Shin Mi terlihat grogi.

Suk Bong menegakkan kepalanya. Ia memandangi Shin Mi yang tak bereaksi.
"Kalau kau tak percaya dengarkan sendiri." ucap Suk Bong lalu menarik Shin Mi ke dalam pelukannya. Menyuruhnya mendengar irama jantungnya yang memacu kencang. Shin Mi masih terdiam.

Lalu Suk Bong mulai menyeka keringat di wajah Shin Mi.
"Aku tak akan melakukan kesalahan." ucap Shin Mi.
"Kau bilang apa?" tanya Suk Bong.
"Aku bilang aku tak akan melakukan kesalahan," ulangnya.
Suk Bong tersenyum. "Kau takut menutup matamu lagi," terkanya. Shin Mi diam saja.

Perlahan-lahan Suk Bong mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Shin Mi. Jantung Shin Mi berdebar lebih kencang. Ia menutup matanya. Dan Suk Bong mencium bibirnya dengan lembut (suka deh liat kiss scene mereka, keliatan manis).

Di luar Suk Bong senyum-senyum sendiri. Ia terlihat sangat senang. Shin Mi keluar sambil mengaduk-aduk tasnya mencari kunci mobil. Suk Bong tersenyum padanya.
"Kenapa kau lama sekali. Aku pikir jantungmu sudah mati kesemutan."
"Sekarang kau tak bicara dengan bahasa hormat padaku?" seru Shin Mi.
Suk Bong tak menanggapi pertanyaan Shin Mi. Ia meminta kunci mobil. Shin Mi makin kesal. Suk Bong mulai menggodanya.
"Aku tidak akan bicara bahasa hormat dengan wanita yang ciuman pertamanya denganku."
Lalu Suk Bong mengambil kunci mobil di tangan Shin Mi yang cuma bisa melongo.

Suk Bong membawa mobil Shin Mi. Di bangku belakang ia melihat tasnya. Ia tahu Shin Mi baru saja dari makam ayahnya. Ia memprotes mengapa tak pergi bersamanya. Shin Mi beralasan ia tidak akan bisa mengutarakan isi hatinya jika Suk Bong ikut.
"Kau mengatakan apa?" tanya Suk Bong
"Berterimakasih karena telah membiarkan Choi Suk Bong lahir."
Suk Bong tersenyum mendengar ucapan Shin Mi. Ia memandangi wajah Shin Mi yang mulai grogi. Shin Mi meminta Suk Bong segera menjalankan mobil.

Suk Bong mangajak Shin Mi ke rumah sakit menjenguk Jeong Tae. Ia memberitahu Shin Mi bahwa Jeong Tae adalah sahabat ayahnya. Jadi ia selalu ingin mengunjunginya. Yang ia tahu ayahnya adalah anak tunggal. Keluarga ayahnya yang masih tersisa tinggal di luar negeri.
"Jadi ingin pergi bersama Soon Mi." goda Suk Bong lagi.
Shin Mi hendak membuka suaranya untuk memprotes. Suk Bong lebih dulu memakaikan sebuah bando di kepala Shin Mi.
"Ini aku beli untukmu sebagai hadiah ulang tahun." ucap Suk Bong. "Hari ini sangat ingin berterimakasih karena Shin Mi lahir didunia ini."
Shin Mi sangat senang menerima hadiah Suk Bong. Ia memegangi rambutnya. Suk Bong mencubit pipi Shin Mi dengan gemas.

Suk Bong menggandeng Shin Mi masuk ke kamar Jeong Tae dan memperkenalkannya.
"Dia adalah wanita yang selalu mengatakan menyukaiku tiap hari" ucap Suk Bong. Shin Mi menyenggol lengan Suk Bong kesal.
"Jong Heon. Putri Jong Heon?" ucap Jeong Tae.
Jeong Tae ternyata mengenali Shin Mi sebagai putri dari sahabatnya Lee Jong Heon. Suk Bong terkejut karena Jeong Tae mengenali Shin Mi. Yang ia tahu Shin Mi baru pertama kalinya kesana. Padahal Shin Mi sudah pernah kesana ketika membuntuti ayahnya. Jeong Tae meminta tangan Shin Mi. Suk Bong memberikan tangan Shin Mi padanya. Ia mengenggam tangan Shin Mi.
"Kesalahan yang tidak disengaja," ucapnya tiba-tiba.
Suk Bong bingung menangkap maksud ucapan Jeong Tae. Shin Mi yang sudah tahu arah pembicaraan Jeong Tae hanya diam saja. Suk Bong ingin menanyakannya lebih lanjut, tapi seorang suster masuk dan mengatakan sudah saatnya Jeong Tae minum obat.

Di rumah Lee Jong Heon sedang memandangi foto mudanya bersama kedua sahabatnya Chul Min dan Jeong Tae. Shin Mi masuk kesana. Shin Mi menegaskan bahwa ia tak bisa melepaskan Suk Bong. Ia juga meminta ayahnya berlaku baik pada Suk Bong untuk menebus kesalahan di masa lalu. Shin Mi mengatakan bahwa Suk Bong adalah orang yang telah membuka hatinya. Shin Mi mempunyai pengalaman traumatis ketika ibunya meninggal. Dulu ia melihat ibunya meninggal dalam keadaan kesepian karena ayahnya selalu sibuk bekerja. Mulai sejak itu ia mengunci pintu hatinya rapat-rapat untuk pria. Sejak bertemu dengan Suk Bong pikirannya berubah. Jika harus melepaskan Suk Bong berarti ia harus kembali menutup pintu hatinya.
Ayo tebak mana yang ayahnya Suk Bong?

Shin Mi masuk ke kamarnya. Ia mengambil tissu untuk membersihkan wajahnya. Tiba-tiba ia teringat ciumannya bersama Suk Bong dan tak jadi mengelap bibirnya. Suk Bong mengiriminya SMS 'Aku sedang cuci muka, tapi kenaapa aku tak ingin membasuh bibirku.' Shin Mi tersenyum membaca pesan itu.

Suk Bong presentasi. Ia menjelaskan lokasi-lokasi strategis untuk mempromosikan kartu Eco Fashion. Shin Mi menyetujuinya. Ia meminta timnya bekerjasama dengan baik. Kepala Manager mengusulkan sebuah liburan untuk merehatkan otak mereka yang selama ini sudah bekerja keras untuk peluncuran kartu kredit itu. So Jung juga mendukung usulan itu. Shin Mi tak bisa membantah. Ia menyutujui, tapi meminta liburan di tempat yang dekat saja. Tentunya untuk menghemat biaya yang dikeluarkan perusahaan .

Shin Mi menemui Tae Hee dan Woon Suk di kantor Boo Ho Style. Tatapan mata Woon Suk dingin saat melihat ke arah Shin Mi sedangkan Tae Hee langsung mengusap pipinya. Ia masih ingat tamparan Shin Mi ketika di taman hiburan. Shin Mi meminta maaf pada Tae Hee. Tae Hee cukup terkejut mendengar permintaan maaf Shin Mi.
Tujuan Shin Mi datang sebenarnya ingin meminta mereka menutup mulut mengenai rahasia ayahnya. Woon Suk juga manyarankan Shin Mi agar tak memberitahu Suk Bong mengenai masalah ini.

Di rumah Lee Jong Heon memanggil Suk Bong. Ia menyerahkan selembar foto. Foto masa mudanya bersama kedua sahabatnya Chul Min dan Jeong Tae.

Woon Suk mengajak Tae Hee makan siang di rumahnya. Woon Suk memasakkan sup tulang iga untuk Tae Hee.
"Kau yang memasak sup ini sendiri?" tanya Tae Hee.
"Iya." Woon Suk membenarkan.
Tae Hee tiba-tiba menangis. "Maaf aku tak berhak memakan sup ini," isaknya.
Woon Suk mengira Tae Hee hanya terharu, tapi Tae Hee malah semakin terisak. Ia bingung melihatnya "Kenapa?"

"Aku juga tak tahu kenapa bisa jadi begini. Aku selalu memikirkan orang itu. Aku kira di hatiku hanya ada kau Woon Suk. Tapi aku juga tak tahu mengapa selalu memikirkan Choi Suk Bong," ucap Tae Hee. Ia mengakui bahwa dirinya mulai menyukai Suk Bong (Tae Hee neh bener2 jujur banget). Woon Suk terdiam mendengar pengakuan dari Tae Hee.



"Waktu melihatnya bermain piano ia terlihat lebih tampan. Waktu di taman hiburan juga. Aku kesal saat melihatnya bersama Shin Mi. Aku benar-benar tak tahu mengapa aku seperti ini," sesalnya. "Oppa, maaf. Di hatiku hanya ada kau seorang. Aku hanya menyukaimu, tapi maaf oppa..." Tae Hee kembali terisak.
Woon Suk tersenyum memaklumi.
"Maaf apa? Tak ada yang perlu dimaafkan," hiburnya. "Aku tak bisa terus ada di hatimu. Akulah yang bersalah padamu. Kau pasti sangat menderita, kan?"
Tae Hee menganggukkan kepalanya. Ia mengambil serbet dan membuang ingusnya (jorok...)
"Tae Hee, kau jangan memikirkan apapun. Aku, Choi Suk Bong dan acara pertunangan kita. Ikuti kata hatimu. Biarkan berjalan alami saja." ucap Woon Suk.
"Benar?"
"Untuk rencana pertunangan kita, tunggu setelah hatimu mantap baru kita teruskan." Woon Suk memberi usulan.

cakep, ya?
Sepeninggal Tae Hee, Woon Suk masih terpaku di tempatnya. Kepala Kang datang padanya memberikan laporan. Ia mengatakan bahwa Suk Bong sering mengunjungi Jeong Tae. Terakhir ia pergi bersama Shin Mi. Woon Suk terkejut mendengar kabar ini. Ketua Kang juga melaporkan bahwa Suk Bong sepertinya tertarik pada pertambangan. Suk Bong mengerti masalah pertambangan dari Woo Byung Do yang tinggal bersamanya. Kepala Kang menyerahkan berkas Woo Byung Do yang dianggapnya orang aneh pada Woon Suk.

Tim Smart berangkat berlibur. Shin Mi masuk ke dalam bis dan melihat bangku di sebelah So Jung kosong. Ia hendak duduk disana, tapi So Jung buru-buru mencegahnya. Di belakang mereka Suk Bong memindahkan tasnya disamping bangkunya yang masih kosong. Dan dengan isyarat menyuruh Shin Mi duduk di sana. Shin Mi tersenyum senang kemudian duduk di sebelah Suk Bong.

Woon Suk datang ke rumah Tae Hee dengan membawa bunga mawar. Tae Hee senang mendapat kejutan itu. Woon Suk mengajak Tae Hee kencan. Woon Suk membawa Tae Hee ke pasar ikan (wkwkwk, kebayang dong orang kayak Tae Hee ke jalan2 ke tempat yang becek dan bau. Woon Suk neh ada2 aja). Woon Suk menggandeng Tae Hee yang sepanjang jalan terus menutup hidungnya karena bau. Ia juga menjerit histeris saat Woon Suk memperlihatkan belut padanya. Woon Suk senang bisa mengerjai Tae Hee.

Kemudian mereka menghabiskan sore di pinggir pantai sambil menikmati sunset. Woon Suk memijat telapak tangan Tae Hee yang mengeluhakan sakit di lambungnya.
Tae Hee bercerita bahwa dulu Woon Suk sering datang kesini jika sedang sedih.
"Kenapa kau tahu?" tanya Woon Suk.
Tae Hee tertawa. "Aku semenjak bisa berjalan sepanjang hari selalu mengikuti oppa."
Flash Back.
Woon Suk sedang membaca koran yang menggosipkan ayahnya. Ia marah dan memukulkan tangannya pada batu. Tangannya berdarah. Dari jauh Tae Hee melihatnya dengan miris. Tae Hee juga membawa koran yang sama dan menyobek-nyobek koran itu dengan kesal.
"Kau melihat semuanya?" tanya Woon Suk.
"Aku merasa jika aku berpura-pura tahu pasti oppa kan membenciku. Oppa, kau jangan melukai diri sendiri lagi. Aku sudah putusakan kita percepat pertunangan saja. Aku takut hatiku semakin bimbang. Jika kita tak jadi bertunangan, ayah tak akan membantu kita. Aku takut ayah akan melukaimu, Oppa. Aku tak menyukai hal itu."
Woon Suk tersenyum pada Tae Hee (ya ampyun, senyumnya manis banget).
"Tae Hee aku harus bagaimana terhadapmu?" Woon Suk mulai menyadari kebaikan hati Tae Hee.
Lalu tiba-tiba memeluk Tae Hee. Tae Hee senang dan membalas pelukan Woon Suk dengan mengunci tubuh Woon Suk. Woon Suk kaget tapi kemudian ia tertawa.

Setibanya di penginapan tim Smart mengadakan barberque. So Jung dan Shin Mi menawarkan diri membeli minuman.

Sekretaris Yoon sedang minum kopi bersama dengan Pengurus rumah di Kafe Ainas. Tiba-tiba pintu terbuka dan masukklah seorang pria yang membuat Sekretaris Yoon terperangah. Pria itu adalah Byung Do dengan penampilan barunya. Byung Do berpakaian necis dengan mengenakan jas. Dandanannya rapi dan ia memakai kacamata. Pengurus rumah juga kaget saat melihat Byung Do. Byung Do memberitahu mereka bahwa ia baru saja bertemu klien membicarakan proyek investasi tambang.

Shin Mi dan So Jung pergi ke supermarket. Shin Mi curhat mengenai hubungannya dengan Suk Bong. Tiba-tiba segerombolan preman menghadang mereka di luar supermarket. Shin Mi dan So Jung tampak ketakutan. Untunglah Suk Bong segera datang menolong mereka. Tapi ia kewalahan melawan beberapa preman itu. Dari jauh Mun Dae Myung melihat mereka. Ia mendekat. Shin Mi dan So Jung lega mereka mendapat bala bantuan. Tapi yang ada Mun Dae Myung hanya mengancam preman itu bahwa ia sudah lapor polisi. Jelas saja preman-preman marah dan mau menangkapnya. So Jung menarik Mun Dae Myung dan mengajak mereka kabur. Mereka berlari sambil bergandengan tangan.

Mereka sampai di penginapan dengan selamat. Mereka terlihat lelah dengan nafas tersengal-sengal. Pegawai yang lain heran melihat mereka berempat. Apalagi melihat tangan mereka yang masih bergandengan. Ketua Yoo bertanya. So Jung menjelaskan mereka baru saja di hadang preman. Ketua Yoo mengomentari bahwa yang dilihatnya tidak seperti itu. Shin Mi dan Suk Bong sadar posisi tangan mereka. Mereka segera melepaskan diri dan terlihat salah tingkah.

Mereka membuat acara api unggun. Suk Bong menghibur dengan memainkan gitar sambil bernyanyi. Setelah itu So Jung juga menyumbangkan suaranya dengan menyanyikan sebuah lagu.

Setelah acara api unggun mereka bersulang untuk kesuksesan peluncuran kartu Smart. Shin Mi segera mengambil gelas arak dari tangan Suk Bong saat yang lain sedang meneguk minuman masing-masing. Ia melarang Suk Bong minum.

Lalu mereka bermain putar botol.
Mun Dae Myung mendapat giliran pertama. So Jung antusias bertanya padanya. Ia bertanya apa ada orang yang disukainya sekarang ini. Ketua Yoo mencemooh dengan mengatakan bahwa Mun Dae Myung tak pernah terlihat berpacaran. Mun Dae Myung enggan menjawab. Ia memilih meneguk arak (padahal kan dia paling anti minum alkohol). So Jung mendapat giliran kedua. Ia senang dan bersiap-siap dengan pertanyaan dari Mun Dae Myung.
"Apa kuncir aneh di rambutmu itu kau yang buat?" tanya Mun Dae Myung. So Jung yang tak mengira mendapat pertanyaan konyol seperti itu cuma bisa melongo.

Kemudian botol itu memilih Suk Bong. Shin Mi mulai panik. Benar saja So Jung memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya mengenai hubungannya dengan Shin Mi.
"Choi Suk Bong, apa kau sekarang sedang berpacaran?"
Suk Bong melirik Shin Mi lalu menjawab iya.
Shin Mi benar-benar salah tingkah. Dan akhirnya ia mendapat giliran juga. Ia panik dan ketakutan.
"Lewat!" serunya lantang (mentang2 bos). Semua mencelanya.
Suk Bong mulai mengajukan pertanyaan. "Manager, apa kau menyukaiku?"
Shin Mi terlihat bingung dan malu. Ia memlilih untuk menerima hukuman dengan minum arak. Ia hendak meneguk arak itu, tapi gelasnya disambar Suk Bong yang langsung menggantikannya minum.

Shin Mi pergi keluar. Suk Bong menyusulnya. Ia mengandeng kelingking Shin Mi. Lalu ia menggoda Shin Mi dengan memanggilnya Soon Mi. Shin Mi ngambek. Suk Bong terus saja menggodanya malah menyanyikan lagu sindiran untuknya.
Ia mengejar Suk Bong yang semakin semangat menggodanya. Suk Bong berhenti di depan api unggun yang masih menyala. Ia kegerahan dan membuka resleting jaketnya. Shin Mi langsung menangkap tubuh Suk Bong.
"Tertangkap kau!" serunya. Lalu ia menjadi grogi dan melepaskan tangannya. Suk Bong menangkap tangannya. Dan menyuruhnya jangan melepaskan pelukan itu.
Suk Bong menaruh tangan Shin Mi di dadanya
"Apa kau mendengar itu? Kau tak mendengar detak jantungku. Shoon Mi-ku adalah milikku."
Suk Bong melepaskan pelukan Shin Mi. Ia menatap wajah Shin Mi. Mata Shin Mi berkaca-kaca. Suk Bong mengira Shin Mi terharu mendengar ucapannya.
"Apa sekarang kau ingin menangis, Shoon Mi ku?"
"Aku tak yakin ada hal yang menggembirakan seperti ini."
"Tutup matamu!" perintah Suk Bong
Shin Mi memejamkan matanya. Air mata keluarnya (baru kali ini liat Shin Mi nangis, biasanya dia selalu tegar). Suk Bong mengusap air mata di pipinya.
"Aku tak akan menciummu. Jadi kau jangan terlalu berharap," godanya.
Shin Mi menbuka matanya dan melepaskan diri dari Suk Bong.

Shi Mi duduk di depan api unggun. Suk Bong ikut duduk di sampingnya. Ia meraih tangan Shin Mi.
"Aku berterimakasih padamu," ucapnya. "Jika tak ada kau pasti aku tak akan setegar ini. Jika ayah adalah langit yang runtuh. Bagiku kau adalah satu harapaan yang menolongku. Terimakasih kau adalah alasanku terus hidup."
Suk Bong melepas kalungnya dan hendak memakaikannya pada Shin Mi, tapi Shin Mi merasa tak pantas untuk menerima kalung itu. Ia bangun dan menolak. Suk Bong heran melihat sikap Shin Mi dan bertanya padanya.
"Aku tak bisa memakainya." ucapnya. "Ayahku tak akan setuju kau melakukan ini."
"Apa yang kau katakan?" tanya Suk Bong.
"Ayahmu meninggalkan dunia ini. Kau tak bisa bertemu dengan ayahmu. Semua karena ayahku." beber Shin Mi.
Suk Bong kaget mendengar ucapan Shin Mi. Ia ikut bangun. Memegang bahu Shin Mi dan menatapnya tajam "Apa maksudmu?"


Sinopsis Becoming Billioner Episode 16


Suk kembali ke makam untuk menunggu Shin Mi. Ia kaget saat tahu Tae Hee ada disana. Presdir Lee Jong Heon juga shock melihat mereka berdua. Ia berteriak kesakitan sambil memegangi dadanya. Suk Bong langsung menghampirinya dan menolongnya. Ia melingakarkan tangan Presdir ke bahunya dan meminta Tae Hee untuk membantunya membawa Presdir pergi dari sana.

Suk Bong membawa mobil Presdir. Sedangkan Presdir duduk di kursi penumpang bersama Tae Hee. Ia melirik ke arah Tae Hee lalu memejamkan matanya. Disampingnya Tae Hee duduk dengan kaku. Ia masih shock setelah mendengar pengakuan dari Lee Jong Heon yang menjadi penyebab kematian dari Chul Min ayah Suk Bong.
Suk Bong melihat Tae Hee dari kaca spion dan bertanya padanya.
"Darimana kau tahu tempat itu?"
Tae Hee kaget dan salah tingkah. Ia beralasan mau mengembalikan baju Suk Bong yang tertinggal di rumah sakit saat Suk Bong pingsan. Ia baru sadar tasnya terjatuh di tempat pemakaman dan ia minta Suk Bong kembali ke sana. Suk Bong malah menghentikan mobilnya. Ia turun dan membuka pintu belakang. Ia menarik Tae Hee keluar dan memindahkannya ke sebuah taksi karena ia mau mengantar Presiden pulang. Tanpa sengaja kalung Tae Hee terjatuh. Mereka berdua tak ada yang menyadarinya.


Suk Bong mengantar Presiden pulang. Shin Mi berterimakasih padanya. Ia bertanya
apakah Suk Bong sudah berbicara dengan ayahnya. Suk Bong belum mau membahas masalah ini dan ia memilih untuk berpamitan pulang.





Sekretaris Yoon terkejut saat Tae Hee menceritakan apa yang ia ketahui tentang rahasia Lee Jong Heon. Tae Hee berniat memberitahu Suk Bong. Ia mencari HP-nya. Sekeretaris Yoon segera mencegahnya. Ia mengatakan jika Suk Bong tahu masalah ini, kemungkinan besar ia akan menjauh dari Shin Mi. Dan dikhawatirkan Woon Suk akan kembali mengejar Shin Mi. Tae Hee mengerti.



Sekretaris Yoon menanyakan kalung pemberian Woon Suk. Ia tak melihat Tae Hee memakainya. Yang ia tahu Tae Hee tak pernah melepas kalung itu. Tae Hee meraba lehernya. Kalungnya memang tak ada. Ia menjerit panik. Tadi pagi kalung itu masih dipakainya. Sekarang tiba-tiba menghilang dan Tae Hee tak tahu dimana ia menjatuhkannya.
Suk Bong sedang termenung di teras depan kamarnya sambil memandangi foto mendiang ibunya. Ayah Kang Woo menghampirinya dan menghiburnya setelah Suk Bong menceritakan bahwa ia baru saja dari makam ayahnya. 

Shin Mi menelepon Pengurus rumah. Ia meminta Pengurus rumah mengawasi Presdir dengan ketat. Ia tak mau kejadian kemarin terulang lagi. Pengurus rumah kesal saat Shin Mi menutup teleponnya padahal ia masih bicara. Di belakangnya Sekretaris Yoon sedang menunggunya. Sekretaris Yoo kesana untuk mengantar Tae Hee bertemu dengan Lee Jong Heon.

Lee Jong Heon memanggil Tae Hee datang. Ia membahas masalah kemarin. Ia memohon agar Tae Hee tak membocorkan rahasia itu dulu pada orang-orang sebelum dirinya yang berbicara.

Shin Mi sedang bekerja di kantornya. Saat hendak pulang ia menoleh ke meja Suk Bong yang masih kosong. Suk Bong belum masuk kerja. 

Woon Suk didatangi oleh ayahnya. Ia mempertanyakan persiapan pertunangan Woon Suk dengan Tae Hee. Ia juga mengingatkan agar Woon Suk lebih berhati-hati menjaga sikap pada Boo Kwi Ho karena berkat merger perusahaan mereka keadaan keuangan Frontier mulai stabil. Ketua Kang berpendapat jika Woon Suk menikahi Tae Hee posisi Frontier akan aman. Choo Young Dal berpamitan. Mulai sekarang ia mempercayakan masa depan Frontier pada Woon Suk.



Tae Hee pulang dari rumah Lee Jong Heon. Tae Hee berpikir mengapa Lee Jong Heon menyuruhnya tutup mulut. Kemudian ia teringat ayahnya. Dari dulu Oh Sung merupakan saingan bisnis Boo Ho. Tae Hee berniat memberitahu ayahnya.



Pagi-pagi Suk Bong sudah datang ke kantor. Ini hari pertamanya masuk kantor setelah mengambil cuti panjang. Ia tengah membersihkan meja kerjanya yang sudah lama ia tinggalkan.


Sementara Shin Mi di kamarnya masih tertidur. HPnya berbunyi. Ia meraih HP itu dimeja sebelah tempat tidurnya. Dengan malas Shin Mi mengangkat telepon itu. Setelah itu ia kembali meneruskan tidurnya. Tapi lagi-lagi bunyi HP mengganggunya. Diseberang telepon terdengar suara seseorang tengah bernyanyi. Shin Mi melihat layar HP-nya dan tersenyum saat tahu Suk Bong yang meneleponnya. Ia terpejam sambil tersenyum senang mendengar nyanyian Suk Bong.




Dalam perjalanan menuju kantor, Shin Mi mendendangkan lagu yang tadi dinyanyikan Suk Bong di dalam mobil. Ia terlihat ceria. So Jung di bangku setir senyum-senyum melihat tingkah bosnya yang sedang jatuh cinta.

Suk Bong meminta maaf pada Shin Mi dan semua staf Smart atas absennya ia kerja selama beberapa hari. Mun Dae Myung merasa keberatan jika Suk Bong hanya diberi peringatan. Ia menganggap absennya Suk Bong tak memiliki alasan yang kuat. Ia mengusulkan melakukan voting apakah Suk Bong layak diterima menjadi karyawan Smart lagi. Suk Bong menyetujui usulan ini. 



Ketua Yoo melaporkan hal ini pada Woon Suk. Ia dikagetkan dengan kemunculan So Jung yang datang menghampirinya dan mengatakan pemilihan suara akan dimulai. HP-nya hampir saja terjatuh saking kagetnya.



Semua staf menuliskan pilihannya di secarik kertas. So Jung kebagian mengumpulkan kertas suara itu. Ia juga yang membacakan isi kertas itu. Ketua Yoo yang menulis hasilnya di whiteboard. Suk Bong menunggu dengan was-was. Hasil sementara berimbang. Sampai kertas suara terakhir dibuka. So Jung mengambil kertas itu dan menunjukkan bahwa kertas itu kosong. Artinya keputusan apakah Suk Bong dipecat atau tidak belum jelas. Shin Mi mengambil keputusan bijak untuk mengulang voting suara lagi.





Sementara keputusan belum diambil Shin Mi menyuruh Suk Bong bekerja dengan rajin. Suk Bong mulai bekerja mengepel lantai, memfotokopi dan membantu pekerjaan rekan-rekannya.
Suk Bong tak sengaja melihat Ketua Yoo yang sedang mengamati bursa saham di komputernya. Ketua Yoo sepertinya berniat menginvestasikan uangnya dengan membeli saham. 


Suk Bong juga mendengar niatan Ketua Yoo yang sedang menelepon di dalam toilet. Ia mulai mencemaskannya (Suk Bong neh kadang terlalu ikut campur deh sama urusan orang). 

Di kamar Byung Do tengah sibuk dengan berkas-berkasnya. Suk Bong penasaran pada apa yang tengah dikerjakan Byung Do. Ia melihat berkas Byung Do yang berisi jual beli saham. Suk Bong menyangka Byung Do ingin membeli saham, tapi Byung Do bilang harga saham sedang tidak bagus. Suk Bong melihat berkas-berkas itu dan teringat Ketua Yoo.


Suk Bong menemui Ketua Yoo untuk memperigatkannya. Ia juga memberikan hasil laporannya padanya. Sayangnya Ketua Yoo tak mempercayai ucapannya. Ia malah pergi meninggalkan Suk Bong.


So Jung mencegat Mun Dae Myung. Ia memberikannya sekotak susu segar (kayaknya So Jung mulai suka neh). Mun Dae Myung meminum susu itu setelah memastikan bahwa susu itu masih fresh. Kemudian So Jung mengatakan bahwa Suk Bong itu sebenarnya orang yang baik hati (maksud terselubung kayaknya).


Suk Bong mendekati meja Ketua Yoo dan mematikan saklar penghubung listirk pada komputernya. Ketua Yoo yang akan melakukan transaksi pembelian saham marah besar. Ia mengomeli Suk Bong yang dianggapnya telah merugikannya.
Shin Mi keluar dan melihat keributan itu. Suk Bong kembali ke mejanya dan mendapat SMS dari Shin Mi yang mengajaknya makan siang.



Di toilet Ketua Yoo mendapat telepon yang mengabarkan saham yang hendak dibelinya anjlok dipasaran. Mun  Dae Myung kebetulan sedang ada disana dan mendengar percakapan itu. Ia mengingatkan Ketua Yoo semua ini berkat Suk Bong.

Shin Mi menunggu Suk Bong untuk makan siang, tapi yang datang malah So Jung yang memberitahunya bahwa Suk Bong tak akan datang karena tengah menghadap Presdir Lee. So Jung penasaran apakah Shin Mi sekarang tengah berpacaran dengan Suk Bong. Shin Mi enggan menjawab pertanyaan So Jung.

Suk Bong datang menemui Presdir Lee di rumahnya. Ia masih menanyakan masalah ayahnya pada Presdir Lee. 


HP Suk Bong berbunyi dan Presdir mempersilahkan Suk Bong mengangkat HP-nya. Telepon itu dari So Jung. Saat Suk Bong menyebut nama putrinya Presdir menoleh ke arah Suk Bong dengan kaget. 


Woon Suk mengajak Tae Hee ke toko perhiasan untuk menggantikan kalung Tae Hee yang hilang. Tae Hee menunduk sepanjang jalan dengan digandeng oleh Woon Suk. Ia terlihat malu pada Woon Suk. Tapi langsung berubah senang saat Woon Suk juga membelikannya cincin dan anting-anting.

Seusai makan siang, So Jung masih saja bertanya pada Shin Mi. Shin Mi kesal. So Jung malah mengajaknya bertanya ke peramal apakah ia dan Suk Bong berjodoh.
So Jung membawa Shin Mi ke peramal (hari gini masih percaya aja). Peramalnya agak aneh. Shin Mi juga sebenarnya kurang percaya dan terlihat enggan.

Di luar toko Woon Suk meminta Tae Hee menunggunya sebentar karena ia harus mengambil mobil. Tiba-tiba Tae Hee melihat Shin Mi dan So Jung baru saja keluar dari tempat jasa peramal. Karena penasaran Tae Hee masuk kesana menemui peramal itu dan menanyakan apa yang dilakukan Shin Mi disana. Peramal itu tak mau memberitahu. Tae Hee memberinya uang agar ia buka suara. 
Tae Hee segera pergi ketika Woon Suk meneleponnya. 



Voting kedua dimulai. Semua kembali memberikan suaranya. Hasil akhirnya menyatakan bahwa Suk Bong diterima lagi menjadi karyawan Smart. Suk Bong lega dengan keputusan itu. Shin Mi juga diam-diam merasa senang. Suk Bong berterimakasih pada seluruh rekan kerjanya. 


Woon Suk menerima laporan bahwa Suk Bong telah diterima kembali bekerja di Smart. Ia terlihat tak menyukai kabar ini. Ia meminta Kepala Kang terus memantau perkembangan hubungan Shin Mi dan Suk Bong. 


Suk Bong berdiskusi dengan Mun Dae Myung mengenai kelanjutan proyek kartu mereka. Suk Bong ingin menggabungkan kartu Echo Fashion dan kartu Win-Win yang kemarin dianggap gagal. Mun Dae Myung setuju dengan ide Suk Bong.
So Jung masuk dengan membawa makanan. Suk Bong berpamitan pulang. So Jung mengatakan Shin Mi juga akan pulang. Suk Bong menawarkan diri menjadi supir menggantikan So Jung. 
So Jung senang ditinggal berduaan dengan Mu Dae Myung. 



Shin Mi keluar dari kantornya. Ia naik ke mobilnya tanpa tahu Suk Bong yang membawa mobilnya. Di dalam mobil ia kaget saat melihat Suk Bong yang mengendarai mobilnya. Shin Mi minta berhenti. Suk Bong menghentikan mobilnya. Ia turun lalu pindah ke kursi belakang. Shin Mi hendak turun, tapi dicegah Suk Bong yang langsung memegangi tangannya. Suk Bong tahu Shin Mi kesal padanya karena tak menceritakan apa yang dibicarakannya dengan Presdir. Suk Bong ingin memberitahunya tetapi setelah mereka pergi bermain.   


Sung Na Young diundang ke rumah Boo Kwi Ho. Direktur Boo mengundang Na Young kesana atas permintaan Tae Kyung putranya.
"Untuk apa aku diundang kesini?" tanya Na Young.
Direktur Boo menoleh ke arah putranya. "Sekarang dia sudah ada disini. Kau bicara langsung saja padanya?" ucapnya. 


Tae Kyung yang duduk disebelah Na Young agak grogi (hehe...). Ia menatap Na Young.
"Setiap aku membuka buku kau selalu ada di depanku. Aku harap kau jangan muncul lagi!" ucap Tae Kyung. Direktur Boo dan Sekretaris Yoon tak bisa menahan tawa mendengar ucapan jujur Tae Kyung.
Na Young bertanya pada Direktur Boo mengapa anaknya bicara sembarangan dan seperti orang bodoh. Ia juga menambahkan Tae Kyung seperti Direktur Boo. 
"Ini karena kau menyukaiku, kan? Kau jatuh cinta padaku pada pandangan pertama, ya?" ucap Na Young pede (wkwkwk, nie anak polos banget).
Tae Kyung masih bingung. Ia malah menanyakan pada ayahnya apa benar bahwa dirinya menyukai Na Young. Direktur Boo cuma tersenyum. Lalu Na Young minta dipertemukan dengan ayahnya. Direktur Boo menyuruh Sekretaris Yoon mengantarnya kesana, namun Sekretaris Yoo melaporkan bahwa ayah  Na Young sudah kabur lagi dan sekarang tak diketahui keberadaannya. Mendengar itu Na Young langsung menangis. Direktur Boo mencoba menenangkan Na Young dengan bertanya apa yang diinginkannya. Na Young bilang ingin pergi ke taman hiburan. Secara kebetulan Tae Hee datang. Tae Hee kaget saat melihat Na Young dirumahnya. Ia masih kesal pada gadis cilik itu.  Lalu Direktur Boo menyuruh Tae Hee menemani Na Young pergi ke taman hiburan.

Suk Bong mengajak Shin Mi ke taman hiburan. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan. Shin Mi mengajak Suk Bong duduk dan kembali membicarakan masalah dengan ayahnya. Akhirnya Suk Bong menceritakan semuanya pada Shin Mi. 
Shin Mi tak mau memikirkan hal yang macam-macam. Ia mengajak Suk Bong menikmati permainan disana.  


Tae Hee juga sudah sampai di taman hiburan. Sekretaris Yoon membelikan tiket untuk mereka. Tae Hee kaget saat tahu Sekretaris Yoon hanya membeli tiga buah tiket. Sebelum mendapat dampratan dari Tae Hee, Sekretaris Yoon langsung kabur diiringi dengan teriakan dari Tae Hee. Tae Kyung dan Na Young segera menarik Tae Hee masuk.
Shin Mi dan Suk Bong menikmati kencan mereka dengan mencoba semua permainan di taman hiburan. Mereka tampak gembira saat naik bom-bom car dan saling menabrakkan mobil dengan tertawa lepas. Lalu dilanjut dengan berlomba memukul gendang.


Sekretaris Yoon ternyata ada kencan dengan Pengurus rumah. Mereka makan di sebuah restoran daging yang mahal. Pengurus rumah mendapat telepon dari Byung Do. Sekretaris Yoon malah menyuruh Pengurus rumah untuk mengundang Byung Do makan bersama mereka.

Shin Mi dan Suk Bong kecapaian. Suk Bong mengambil saputangannya dan mengelap keringat Shin Mi. Shin Mi senang dan ingin membeli es krim untuk mereka berdua. Lalu ia pergi mencari penjual es krim. Suk Bong tersenyum. Ia mengatakan bisa tertawa dalam kondisi seperti ini karena ada Shin Mi.
Tae Hee kewalahan menjaga dua orang anak itu. Mereka berlarian disana. Tanpa sengaja Na Young menabrak Suk Bong yang tengah menunggu Shin Mi. Tae Hee kaget sekaligus senang bisa bertemu Suk Bong disana. Ia mengajak Suk Bong bergabung.

Shin Mi datang membawa es krim. Tae Hee kaget saat melihat kehadirannya. 
"Apa kalian berkencan?" tanyanya.
"Iya," jawab Suk Bong. Lalu ia merangkul pundak Shin Mi dan pergi dari sana. Tae Hee makin shock melihat keakraban mereka. 
"Suk Bong galak...!" panggilnya. 
Shin Mi menoleh. Ia kembali menghampiri Tae Hee dan mengomelinya karena menyebut nama orang sembarangan. Suk Bong cuma tertawa melihat pertengkaran dua wanita itu.

Shin Mi memakaikan bando mickey pada Suk Bong. Suk Bong juga melakukan hal yang sama pada Shin Mi. Mereka tertawa bersama. Tae Hee mengikuti mereka dan ikut-ikutan membeli bando seperti mereka. Ia tak mau kalah dengan memakai bando kelinci.

Shin Mi dan Suk Bong berfoto dengan badut. Tae Hee masih mengikuti mereka dan memaksa anak-anak berfoto bersama. Kasihan anak-anak nggak bisa menikmati hiburan disana, hanya mengikuti Tae Hee yang terus-terusan membuntuti Shin Mi dan Suk Bong.

Shin Mi dan Suk Bong naik kora-kora. Mereka terlihat sangat senang. Sementara Tae Hee didepan mereka tengah menjerit ketakutan. 
Setelah naik kora-kora, mereka mengantri untuk naik perahu. Suk Bong melepas jasnya dan memakaikannya pada Shin Mi. Shin Mi mulai kesal pada Tae Hee yang selalu mengikuti mereka.
"Untuk apa kau mengikuti kami terus?" serunya pada Tae Hee.
"Kau bicara padaku?" tanya Tae Hee.
"Lalu aku bicara dengan siapa lagi," Shin Mi benar-benar kesal.
"Memangnya siapa yang mengikutimu. Aku kesini karena anak-anak ingin naik perahu."
"Bohong. Kami tidak mau kesini. Tapi dia yang memaksa kami kesini," seru Na Young tiba-tiba.
Tae Hee kesal pada bocah itu.
Saat giliran Shin Mi dan Suk Bong naik perahu. Tae Hee menyerobot Shin Mi duluan dan naik bersama Suk Bong yang sudah duduk di dalam perahu. Tae Hee mengejek Shin Mi saat perahu mulai jalan. Suk Bong panik dan memanggil Shin Mi yang hanya bisa memasang wajah geram. Na Young mengomentari Tae Hee yang kelihatan menyukai Suk Bong. 

Tae Hee turun dari perahu dengan kepayahan. Ia mual dan ingin muntah. Suk Bong melihat pajangan foto-foto yang tadi diambil saat perahu berada di terowongan. Ia tertawa melihat fotonya dan Tae Hee ada disana. Posisinya ia sedang menutup telinga sementara Tae Hee menjerit sangat keras (bwahaha...gak kebayang deh gimana waktu didalam tadi)



Tae Hee benar-benar mual. Ia memluk tiang dan muntah-muntah. Suk Bong membantunya dengan menepuk-nepuk punggungnya.  Tae Hee tertegun memandangi wajah Suk Bong.
HP Suk Bong bunyi. Shin Mi menunggu mereka di pintu luar. Tae Hee langsung mencegah saat Suk Bong hendak pergi. Ia minta Suk Bong menemaninya naik kereta gantung.


Mereka duduk diatas kereta gantung. Tae Hee terlihat salah tingkah. Ia kaget saat HP-nya bunyi. Woon Suk meneleponnya. Tae Hee melarang Woon Suk yang hendak menyusulnya ke taman hiburan.

Tiba-tiba Suk Bong mendekat ke arah Tae Hee. Ia menunjuk pemandangan diluar yang terlihat indah dari atas kereta. Tae Hee makin salah tingkah. Ia bahkan mulai sesak nafas. Suk Bong heran melihatnya dan mengira Tae Hee fobia ketinggian. Tae Hee terus saja memegangi dadanya yang bergetar hebat (Tae Hee bener2 udah suka sama Suk Bong)



Mereka turun dari kereta gantung dan mencari Shin Mi. Tae Hee menutupi wajahnya dari Suk Bong. Ia takut tak bisa mengendalikan perasaannya lagi. Shin Mi benar-benar kesal pada Tae Hee. Suk Bong ditarik pergi oleh Na Young dan Tae Kyung meninggalkan Shin Mi dan Tae Hee berduaan.


Shin Mi mengingatkan Tae Hee agar jangan mengganggu hubungannya dengan Suk Bong. Lalu ia pergi, tapi Tae Hee meneriakinya. Shin Mi semakin kesal dan kembali pada Tae Hee.

Tae Hee mengancam bahwa ia tahu rahasia mengenai ayahnya. Shin Mi menganggap dirinya omong kosong.
"Jika Suk Bong tahu yang dilakukan ayahnmu apakah dia masih mau benmain denganmu?" ucap Tae Hee. "Jika ia tahu ayahmu yang membuat ayahnya celaka apa ia masih mau bersamamu. Kau tahu ayahmu adalah pembunuh ayah Suk Bong." Tae Hee kelepasan bicara.
Shin Mi kaget mendengar hal ini. Ia menampar pipi Tae Hee yang menurutnya bicara keterlaluan. Tae Hee terkejut. Ia memegangi pipinya dan mulai menangis. Seumur hidupnya ia belum pernah dipukul oleh orang lain bahkan oleh ayahnya sendiri. Ia nerteriak pada Shin Mi.

Shin Mi masih dikuasai emosi. Ia hendak melayangkan tamparan lagi di pipi Tae Hee, tapi sebuah tangan menghalanginya.
"Jangan menyentuh wanitaku!" Woon Suk datang memegang tangan Shin Mi. Shin Mi dan Tae Hee terkejut melihat kedatangan Woon Suk. Ia menatap Shin Mi dengan dingin.


Tiba-tiba Suk Bong datang. Ia melepaskan cengkraman tangan Woon Suk pada Shin Mi.
"Kau yang seharusnya jangan menyentuh wanitaku!" ucapnya.
Lalu ia mendekati Shin Mi yang tampak shock. "Kau tak apa-apa?" 
Shin Mi diam saja. Ia hanya memandangi wajah Suk Bong dan terlalu shock setelah mengetahui bahwa ayahnya adalah seorang pembunuh.